Ziarah Ke Makam Rasul SAW

Kamis, 23 Februari 2012 00:00 WIB | 17.131 kali
Ziarah Ke Makam Rasul SAW Berkunjung ke kota Rasul Saw., Madinah, tidak termasuk dalam rangkaian kewajiban ibadah haji. Tetapi kunjungan tersebut amat dianjur- kan. Bahkan secara tegas Nabi Muhammad Saw. menganjurkan umatnya untuk mengun­jungi tempat-tempat (masjid), yaitu Masjidil Haram di Makkah, Masjid Nabi di Madinah dan Masjidil Aqsha di Palestina.

Yang terpenting dalam kunjungan ke Madinah adalah shalat di Raudhah dan men­ziarahi makam Nabi Muhammad Saw., di samping menziarahi makam para sahabat dan keluarga beliau.

Dalam rangka kunjungan tersebut, para ulama menganjurkan agar para penziarah terlebih dahulu membersihkan diri. Setelah itu, baru menuju ke masjid dengan penuh hormat dan rendah hati.

Masuklah ke masjid-upayakan melalui Bab As-Salam-dengan kaki kanan sambil membaca Bismillah dan mengucapkan shala- wat kepada Rasul Saw. serta beristighfar me­mohon ampunan Allah Swt. dan anugerah- Nya. Amat dianjurkan untuk menuju ke Rau- dhah, yaitu satu tempat di masjid Nabi antara mimbar dan bekas rumah beliau (sekarang makam beliau). Raudhah secara harfiah ber­arti "taman". Rasul Saw. bersabda:



Antara rumahku dan mimbarku adalah taman di antara sekian taman surga.

Di Raudhah, penziarah dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunnah tahiyyat al-masjid (penghormatan kepada masjid). Jika tidak memungkinkan,, maka di bagian mana pun dari masjid itu jadilah. Setelah shalat dan ber­doa sekadarnya, peziarah menuju ke makam Rasul Saw. Di sana, sambil berdiri, ia meng­ucapkan salam kepada beliau. Ketika berdiri itu, perlu kiranya diingat sabda Nabi Saw. yang menyatakan: "Tidak seorang pun yang mengucapkan salam kepadaku, kecuali Allah ’mengembalikan ruh ke jasadku’ agar aku dapat menjawab salamnya."

Kita tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh beliau dengan sabdanya ini. Namun, yang pasti adalah bahwa para nabi dan syuhada yang gugur berjuang di jalan Allah, hidup dalam satu alam yang belum kita kenal. Al- Quran menegaskan:



Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati. Mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki (QS Ali ’Imran [3]: 169).

Berusahalah membayangkan-ketika ber­diri itu-betapa perjuangan Nabi Saw. dalam rangka menyampaikan ajaran-ajaran Allah. Kemudian ucapkanlah salam kepada beliau:



Assalamu ‘alaika ya Rasulallah, Assalamu ’alaika ya Habiballah.

Sesudah itu, bersaksilah dengan menya­dari bahwa Anda sedang di hadapan beliau:



Asyhadu anld ildha illd Allah wa asyhadu annaka Rasulullah.

"Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi (juga) bahwa engkau adalah hamba dan Rasul-Nya."

Setelah mengucapkan kesaksian ini, lan­jutkanlah dengan bersaksi pula bahwa beliau telah menyampaikan ajaran Islam dengan penuh kesungguhan, kemudian berterima- kasihlah kepada beliau, sambil berucap: "Se­moga Allah menganugerahkan kepadamu wahai Nabi, sebaik-baik ganjaran." Kemudian, bacalah shalawat-kalau dapat, seperti sha- lawat yang diucapkan dalam shalat. Setelah itu berdoalah kepada Allah dengan berucap: Ya Allah, Engkau telah berfirman, Seandainya mereka yang menganiaya diri mereka (berge­limang dalam dosa) datang kepadamu (hai Muhammad), memohon ampunan Allah, dan Rasul pun memohonkan untuk mereka pengam­punan, niscaya mereka akan menemukan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al- Nisa’ [4]: 64). "Wahai Rasul, aku datang me­mohon agar engkau memohonkan untukku ampunan Allah Swt., Tuhanku."

Setelah itu, jika ada yang berpesari kepada Anda untuk disampaikan salamnya kepada Rasul Saw. maka sebutlah nama mereka-jika Anda masih ingat. Atau kalau tidak, sampai­kanlah salam tanpa inenyebut nama mereka.

Kemudian, beranjaklah sekitar sehasta, jika memungkinkan, ke arah kanan untuk menyampaikan salam kepada sahabat beliau Abubakar Al-Shiddiq yang makamnya berada di samping makam Nabi Saw. Ucapkanlah salam kepada beliau, misalnya dengan ber­kata: "Assalamu ’alaika, salam sejahtera semoga tercurah untukmu wahai orang yang menyer­tai Rasul dalam gua dalam perjalanan hijrah. Semoga Allah melimpahkan sebaik-baik gan­jaran untukmu."

Kemudian beranjaklah sekitar sehasta pula ke arah kiri untuk menyampaikan salam kepa­da sahabat Nabi, Umar r.a.: "Assalamu ’alaika, salam sejahtera semoga tercurah untukmu, wahai orang yang berjasa menyebarluaskan Islam. Semoga Allah melimpahkan sebaik-baik ganjaran untukmu."

Setelah itu carilah tempat yang lebih tenang untuk berdoa kepada Allah dengan menghadapkan wajah ke kiblat, baik untuk ke­bahagiaan duniawi, maupun ukhrawi. Kalau dapat di tempat yang dinamai ’Amud Jibril. Dan jangan lupa, berdoalah untuk keluarga, handai tolan serta seluruh kaum Muslim.[]


Disadur dari buku Haji Bersama M. Quraish Shihab, Penerbit Mizan.


Yuk Bagikan :

Baca Juga