Abatasa - Belajar Bersama

Belajar Pemograman Dengan Metode Nyemplung, Bisakah?

pada Selasa, 05 Februari 2013 20:58 WIB

Bagi sebagian orang belajar pemrograman merupakan hal yang paling menyebalkan dan juga membosankan, biasanya hal itu muncul ketika mereka merasa belum mendapatkan efek dari belajarnya alias sebuah kemampuan. Belajar pemrograman menurut saya bisa dilakukan dengan dua cara yaitu cara formal dan non formal atau dicemplungkan kedalam jurang pemograman. Lho kok dicemplungkan?

Ada pepatah mengatakan, bisa karena biasa dan ada juga pepatah yang mengatakan bisa karena terpaksa. Kita masih ingat bagaimana cerita seseorang yang bisa langsung berenang karena takut tenggelam, bagaiman orang bisa lari dengan cepat karena ada anjing dibelakangnya dan cerita bagaimana seseorang bisa membuat sebuah software karena dikejar skripsi.. haha..kisah itu sepertinya ada gunannya juga buat kita.

Metode belajar pemrograman umumnya memang dijalankan dengan metode yang teratur. Mulai dengan memperkenalkan algoritma pemogramannya hingga menulis sebuahsourcecoce. Misalnya bagi programmer PHP, biasanya dimulai dengan belajar algoritmanya kemudian menuliskan hello word hingga membuat sebuah aplikasi yang memang bisa digunakan. Belajar model seperti ini menurut saya sangat bagus karena akan membentuk seorang programmer yang rapih dalam menuliskan program dan cerdas dalam memetakan sebuah proses bisnis kedalam sebuah alur aplikasi. Hanya saja menurut saya metode seperti ini membutuhkan waktu yang cukup lama, dan biasanya hanya dapat dilakukan di sekolah ataupun universitas formal.

Sekarang kasusnya begini, suatu saat perusahaan membutuhkan sebuah aplikasi berbasis web misalkan, dan tidak ada orang lain yang mempunyai kesempatan untuk membuatnya kecuali kita. sedangkan kita hanya mempunyai sedikit sekali kemampuan programming. Tentu butuh waktu cepat yang diberikan atasan kita untuk mempelajari sebuah bahasa pemograman. Disinilah metode dicemplungkan dijalankan, kita terpaksa harus nyemplung ke dunia pemrogramandengan sangat terpaksa.

Pepatah kedua, kalau nasi sudah menjadi bubur jangan ditangisi, tapi kasih pernik-perniknya seperti ati ampela, kacang, seledri dan yang lainnya supaya menjadi bubur special ati ampela..hemm..jadi lapar... pepatah itu pas sekali untuk orang yang terlanjur tercebur ke dunia pemograman, butuh cepat bisa tetapi bingung memulai dari mana. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan metode mundur dimana kita tidak belajar secara terstruktur dari algoritmanya tetapi kita akan membongkar sebuah aplikasi, kemudian kita kotak-katik aplikasi itu...pelajari baris demi baris... cara selanjutnya adalah kita buat satu modul saja yang kita inginkan dengan meniru dari kode sumber yang ada. Pengalaman saya menunjukan belajar ini lebih cepat menghasilkan sebuah produk walaupun tetap membutuhkan waktu lama untuk menjadi teratur. Setidaknya untuk kejar tayang seperti skripsi kita bisa handle. 

Setelah kita lama berkecimpung dalam kodesumber yang kita bongkar, secara tidak sadar sebetulnya kita mempunyai kemampuan untuk membuat yang serupa, atau bahkan lebih bagus dari yang sebelumnya. Tidak percaya? silahkan dicoba

@adisumaryadi, Penulis adalah praktisi Pemerhati dan Praktisi Internet dan IT

#