Pada hari Minggu (21/1), hujan abu vulkanik turun di wilayah Boyolali dan Kraten, Jawa Tengah, menyusul letusan Gunung Merapi.
Pelaksana Tugas Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Boyolari, Suratno, menjelaskan bahwa hujan abu vulkanik tersebut merupakan dampak dari awan panas Gunung Merapi yang menerjang tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Sepogo, Musuk, Tamansari, Boyolali Kota, Teras, Mojosongo, dan Sambi, sekitar pukul 14.30 WIB. Efek hujan abu hanya berlangsung sebentar, namun segera menghilang setelah hujan deras di daerah tersebut.
Suratno menyatakan bahwa Kecamatan Sero yang paling dekat dengan puncak Gunung Merapi tidak mengalami hujan abu, karena hujan turun dari pagi hingga sore hari.
BPBD terus memantau perkembangan Gunung Merapi dengan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta.
Wakil Camat Sepogo Dwi Sundarto mengkonfirmasi bahwa ada dua kali hujan abu tipis di wilayahnya. Salah satunya terjadi di Desa Jelok sekitar pukul 08.45 WIB dan yang kedua sekitar pukul 14.30 WIB. Namun, hujan abu tersebut tidak berlangsung lama dan tidak mempengaruhi aktivitas warga setempat, demikian laporan Antara dan CNN Indonesia.
Kepala Desa Juraka, Kecamatan Sero, Kabupaten Boyolali, Tumal, mengatakan bahwa desanya tidak mengalami hujan abu, hanya hujan air pada pagi dan sore hari.
Banyak daerah di Kecamatan Kraten yang juga terkena dampak hujan abu akibat letusan Gunung Merapi pada hari Minggu sore. Ada awan panas vulkanik ke arah barat daya, tetapi angin mengarah ke timur, sehingga banyak daerah di Kabupaten Kraten yang terkena dampak abu vulkanik, tetapi tidak sampai tingkat yang signifikan.
BPBD Kabupaten Klaten melakukan koordinasi, pemantauan, dan menghimbau warga setempat untuk tetap tenang. Namun demikian, kesiapsiagaan dan kewaspadaan semua relawan dan pemangku kepentingan tetap diperlukan.
(Foto/ilustrasi letusan Gunung Merapi/CNN Indonesia)
.