Saleh di Hadapan Allah

Rabu, 27 April 2011 10:32 WIB | 6.632 kali
Saleh di Hadapan Allah

Prof Dr KH Said Aqil Siradj MA
 
Akhir-akhir ini masyarakat di buat heboh dengan kejadian-kejadian yang dipertontonkan oleh media. Ada kasus pejabat menonton film porno, bom bunuh diri di Cirebon, wabah ulat bulu, dan lainnya. Ini adalah fenomena alam lumrah. Tapi yang pasti, manusia harus kembali kepada sang pencipta alam semesta. Karena, itulah fitrahnya. Manusia harus beribadah kepada Allah. Manusia tidak boleh terlena dengan berbagai persoalan dan peristiwa, karena hal itu dapat melupakan dirinya pada keagungan sang Khaliq.

Untuk menjalankan kehidupannya, manusia harus tetap bersabar. Bersabar dalam beribadah dan bersabar dalam menjauhi larangan (maksiat) yang digariskan Allah. Karena, kebaikan itu bukan menurut kehendak manusia, tapi kebaikan adalah sesuatu yang baik menurut syariat Allah. Begitu juga kebatilan adalah sesuatu yang menurut syariat batil.

Ketika manusia menjalankan kebatilan, mereka harus menanggung risikonya. Begitu pula sebaliknya, jika manusia melaksanakan kebaikan, maka dia akan mendapatkan manfaatnya, baik sekarang maupun yang akan datang (kiamat). Saleh adalah mereka yang menjalankan hak-hak Allah dan hak-hak makhluk Allah. Saleh terbagi dua, yakni saleh ibadah dan saleh sosial. Orang saleh, selalu berpikir dan berperilaku untuk kebaikan. Kebaikan yang tidak hanya untuk diri dan golongannya, tapi memberi manfaat kebaikan pada seluruh manusia.

Inilah yang jarang di negeri ini. Kita menantikan, perilaku kebaikan dari semua pihak, terutama para pemimpin atau petinggi negeri ini. Rasul SAW bersabda, "Tidak termasuk dalam golonganku orang tidak punya kasih dan sayang terhadap yang lebih kecil dan tidak punya etika dengan yang lebih besar." Hadis di atas memberikan peringatan kepada kita, bahwa orang-orang yang berkuasa, namun tidak memikirkan rakyatnya, maka dia dianggap sebagai bukan umat Rasul SAW. Kesenjangan begitu kentara di negeri ini. Rakyat kecil ditindas, para pejabat dan penguasa malah minta dilayani dan dihormati. Padahal, perilakunya sangat buruk di mata rakyat.

Dalam sebuah hadis yang diterangkan oleh Abu Said al-Khudry ra, Nabi SAW bersabda, "Berdebatlah antara surga dan neraka. Neraka berkata, "Padaku orang-orang besar yang berkuasa dan sombong-sombong." Surga berkata, "Padaku orang-orang rendahan dan miskin." Maka, Allah memutuskan antara keduanya dengan firman-Nya kepada surga, "Kau surga, tempat rahmatku. Aku merahmati engkau dan pada siapa yang Aku kehendaki. Dan kau neraka tempat siksa-Ku. Aku menyiksa siapa yang Kukehendaki, dan bagi masing-masing kamu pasti Aku penuhkan. (HR Muslim).

Jabatan adalah amanah yang dijalankan, karena kita pasti ditanya tentang amanah itu di hadapan Allah SWT. Mari kita bangun kepekaan dan kepedulian untuk masyarakat, agar kita menjadi orang saleh di hadapan Allah dan makhluk-Nya.

Redaktur: Siwi Tri Puji B
Sumber: Republika Koran


Yuk Bagikan :

Baca Juga