Mereka Cenderung pada Kebaikan

Rabu, 08 Februari 2012 00:00 WIB | 10.835 kali
Mereka Cenderung pada Kebaikan Orang-orang yang bertakwa (bertanggung jawab) adalah tipe manusia yang selalu cenderung kepada kebaikan dan kebenaran (hanif). Sabda Rasu­lullah saw., ’’Jadikan hidup hari ini lebih baik dari hari kemarin dan hari esok lebih baik lagi dari hari ini’’, seakan-akan menembus cakrawala qalbunya dan menjadi hiasan nuraninya setiap dedk. Mereka merasakan kerugian yang dahsyat ketika waktu berlalu begitu saja tanpa ada satu pun kebaikan yang dilakukannya.

Islah secara etimologis memberikan makna suatu kondisi atau pekerjaan yang memberi manfaat serta berkesuaian (conform). Artinya, sesuai dengan hukum atau peraturan dan bagi seorang muslim tentu saja berkesesuaian dengan Al-Qur’an dan hadits sebagai "nilai kebenaran tertinggi". Seirama dengan kata islah, kita mengenal kata saleh yang berasal dari kita shaluha yang merupakan lawan kata dari faasid ’rusak’. Dengan demikian, islah dan saleh merupakan satu kondisi atau hasil perbuatan yang menyebabkan hilangnya kerusakan dan munculnya manfaat yang berkesesuaian. Dalam hal ini, Allah mengaitkan antara takwa dan perbuatan baik,

"Barangsiapayang bertakwa dan melakukan perbaikan."(al-A’raaf: 35)

Bertakwa atau bertanggung jawab berarti berupaya sekuat tenaga untuk melaksanakan kewajiban (amanah) sedemikian rupa sehingga menghasilkan performance ’hasil kinerja’ yang terbaik. Hasil mereka bukanlah hasil yang hanya pas-pasan atau asai jadi (mediocre) melainkan above average ’di atas rata-rata’ bahkan menunjukkan hasil yang luar biasa (outstanding). Sehingga, para karyawan yang memiliki nilai takwa, sudah tentu terpacu dirinya untuk selalu menggali potensi diri agar dapat menduduki tempat (maqam) terbaik atau saleh. Kiranya kita harus membiasakan diri, ketika mendengarkan amal saleh lantas terpikir dalam benak dan sanubari kita sebuah dorongan untuk menjadi yang terbaik (khairu ummah). Islah berarti pula suatu wawasan yang melekat pada fitrah keislaman untuk berorientasi pada amal-amal prestasi (achievements orientation).



Amanah adalah segala bentuk kebaikan yang mengikat diri dan kemudian menjadi beban dan keharusan untuk dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Sehingga, takwa yang kita pahami sebagai bentuk tanggung jawab, adalah bentuk rasa cinta karena menerima amanah kebaikan dari Allah. Kebaikan merupakan kodrat yang melekat pada fitrah manusia itu sendiri. Amanah kebaikan dari Allah tersebut merupakan principium identity manusia. Artinya, manusia hanya dapat memanusiakan dirinya selama ia mau bertang­gung jawab terhadap amanah yang diberikan Allah kepadanya. Dengan demi­kian, hidup dan kehidupan yang kita jalani bersama-sama orang lain itu adalah amanah yang harus ia laksanakan dalam bentuk tanggung jawab (bertakwa).

 
* KH. Toto Tasmara, Penerbit Gema Insani Press



Yuk Bagikan :

Baca Juga