Ciri Perkataan yang Ditolong Allah

Selasa, 24 Agustus 2010 12:35 WIB | 14.100 kali
Ciri Perkataan yang Ditolong Allah Berbicara itu mudah, tapi mempertanggungjawabkannya tidak mudah. Orang yang mengenal Allah pasti tidak mudah untuk berbicara. Karena dia tahu bahwa setiap kata-katanya didengar Allah dan akan dipertanggungjawabkan. Sebaliknya, orang yang belum yakin kepada Allah akan mudah sekali berbicara. Apa saja dibicarakannya.

Allah tahu siapa diri kita sebenarnya. Allah pun tahu seseorang yang ceramah niatnya apa. Mungkin ada niat pamer atau ingin diakui orang kalau dia banyak ilmu. Ada orang yang berbicara tahajud seolah-olah dia tahajud. Padahal Allah tahu dia tidak tahajud atau tahajud hanya sekadarnya.

Ada yang berbicara tentang agama, Allah, Rasul, al-Quran, sunnah Rasul, tapi hatinya tidak di sana. Hatinya ingin diakui orang, ingin dihargai, ingin dihormati, dan kata-katanya menjadi hampa.  

Ada pun ciri orang yang perkataannya ditolong Allah, pertama adalah yakin. Orang yang yakin, pasti perkataannya meyakinkan orang lain. Sebaliknya, orang yang tidak yakin, perkataannya pun tidak meyakinkan.

Kedua, seseorang akan diberi pertolongan oleh Allah kalau dia sudah mengamalkan apa yang dikatakannya. Jadi, Allah tahu yang dikatakan apakah sudah diamalkan atau belum. Kalau sudah diamalkan, Allah akan memberikan kekuatan pada perkataannya. Lain hal jika menceritakan sesuatu yang belum diamalkan, maka Allah tidak akan memberikan kekutan pada perkataannya.  Oleh karena itu, sibuk mengamalkan ilmu jauh lebih baik daripada menceritakan ilmu.

Ketiga adalah ikhlas. Allah tahu isi hati dan setiap harapan dalam perkataan. Ikhlas itu kalau tidak ada harapan apa pun dari perkataan, selain mengharap ridha Allah. Bicara itu gampang tapi niatnya tidak gampang.

Keempat, orang yang akan ditolong Allah dalam bicara adalah orang yang bersih hatinya. Bersih secara keseluruhan. Tidak ada kesombongan, tidak ada ujub, dan tidak merasa lebih dari orang lain. Allah akan memberikan kekuatan baik diam maupun bicaranya. Karena itu, kurangi bicara yang tidak perlu. Bicaralah kalau memang perlu dan manfaat. Jauhi kesia-siaan. Kita tidak harus memamerkan yang kita tahu kalau tidak diperlukan.

Jadi, bukan fokus dalam berbicara. Tapi, fokuslah pada keyakinan. Fokus dalam mengamalkan. Fokus dalam ikhlas, dan fokus membersihkan hati.


Yuk Bagikan :

Baca Juga