Membuat Anak Tidak Pelupa

Senin, 28 November 2011 00:00 WIB | 18.069 kali
Membuat Anak Tidak Pelupa Sebenarnya, hampir tiap anak punya ingatan yang amat baik. Karenanya, bila anak Anda sering lupa pada hal-hal yang sepele, mungkin ada alasan di balik itu. Misalnya, anak yang se­ring lupa tugas-tugasnya, ternyata punya orang tua yang terlalu ketat mengontrol tingkah lakunya. Sebaliknya, anak juga bisa jadi pelupa karena orang tua yang terlalu permisif. Serba boleh, tak pernah melarang. Ada pula anak-anak yang "sudah dari sananya" pelupa kelas berat, alias linglung. Mereka nantinya, atas kemauan sendiri, bisa saja menjadi "profesor linglung" atau "seniman linglung". Anak- anak ini seolah tidak pernah melihat dunia secara logis, linier, dan tahap demi tahap.

Kebanyakan orang tua agaknya tidak ingin menjadikan anaknya jenius atau punya kreativitas artistik gemilang dengan membiarkan mereka lupa yang lainnya. Karena setiap anak nan­tinya -termasuk Mozart abad ke-21 sekalipun- harus memiliki fungsi dalam dunia nyata, mereka pun tetap harus ingat gosok gigi, mandi, ganti pakaian, tidak menanggalkan sepatu di tengah jalan, dan sebagainya.

Terlepas berat tidaknya "penyakit lupa" si kecil, berikut ini langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk meningkatkan daya ingatnya.

1.   Hari-hari Terjadwal

Tidak perlu mengubah rumah Anda menjadi "kamp militer" atau terus-menerus menempel jadwal harian di pintu kamar anak. Cukup dengan menyediakan makanan pada waktu yang teratur, menyuruh anak pergi tidur pada waktu yang sama tiap malam, dan memastikan pekerjaan rumah atau tugas sekolabnya dilakukan pada waktu yang sama tiap sore dan malam hari. Jika seti­ap hari dijadwal dengan baik, kebanyakan anak akan mampu berkonsentrasi pada pernik-pernik kehidupan mereka -kunci rumah, sepatu, sepeda, dan pita rambut- yang sering salah tempat dan dilupakan.

2.   Isyarat Visual

Anak yang masih sangat kecil belum punya gagasan bahwa mereka butuh mengingat sesuatu. Yang mereka tahu hanyalah melakukan sesuatu. Nah, cobalah tempatkan isyarat-isyarat visu­al pada "jalur" pergerakan mereka sehari-hari. Ini bisa memancing mereka mengingat sesuatu. Dengan demikian, peluang mereka untuk tidak lupa sangat besar. Misalnya si kecil selalu lupa mem­bawa tas sekolahnya. Bila Anda ingin ia tidak lupa lagi, gantunglah tas itu di belakang pintu keluar rumah. Setiap akan pergi sekolah ia bisa melihatnya. Jangan pindahkan tas itu untuk beber­apa lama sampai kegiatan ini dilakukan secara teratur. Pada akhirnya, ini akan jadi kebiasaan yang mendarah daging.

3.   Penghargaan

Sekali anak ingat membawa tasnya, kunci lemari, atau apa saja yang Anda pesan untuk tidak dilupakan, pujilah. Biarkan ia tahu, Anda merasa senang. Ucapan, "Wah, kamu ingat!" disertai tepukan hangat dan senyuman lebar jauh lebih efektif untuk mempertahankan daya ingatnya ketimbang puluhan peringatan yang diteriakkan ke telinga yang tuli. Bila Anda mencintai si kecil dan memintanya melakukan sesuatu sesuai usia mereka, anak akan melakukan apa saja yang mereka mampu buat menye­nangkan Anda. Anak senantiasa butuh perhatian. Bila mereka bisa mendapatkannya dengan mengingat sesuatu, mereka akan lebih senang mengingat-ingat.

4.   Buang "Muatan" Negatif

Anak-anak lebih senang mengingat sesuatu jika dikemas dalam suara yang lembut dan positif. Hal-hal yang membuat senang akan mereka ingat. Sebaliknya hal-hal yang menyebalkan, dilupakan. Bila Anda menyuruh si kecil tidur sambil marah- marah, ia mungkin tidak bisa mencerna kata-kata Anda. Yang ia dengar cuma kemarahan dan nada kebencian. Mungkin ia juga dihantui pikiran bahwa Anda tidak menyukainya. Jadi jelaslah, bila ada .hal penting dan tidak boleh dilupakan anak, tegaskan saja. Jika ada yang serius, katakan dengan serius pula. Tapi, ja­ngan menakut-nakuti anak dengan "gaya serius" ini. Misalnya, "Hei, kalau lupa menyimpan kunci rumah, kamu nggak bisa ma­suk. Terus, penculik akan bawa kamu pergi!" Anak hanya akan mengingat bahwa penculik akan membawanya.

5.   Latihan Mengingat

Latihan juga amat penting. Misalnya, ajak si kecil keluar rumah dan tunjukkanlah padanya kunci pintu dan keset yang ada di depan pintu. Perlihatkan bagaimana Anda menyimpan kunci di bawah keset. Lalu suruhlah ia berlatih: ambil kunci di bawah keset, buka pintu, dan mengembalikan lagi kunci ke bawah keset. Jangan lupa memberi pujian bila anak sukses menyelesaikan tugasnya. Latihan semacam ini akan menumbuhkan kepekaan untuk mengingat. •

 

Disadur dari buku Mengendalikan Si Kecil - editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Potensi "Anak Nakal"
Senin, 31 Oktober 2016 09:49 WIB
Telepon Aku dong, please
Senin, 19 Januari 2015 12:19 WIB
Bermain, Apa dan Mengapa?
Senin, 19 Januari 2015 05:23 WIB