Pengasuhan Sepenuh Hati

Selasa, 04 Oktober 2011 10:41 WIB | 4.673 kali
Pengasuhan Sepenuh Hati Salah satu tantangan terbesar sebagai orangtua adalah untuk tetap penuh perhatian. Hidup kita dipenuhi dengan berbagai kewajiban, tugas, penghalang, tuntutan, dorongan, kebutuhan, tanggung jawab, krisis-dan daftar itu akan terus bertambah panjang. Untuk memenuhi kebutuhan fisik keluarga saja, energi kita sudah tersedot. Tetap tenang dan menyimak saat putri kita yang berusia delapan tahun menjelaskan plot cerita buku favoritnya yang terbaru, misalnya, sungguh berat rasanya.Telepon berdering, seseorang mengebel rumah Anda, dan makan malam sama sekali belum siap. Namun, justru pada saat inilah kita bisa memilih antara ketenangan dan stres-untuk kita dan juga untuk anak kita.

Kendurkan rahang Anda, ambil napas dalam-dalam, dan pencet tombol PAUSE dalam hidup Anda. Pandang mata anak Anda, genggam tangannya, dan lebur diri Anda kedalam ceritanya. Jika Anda ingin memulai lagi, ajaklah dia menarik napas dalam-dalam dan menyatulah dengannya pada momen ini. Lalu, lanjutkan tugas menyiapkan makan malam, mendengarkan pesan telepon di mesin penjawab, dan mendatangi si pemencet bel.

Manfaatkan "saat-saat ruwet" dalam hidup Anda sebagai pengingat untuk berhenti sejenak dan bernapas dalam-dalam. Tariklah napas kedamaian dan embuskan napas kekacauan. Kebiasaan ini dapat membantu Anda kembali ke saat sekarang, ke dalam kehidupan yang sedang Anda jalani. Anda harus menggunakan "pilot otomatis". Saya tidak akan mengelabui-memang perlu waktu untuk menjadikan ini kebiasaan. Kita telah begitu terbiasa untuk memperhatikan semua detail dan kemudian menangkap satu-dua saat ketenangan di antara berbagai tugas. Namun, manfaat pengasuhan yang penuh perhatian itu benar-benar mencengangkan-sakit kepala akibat ketegangan berkurang, anak-anak tidak banyak lagi mengeluh, dan Anda sekeluarga lebih meng­hargai kesenangan-kesenangan kecil yang ada dalam hidup. Kebaikan yang tak terduga kini mengalir masuk ke tempat yang kosong ini saat Anda mengambil jeda.


Disadur dari buku SQ untuk Ibu, Penulis: Mimi Doe, Penerbit KAIFA


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Potensi "Anak Nakal"
Senin, 31 Oktober 2016 09:49 WIB
Telepon Aku dong, please
Senin, 19 Januari 2015 12:19 WIB
Bermain, Apa dan Mengapa?
Senin, 19 Januari 2015 05:23 WIB