Abatasa - Belajar Bersama

Keterampilan Spiritual Ada Sejak Lahir

pada Minggu, 29 Januari 2012 00:00 WIB

Kepintaran spiritual sudah ada sejak seseorang dilahirkan. Namun, kepintaran ini kualitasnya dapat naik dan turun. Maka kepintaran ini harus terus ditumbuhkan, dengan melihat keterampilan-keterampilan yang menjadi bagian kepintaran ini. Apa sajakah?

TITIK TUHAN

Tahukah Anda, bahwa kepintaran spiritual sudah ada sejak seseorang dilahirkan? Oleh karena itu sesungguhnya kepintaran ini dapat dikembangkan. Menurut para ahli saraf otak manusia memang sudah dirancang untuk demikian.

Penelitian yang dilakukan William D. Singer, MD tahun 1990-an menunjukkan bahwa ada proses saraf dalam otak yang dikhususkan untuk menyatukan dan memberi arti terhadap pengalaman-pengalaman yang dilalui seseorang. Proses itu ‘mengikat’ pengalaman-pengalaman seseorang menjadi satu kesatuan.

Penelitian Singer ini memberi petunjuk pertama mengenai adanya jenis ketiga pemikiran. Yakni ‘unitive thinking. ’ Sebelum Singer, hanya diketahui dua bentuk organisasi saraf otak, yakni IQ. Yang ini menghubungkan saraf-saraf secara serial dan membuat otak mau mengikuti aturan, untuk berpikir logis, rasional, dan sistematis. Bentuk organisasi kedua adalah EQ. Yakni saluran saraf yang dikendalikan oleh emosi atau kebiasaan yang kita bangun.

Saraf-saraf dimana ‘unitive thinking’ itu bersemayam, dikenal dengan sebutan ‘Titik Tuhan’ (God Spot). Meski menyebut kata Tuhan, kelompok saraf ini ini tak ada kaitannya dengan hal-hal yang bersifat keagamaan. ‘Titik Tuhan’ ini untuk menunjukkan bahwa otak manusia sensitif terhadap makna dan nilai-nilai yang dalam.

Titik Tuhan dalam otak manusia merupakan pusat spiritual yang sudah dimiliki manusia sejak lahir dan terletak di antara jalinan- jalinan saraf dalam temporal lobe-cuping di sekitar daerah kening di otak.

Pada scan yang dilakukan dengan menggunakan emisi positron, area ini bersinar ketika subyek penelitian (relawan) diekspos ke diskusi topik-topik mengenai makna spiritual ataupun keagamaan.

Tapi jika membicarakan tentang aturan-aturan dalam agama tanpa membicarakan maknanya, ‘Titik Tuhan’ itu tidak bersinar. Nah, Anda pun bisa ‘memantik’ titik itu di kepala anak-anak Anda. Bila ini Anda biasakan, mereka akan lebih pintar dalam bidang spiritual-hati nurani maupun agama.

JADILAH ORANGTUA SPIRITUAL

Adanya "Titik Tuhan" dalam otak manusia, membuat orangtua dapat mengembangkan kepintaran spiritual si kecil. Anda bahkan dapat memulainya sejak awai kehidupan (dalam kandungan).

Setelah lahir, kenalkan anak dengan keberadaan Tuhan melalui berbagai ciptaannya. Selanjutnya, ajaklah mereka untuk merasakan pengalaman batin yang bersifat spiritual. Anda takkan mengira efeknya, kelak si kecil akan lebih tahan banting ketimbang Anda.

Anda dapat mengenalkan keberadaan Tuhan dengan perantara alat atau cara yang dapat merangsang otak janin. Anda dapat memilih, alunan musik, lantunan ayat-ayat suci, pembacaan cerita-cerita yang punya makna spiritual, dan sebagainya. Latih juga mereka untuk mempelajari elemen-elemen dasar kepintaran spiritual saat mengeksplorasi dunia imajinasi. Misalnya, ajak anak memahami makna simbolik saat Anda mendongeng atau bercerita.

Ketahuilah, dalam menumbuhkan kepintaran ini anak akan melontarkan banyak pertanyaan, pendapat, dan imajinasi yang harus disikapi dengan bijak. Kepintaran spiritual hanya dapat diperoleh anak di lingkungan yang sarat dengan cinta, kepedulian dan kehangatan.

Jiwa anak-anak, tambah Prof. DR. Komarudin Hidayat, intuitif dan terbuka secara alami, maka orangtua dan guru hendaknya selalu memelihara dan memupuk spiritualitas anak. "Caranya, melalui perkataan, tindakan, dan perhatian pada indahnya alam.

Pada matahari terbit, pada awan yang berarak-arakan, pada langit biru, atau pada burung terbang. Bawalah anak-anak memperhatikan perilaku alam yang akan mengundang ketakjuban anak terhadap keindahan alam. Di mana ada ketakjuban, di sana ada spiritualitas," kata Komaruddin dalam seminar "Meningkatkan Kecerdasan Anak."

Anak-anak memiliki hati polos dan bening. Segala yang tampak biasa akan menjadi indah dan mengundang ketakjuban, jika dilihat dengan hati yang bening dan sikap santun, serta cinta pada alam dan kehidupan. Dengan merawat spiritualitas anak, orangtua akan membantu mereka menatap dan mendesain masa depan dengan tatapan yang bening, optimis, dan yakin.

 

Disadur dari buku Pintar Spiritual - editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals

#