Mereka Memiliki Empati

Minggu, 12 Februari 2012 00:00 WIB | 6.816 kali
Mereka Memiliki Empati Empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami orang lain. Merasakan  rintihan dan mendengarkan debar jatungnya, sehingga mereka mampu beradaptasi dengan merasakan kodisi batiniah dari orang lain. Empati sosial telah dipatrikan kepada jiwa agung Rasulullah saw., sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya telah datang kepada kamu seorang Rasul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasih lagi penyayang terhadap orang- orang mukmin." (at-Taubah: 128)

Pada saat penduduk dalam keadaan kelaparan, tampak Umar ibnul- Khaththab r.a. menggigil karena tidak makan gandum dan minyak samin hampir satu bulan lamanya. Seseorang bertanya, ’’Wahai Amirul Mukminin, betapa seorang Amir seperti engkau kelihatan sangat lesu, wajahmu pucat dan hanya makan roti kering. Engkau kelihatannya sedang menyiksa diri. Padahal, dengan kekuasaanmu, engkau hanya tinggal meminta kepada kas negara (baitul mal)." Umar menjawab, ’’Bagaimana mungkin aku menjadi pemimpin rakyat bila tidak merasakan derita yang mereka rasakan?"

Para pemimpin yang berempati akan melahirkan solidaritas lalu menular menjadi satu kesadaran kolektif. Kepemimpinan adalah keteladanan dan sikap yang sangat penuh perhatian kepada yang dipimpinnya (leadership by excel­lent examplary/uswatun hasanah). Sudah merupakan hukum alam yang uni­versal (ar-rahman) bahwa Allah akan memberikan karunia-Nya kepada siapa pun selama mereka memenuhi kriteria hukum yang ditetapkan-Nya. Bila dalam satu negeri, penduduk dan para pemimpinnya memiliki nilai takwa (bertang­gung jawab) dan berempati, niscaya Allah akan melimpahkan karunia-Nya,

’’Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertanggung jawab (bertakwa), pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langitdan dari bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (al-A’raaf: 96)

Sebaliknya, betapapun mereka mengaku beragama Islam tapi nilai-nilai tanggung jawab (takwa) tidak ditegakkan dalam bentuk islah, maka Allah pun akan membalas sebagaimana yang mereka perbuat. Ini sudah merupakan aksioma Ilahiah bahwa siapa pun yang berbuat memenuhi kriteria-Nya, niscaya mereka akan mendapatkan balasan-Nya. Artinya, Allah akan menolong negara yang adil walaupun kafir. Allah tidak akan menolong negara yang zalim walaupun Islam!

 
* KH. Toto Tasmara, Penerbit Gema Insani Press



Yuk Bagikan :

Baca Juga