GIMANA rasanya kalo berhadapan sama orang kaya tapi pelit,
suka pamer, suka menghina orang lain, dan nggak mau disaingin? Gimana juga
jadinya kalo kita naksir cewek tapi bapaknya ngasih syarat yang muluk-muluk,
misalnya bisa ngaji dan hafal Yasin? Atau, gimana keselnya Iihat orang tobat
dan nggak mau Iagi ngelakuin kesalahan, tapi terus-terusan dia doyan maling?
Yap, semua karakter itu memang persis sama tokoh-tokoh di
sinetron religi "lslam KTP". Madit Musyawaroh yang pelitnya minta ampun
dan suka seenaknya nyebut orang "bahlul, merabal, modesu, blangsak,
dhu’afa, de el el". Ada juga Mamat dan Karyo, dua sahabat tapi selalu
ribut untuk urusan gak penting, bahkan mudah terpengaruh sama ajakan-ajakan
aliran sesat. Ada Jami yang berhasil dapetin Sabrina dengan modal bisa ngaji
dan hafal Yasin. Coker alias cowok keren yang ngaku gaul tapi nggak pernah bisa
ngehormatin orangtua.Tebe, si bocah yang suka ngingetin orang dengan nasihat
"Bapak Tebe" meski bapaknya, Doel, berprofesi jadi maling. Dan,
akhirnya semuanya tunduk sama petuah-petuah Bang Ali yang selalu punya rahasia
di balik rahasia.
Itulah sederet karakter khas para tokoh di sinetron yang
udah tayang sejak awal Ramadhan 2010 silam ini. Ceritanya sederhana, cuma
mengisahkan orang-orang dengan karakter khasnya.Dan, semuanya bermuara pada
satu masalah yang sama. Mereka mengaku Islam tapi nggak paham seperti apa Islam
itu. Mereka menyebut diri Islam, tapi nggak pernah jalanin ajaran Islam.
Nah, coba Iihat di sekitar kita! Apa cerita dalam sinetron
itu ada dalam kehidupan sehari-hari? Apakah karakter Madit, Mamat, karyo, Jami,
Pak RT, Pak RW, Doel, Enting, dan kawan- kawan ada di sekitar? Hmm, atau
malahan, salah satu karakter itu melekat sama diri ini? Ow, ow, ow,
jangan-jangan kita juga sama-sama bertitel "lslam KTP". Yap, betul
sekali! Apa yang terjadi di sinetron itu dengan amat mudah, bisa dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari dan terjadi di sekitar kita. Toh, sinetron itu pun lahir
pasti terilhami dari kejadian nyata, yaitu potret kehidupan beragama di negara
tercinta ini, teratuma umat Muslim yang mayoritas.
Terus, apa sih maksudnya Islam KTP? Apa hubungannya lslam
sama KTP? Yap, kamu tahu donk apa itu KTP? Kartu identitas yang wajib dimiliki
setiap warga Indonesia yang udah dewasa, ditandai dengan usia yang udah genap
17 tahun. Nah, terus apa aja tuh isinya? Nomor induk kewarganegaraan, nama, TTL
status perkawinan, pekerjaan, agama, dan alamat. Itulah data-data penting yang
melekat pada seseorang yang punya KTP.
Terus apa hubungannya sama Islam? Ya, sabar dikit... Nah
sebagai negeri yang mayoritas penduduknya Muslim, tentu banyak identitas agama
warga Indonesia adalah Islam Lihat ke sekellling kamu, berapa banyak orang
Islam? Teman-teman, saudara-sudara, tukang sayur, guru, dosen, supir angkot,
dan masih banyak lagi.
Namun sayang, di antara banyak sekali orang Islam di sekitar
kita, masih banyak dltemukan orang yang masih suka berbuat maksiat. Anak-anak
muda juga masih banyak yang terlibat free sex, tawuran, kekerasan, drugs, dan
hal-hal negatif lainnya. Itulah ironisnya. Ketika Islam menghendaki agar umat
Muslim menjauhi zina, eh, masih ada yang terang-terangan ngumbar aurat dan
berzina depan mata Ketika Allah jelas
mengharamkan khamar dan segala yang memabukkan, masih ada yang
enak-enakan nge-drugs atau pesta alkohol.
Yang menyedihkan, ketika orang-orang tersebut mengaku
beragama Islam. Ck,ck,ck, apa bener itu yang disebut orang Islam? Orang Islam
itu pegangannya Al-Quran dan Sunnah. So, kalo nggak mau nurut apa yang
difirmankan Allah dan sapa yang disabdakan Rasulullah, apa masih kayak dlsebut
Muslim? Hmm, atau jangan-jangan Islam cuma sekadar Identitas di KTP? Itulah
yang namanya islam KTP!
Seorang antropolog asal Amerika yang banyak meneliil tentang
Islam, Clifford Geertz, sekitar 60 tahun yang lalu pernah bilang kalo di
Indonesia itu ada tiga jenis orang Islam, yaitu Islam Priyayi, Islam santri,
dan Islam abangan. Islam priayi itu biasa merujuk pada kaum bangsawan. Kaum
santri biasanya merujuk orang-orang islam yang selalu menjaga ibadahnya, rajin
pergi ke mesjid, senang bersedekah, dan benar-benar menerapkan ajaran Islam
dalam kehidupan sehari-hari.
Sebaliknya, kaum abangan meruiuk pada orang-orang yang
mengaku beragama Islam namun sama sekali atau jarang beribadah, tidak senang
pergi ke mesjid, dan tidak mengerti kewajibannya sebagai Muslim. Bahkan, mereka
bisa saja beribadah seperti pergi haji, namun kepergian mereka bukan
berdasarkan Ibadah tulus karena Allah, melainkan karena tuntutan lain, seperti
kebiasaan dan gaya hidup orang sekitarnya. Atau, karena pengen titel supaya
jadi penghias nama.
Nah, mungkin itulah yang sekarang bisa disebut Islam KTP.
Jadi, sejak 60 tahun silam, sudah ada pembedaan antara Muslim yang benar-benar
Muslim sama Muslim yang sekadar identitas.
Semoga saja, kamu nggak terjerumus pada identitas Islam
belaka.Tentu, banyank hal yang harus dilakukan seorang Muslim kalo mengaku
Islam. Muslim punya kewajiban.Apalagi seorang pemuda yang masih punya banyank
waktu dan kesempatan untuk dapat melaksanakan kewajiban tersebut.
Susah? Ribet nggak kok, Superti sabda Rasulullah,
"Sesungguhnya perbuatan agama itu sangat ringan. Jika seseorang
mempersulitnya, maka ia akan kalah Rufus (HR Bukhari)." Tuh kan?
Sebetulnya apa yang udah diajarkan Rasulullah sebagai tuntunan hidup umatnya
sangat mudah den nggak ribet. Malah, kita sendiri yang suka bikin ribet. Iya,
nggak? Hayooh, ngaku deh!
(disadur dari
buku Bukan Islam KTP, karya; Ridha Elfarizi, Jahar Zein, Penerbit: Pustaka
Rahmat)