Allah menciptakan Ramadan pasti untuk kebaikan hambanya. Membersihkan dari yang kotor, mengangkat dari keterpurukan, dan memuliakan dari kehinaan. Namun, itu semua tergantung pada hambanya sendiri. Apakah fasilitas ini digunakan atau tidak? Apakah Ramadan akan menjadi sarana perubahan yang lebih baik. Atau sebaliknya, Ramadan lewat begitu saja tanpa ada perubahan berarti.
Semua perubahan itu sangat tergantung pada ketauhiidan. Semakin bagus tauhiidnya, semakin signifikan perubahan yang terjadi. Ketauhiidan pun bukan hanya dalam ucapan. Tidak juga berkisar dalam masalah ibadah atau ritual semata. Ketauhiidan akan tampak dari segala aspek kehidupan yang dijalani.
Kata kunci orang yang bertauhiid itu adalah mengutamakan apa yang disukai Allah. Seperti halnya rapi dan bersih. Allah suka kepada yang rapi dan bersih. Maka, orang yang bertauhiid akan sangat sibuk mencintai kebersihan dan kerapian. Bukan untuk penilaian orang, tetapi itulah yang disukai Allah.
Begitu juga dengan kedisiplinan. Allah pasti suka kepada yang disiplin dibanding yang lalai. Maka orang yang bertauhiid, ia akan disiplin dalam hal waktu, disiplin menjaga amanah, karena itu disukai Allah.
Allah pun pasti suka kepada yang rajin. Orang rajin terbukti oleh Allah ditolong menjadi mudah menghapal al-Quran, menjadi pandai dan bisa tahu apa yang ditakdirkan Allah. Maka, seseorang yang tauhiidnya bagus niscaya dia akan sangat rajin. Lagi-lagi bukan untuk nilai terbaik dari manusia, atau untuk penghargaan, tapi karena inilah yang disukai Allah.
Kejujuran dan profesional dalam bekerja, pasti Allah suka. Karena Allah menciptakan alam semesta ini dengan keprofesioanalan yang tinggi. Yaitu detil dan cermat dalam semua ciptaannya. Begitu pun kejujuran yang merupakan lawan dari kemunafikan, jadi sifat yang Allah suka.
Karakter rapi, disiplin, rajin, dan professional, akan menjadi dampak dari seseorang yang bersungguh-sungguh di bulan Ramadan. Buah dari Ramadan yang bagus adalah selain pemahaman agamanya jadi semakin baik, akan berdampak juga pada akhlak dan ibadahnya.
Bila karakter-karakter itu telah menjadi keseharian kita, insya Allah akan bermanfaat bagi diri sendiri maupun untuk keluarga, lingkungan atau pun pekerjaan. Dan jangan heran jika Allah memberinya dunia. Sudah menjadi sunatullah-Nya orang yang professional, akhlak baik, ibadahnya kuat, maka dunia akan dimudahkan oleh Allah.
Karena itu saudaraku, mari kita aplikasikan tauhiid ini tidak hanya dalam ibadah. Tapi dalam pembentukan karakter atau akhlak yang akan menopang peran kita sebagai khalifah. Insya allah, mudah-mudahan kita termasuk orang "khoirunnas anfa uhum linnaas".