Secara umum kita
dapat mengatakan bahwa semua tempat di mana seseorang melakukan ibadah haji
atau umrah adalah tempat yang mustajab, (doanya diterima). Namun para ulama,
berdasar teks-teks keagamaan, menyebutkan sekian tempat dan waktu di mana
seseorang hendaknya bersungguh-sung- guh berdoa, yaitu:
- Saat Thawaf
-
Di Multazam
-
Di bawah Pancuran
-
Di dalam Ka’bah
-
Di sumur Zamzam
-
Di bukit Shafa
-
Di bukit Marwah
-
Saat melakukan sa’i
-
Di belakang Maqam Ibrahim
-
Di ’Arafah (saat wukuf)
-
Di Muzdalifah
-
Di Mina
- Di tempat atau setelah selesai melontar pada ketiga tempat melontar, yakni Ula, Wastha, dan ’Aqabah.
Dalam konteks ibadah haji dan umrah, secara khusus
kita dapat menyebut tiga tempat, di antara kelima belas tempat tersebut, yaitu:
-
Di ’Arafah pada saat wukuf, yang berlangsung dari
zuhur sampai dengan terbenamnya matahari.
-
Arah Maqam Ibrahim.
-
Multazam, yaitu tempat atau jarak antara sudut
Hajar Aswad dan pintu Ka’bah.
Multazam adalah
tempat yang dapat dinilai paling utama. Multazam terambil
kata lazim yang dalam bahasa Arab berarti
"harus". Multazam adalah tempat di mana Allah Swt. mengharuskan atas
diri-Nya untuk menerima permohonan setiap orang yang tulus kepada- Nya.
Merengeklah di sana kepada Allah, pegang pintu
Ka’bah-jika memungkinkan- cucurkanlah air mata sambil memohon apa saja yang
Anda inginkan, baik kebahagiaan duniawi maupun ukhrawi.
Doa-doa yang Diajarkan Nabi Saw.
Rasul
Saw. memberi contoh bacaan dan doa-doa
yang sebaiknya dibaca ketika melaksanakan ibadah haji, antara lain:
1) Talbiyah
Bagi
yang tidak mampu membaca talbiyah dalam bahasa Arab, maka
ia dapat mengucapkannya dengan bahasa ibunya. Yang penting, makna dari ucapan
tersebut hendaknya dapat
dihayati.
Abdul
Halim Mahmud, Pemimpin Tertinggi Lembaga Al-Azhar, menulis dalam bukunya Al-Hajj lid Bait Al-Hardm, antara lain:
"Talbiyah adalah syiar bagi seorang haji, yang dikumandangkan hingga selesainya melontar (Jumrah Al-Aqabah pada tanggai 10 Dzulhijjah). Para
ulama telah menjelaskan makna labbaika dengan
redaksi yang berbeda, namun hakikatnya sama, yaitu:
-
Aku terima dan kuperkenankan, demi ke- taatanku
kepada-Mu.
-
Arah dan tujuanku hanya kepada-Mu, ya Allah.
-
Cintaku tercurah untuk-Mu, ya Allah.
-
Keikhlasan bagi-Mu.
-
Aku akan setia dalam ketaatan dan memenuhi
panggilan-Mu.
Dengan bertalbiyah
seseorang menyampaikan kesediaannya menerima tuntunan Ilahi dengan penuh
keikhlasan dan kecintaan. Karena, hanya kepada-Nya ia mengarah. Dengan
talbiyah seseorang menyatakan keyakinannya bahwa la
syarika laka (tiada sekutu bagi-Mu) dan nikmat bersumber dari-Mu serta Icekuasaan berada dalam genggaman-Mu.
Sekali lagi, jika Anda tak mampu membaca redaksi
berbahasa Arab di atas, maka camkan dan ucapkanlah makna-makna tersebut dalam
bahasa apa pun.
Disadur dari buku Haji Bersama M. Quraish
Shihab, Penerbit Mizan.