Islam KTP: Made In Indonesia

Senin, 26 September 2011 14:24 WIB | 10.850 kali
Islam KTP: Made In Indonesia GIMANA rasanya kalo berhadapan sama orang kaya tapi pelit, suka pamer, suka menghina orang lain, dan nggak mau disaingin? Gimana juga jadinya kalo kita naksir cewek tapi bapaknya ngasih syarat yang muluk-muluk, misalnya bisa ngaji dan hafal Yasin? Atau, gimana keselnya Iihat orang tobat dan nggak mau Iagi ngelakuin kesalahan, tapi terus-terusan dia doyan maling?

Yap, semua karakter itu memang persis sama tokoh-tokoh di sinetron religi "lslam KTP". Madit Musyawaroh yang pelitnya minta ampun dan suka seenaknya nyebut orang "bahlul, merabal, modesu, blangsak, dhu’afa, de el el". Ada juga Mamat dan Karyo, dua sahabat tapi selalu ribut untuk urusan gak penting, bahkan mudah terpengaruh sama ajakan-ajakan aliran sesat. Ada Jami yang berhasil dapetin Sabrina dengan modal bisa ngaji dan hafal Yasin. Coker alias cowok keren yang ngaku gaul tapi nggak pernah bisa ngehormatin orangtua.Tebe, si bocah yang suka ngingetin orang dengan nasihat "Bapak Tebe" meski bapaknya, Doel, berprofesi jadi maling. Dan, akhirnya semuanya tunduk sama petuah-petuah Bang Ali yang selalu punya rahasia di balik rahasia.

Itulah sederet karakter khas para tokoh di sinetron yang udah tayang sejak awal Ramadhan 2010 silam ini. Ceritanya sederhana, cuma mengisahkan orang-orang dengan karakter khasnya.Dan, semuanya bermuara pada satu masalah yang sama. Mereka mengaku Islam tapi nggak paham seperti apa Islam itu. Mereka menyebut diri Islam, tapi nggak pernah jalanin ajaran Islam.

Nah, coba Iihat di sekitar kita! Apa cerita dalam sinetron itu ada dalam kehidupan sehari-hari? Apakah karakter Madit, Mamat, karyo, Jami, Pak RT, Pak RW, Doel, Enting, dan kawan- kawan ada di sekitar? Hmm, atau malahan, salah satu karakter itu melekat sama diri ini? Ow, ow, ow, jangan-jangan kita juga sama-sama bertitel "lslam KTP". Yap, betul sekali! Apa yang terjadi di sinetron itu dengan amat mudah, bisa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan terjadi di sekitar kita. Toh, sinetron itu pun lahir pasti terilhami dari kejadian nyata, yaitu potret kehidupan beragama di negara tercinta ini, teratuma umat Muslim yang mayoritas.

Terus, apa sih maksudnya Islam KTP? Apa hubungannya lslam sama KTP? Yap, kamu tahu donk apa itu KTP? Kartu identitas yang wajib dimiliki setiap warga Indonesia yang udah dewasa, ditandai dengan usia yang udah genap 17 tahun. Nah, terus apa aja tuh isinya? Nomor induk kewarganegaraan, nama, TTL status perkawinan, pekerjaan, agama, dan alamat. Itulah data-data penting yang melekat pada seseorang yang punya KTP.

Terus apa hubungannya sama Islam? Ya, sabar dikit... Nah sebagai negeri yang mayoritas penduduknya Muslim, tentu banyak identitas agama warga Indonesia adalah Islam Lihat ke sekellling kamu, berapa banyak orang Islam? Teman-teman, saudara-sudara, tukang sayur, guru, dosen, supir angkot, dan masih banyak lagi.

Namun sayang, di antara banyak sekali orang Islam di sekitar kita, masih banyak dltemukan orang yang masih suka berbuat maksiat. Anak-anak muda juga masih banyak yang terlibat free sex, tawuran, kekerasan, drugs, dan hal-hal negatif lainnya. Itulah ironisnya. Ketika Islam menghendaki agar umat Muslim menjauhi zina, eh, masih ada yang terang-terangan ngumbar aurat dan berzina depan mata Ketika Allah jelas  mengharamkan khamar dan segala yang memabukkan, masih ada yang enak-enakan nge-drugs atau pesta alkohol.

Yang menyedihkan, ketika orang-orang tersebut mengaku beragama Islam. Ck,ck,ck, apa bener itu yang disebut orang Islam? Orang Islam itu pegangannya Al-Quran dan Sunnah. So, kalo nggak mau nurut apa yang difirmankan Allah dan sapa yang disabdakan Rasulullah, apa masih kayak dlsebut Muslim? Hmm, atau jangan-jangan Islam cuma sekadar Identitas di KTP? Itulah yang namanya islam KTP!

Seorang antropolog asal Amerika yang banyak meneliil tentang Islam, Clifford Geertz, sekitar 60 tahun yang lalu pernah bilang kalo di Indonesia itu ada tiga jenis orang Islam, yaitu Islam Priyayi, Islam santri, dan Islam abangan. Islam priayi itu biasa merujuk pada kaum bangsawan. Kaum santri biasanya merujuk orang-orang islam yang selalu menjaga ibadahnya, rajin pergi ke mesjid, senang bersedekah, dan benar-benar menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Sebaliknya, kaum abangan meruiuk pada orang-orang yang mengaku beragama Islam namun sama sekali atau jarang beribadah, tidak senang pergi ke mesjid, dan tidak mengerti kewajibannya sebagai Muslim. Bahkan, mereka bisa saja beribadah seperti pergi haji, namun kepergian mereka bukan berdasarkan Ibadah tulus karena Allah, melainkan karena tuntutan lain, seperti kebiasaan dan gaya hidup orang sekitarnya. Atau, karena pengen titel supaya jadi penghias nama.

Nah, mungkin itulah yang sekarang bisa disebut Islam KTP. Jadi, sejak 60 tahun silam, sudah ada pembedaan antara Muslim yang benar-benar Muslim sama Muslim yang sekadar identitas.

Semoga saja, kamu nggak terjerumus pada identitas Islam belaka.Tentu, banyank hal yang harus dilakukan seorang Muslim kalo mengaku Islam. Muslim punya kewajiban.Apalagi seorang pemuda yang masih punya banyank waktu dan kesempatan untuk dapat melaksanakan kewajiban tersebut.

Susah? Ribet nggak kok, Superti sabda Rasulullah, "Sesungguhnya perbuatan agama itu sangat ringan. Jika seseorang mempersulitnya, maka ia akan kalah Rufus (HR Bukhari)." Tuh kan? Sebetulnya apa yang udah diajarkan Rasulullah sebagai tuntunan hidup umatnya sangat mudah den nggak ribet. Malah, kita sendiri yang suka bikin ribet. Iya, nggak? Hayooh, ngaku deh! (disadur dari buku Bukan Islam KTP, karya; Ridha Elfarizi, Jahar Zein, Penerbit: Pustaka Rahmat)



Yuk Bagikan :

Baca Juga