Hadiah Tulus

Jum'at, 04 November 2011 00:00 WIB | 5.241 kali
Hadiah Tulus Ketika memasuki bulan November, marilah kita ambil napas dalam-dalam, tuangkan secangkir teh panas, dan sisihkan waktu sejenak untuk membayangkan liburan akhir tahun dan kemeriahan yang akan datang.

Apakah Anda merasakan tenggorokan Anda mengencang dan tangan Anda gemetar saat memikirkan hal-hal tentang belanja, memasak, menyusun rencana, jalan-jalan, membungkus hadiah, berkunjung, menanti-nanti, menyusun jadwal? Teguk lagi teh Anda dan bersumpahlah bahwa liburan tahun irii pasti berbeda. Mengapa? Sebab Anda sedang membuat langkah awai sekarang. Anda dan keluarga Anda mempunyai piiihan dan hari ini Anda dapat memilih bagaimana Anda akan mengisi kalender Anda untuk minggu-minggu yang akan datang.

Jadwalkan hari-hari saat keluarga Anda dapat berkumpul bersama. Putuskan aktivitas apa yang mempunyai arti bagi Anda pada masa lalu dan masukkan itu ke dalam rencana Anda. Pikirkan tentang hadiah mulai sekarang, daripada menunggu sampai saat terakhir. Memberi hadiah tidak harus menjadikan Anda dililit utang atau menyita banyak waktu. Dengan menyusun rencana sejak dini, Anda dapat membuat hadiah yang lebih berarti daripada, pada saat terakhir, dengan lintang- pukang Anda membeli mainan plastik yang nantinya hanya akan menyesaki rumah. Sisihkan waktu untuk memikirkan orang yang akan Anda beri hadiah, maka wal^tu pemberian hadiah yang berarti pun mulailah.

Adakah hadiah yang Anda terima pada masa kanak-kanak yang masih Anda simpan sampai sekarang? Kakek saya memberi saya sebagian dari buku-buku yang telah dibacanya mengenai pelayaran ketika saya berusia sebelas tahun. Saya sangat suka berlayar dan terharu sekali bahwa dia bersedia memberikan buku-bukunya yang sangat berharga. Saya merasa benar-benar dewasa dan penting sebab minat saya dihormati.

Seorang teman saya menghabiskan wakl.u berjam-jam di toko setempat memilih aneka baju berwarna-warni, topi, dan sepatu untuk mengisi kotak-dandan bagi putrinya yang berusia enam tahun. Dia meminta teman-teman dan keluarga untuk menyortir

perhiasan imitasi mereka dan memberikan kepada sang anak barang-barangyangsudah tidak mereka pakai, dan dia bahkan mendatangi satu-dua toko obral. Ibu yang sibukini menggunakan lem dan menempelkan bahan pengilat serta permata dari plastik pada peti karton besar, yang menjadi hadiah Natal a j a i b bagi putrinya. Putrinya benar-benar terpesona saat menerimanya.

Bagaimana dengan memberikan kepada anak Anda sesuatu yang sangat berarti bagi Anda? Foto nenek Anda dalam bingkai baru dengan tulisan tertempel di bagian belakangyang berbunyi, "Kamu sangat mirip dengan nenek-buyutmu. Ibu ingin, kamu menyimpan fotonya ini untuk mengingatkanmu pada akarmu yang kuat."

Ketika putri saya berusia delapan tahun, saya memberi dia sebuah kotakkecil berbentuk hati dengan banyak kertas lipat di dalamnya. Pada bagian luar kotak tertulis: "Elizabeth tercinta, ini adalah Kotak Ide untuk digunakan paoa saat kamu bengong, tidak melakukan apa-apa. Bukalah kotak dan ambil satu atau dua ide yang tertulis di sana. Akan ada mukjizat, percayalah-selalu penuh dengan catatan yang Ibu tulis untukmu."

Dia sangat menyukai kotak ini dan sering membukanya untuk menggugah imajinasinya. Beberapa gagasan yang diketik pada lipatan kertas tersebut adalah:
  • Keluarkan semua instrumen musik dan rekamlah sound effects yang bagus.
  • Ciptakan sendiri desain peralatan tulis-menulismu pada komputer.
  • Gambarlah strip kartun dengan menggunakan dua karakter yang sangat berbeda. Yang satu berbintik-bintik dan berambut kribo, yang satu lagi berkulit bersih dan suka bersiul. Apa yang terjadi ketika mereka menemukan seekor anjing yang tersesat?
Bersenang-senanglah dengan mengingat hadiah-hadiah penuh arti yang telah Anda terima dan rencanakanlah membuat hadiah sendiri dari lubuk hati Anda. Kini, nikmatilah teh Anda.

 

Disadur dari buku SQ untuk Ibu, Penulis: Mimi Doe, Penerbit KAIFA


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Potensi "Anak Nakal"
Senin, 31 Oktober 2016 09:49 WIB
Telepon Aku dong, please
Senin, 19 Januari 2015 12:19 WIB
Bermain, Apa dan Mengapa?
Senin, 19 Januari 2015 05:23 WIB