Menuju Generasi

Rabu, 25 Maret 2009 08:20 WIB | 4.567 kali
Menuju Generasi

Ahli Dzikir, Ahli Pikir, Dan Ahli Ikhtiar

 

Ahli Ikhtiar

Seorang hamba ahli ikhtiar haruslah berjiwa entrepreneur (wirausaha) serta menjadi profesional dalam bidang apapun yang dijalaninya. Kehidupannya pantang menjadi benalu dan selalu berusaha memberikan bukti daripada hanya mengobral janji. Kemampuannya diberdayakan secara optimal dengan seluruh daya upayanya dalam berikhtiar di jalan yang diridhai ALLOH, sehingga diharapkan menjadi manusia unggul yang selalu berkarya dengan diiringi amar ma`ruf dan nahi munkar. Berikut ini sebagai dari ciri khas seorang hamba ahli ikhtiar.

a. Disiplin Tinggi

Seorang hamba ahli ikhtiar dipastikan memiliki keperibadian yang berdisiplin tinggi dalam segala aspek positif. Dia sangat berdisiplin dalam ibadah, disiplin dalam waktu, disiplin dalam ketertiban, disiplin dalam melaksanakan peraturan dan tugas serta dalam hal-hal lainnya yang positif. Sungguh siapapun yang tidak memiliki disiplin dalam melaksanakan suatu program, tidak akan ada artinya sama sekali. Sekali-sekali jangan tergiur oleh hal lain, kesenangan spontan, hal-hal yang mendadak yang tidak sesuai dengan yang telah diprogramkan. Jangan pula terlena oleh malas dan lalai yang mencelakakan. Prinsipnya, tiada perestasi tanpa disiplin. Sungguh siapa lagi yang mampu memaksa diri ini untuk maju selain diri kita sendiri, dan disiplin adalah salah satu modal kita untuk maju

b. Handal

Seorang hamba ahli ikhtiar benar-benar dapat dipercaya dan diandalkan dalam menjalankan tugas, perintah atau amanah, dan sangat diyakini akan melaksanakan dengan optimal, maksimal dam bertanggung jawab penuh. Dalam siroh nabawiah, Rasulullah SAW sebelum dikukuhkan menjadi seorang rosul, beliau sudah sangat populer di tengah masyarakat kota Mekkah dengan gelar Al Amin yaitu orang yang sangat terpercaya (handal/amanah/kredibel). Sungguh kehandalan kemampuan kita dalam melaksanakan suatu tugas adalah luar biasa pentingnya untuk menopang karier kita selanjutnya didunia maupun diakhirat nanti.

c. Prestatif

Seorang hamba ahli ikhtiar dalam melakukan apapun selalu memiliki naluri senang, bahagia dan puas melakukan yang terbaik, tidak mengenal setengah-setengah, tidak pula puas dengan yang sembilan puluh persen, atau mogok ditengah jalan. Prinsipnya kalau kita bisa menyempurnakan, bisa seratus persen, kenapa tidak? Misalkan harus menyapu lantai usahakan jangan ada yang tersisa atau disembunyikan dibalik sapu, dengan alasan tidak dilihat orang. Sekali lagi nikmati segala sesuatu dengan menyempurnakan apa yang mampu dilakukan, inilah prestasi.

d. Kreatif dan inovatif

Seorang hamba ahli ikhtiar selalu penuh inisiatif dan berkemampuan kreatif serta selalu berupaya maksimal menemukan hal-hal terbaru yang jauh lebih baik dan lebih manpaat. Rosululloh telah mengisyaratkan bahwa, “barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka dia termasuk orang-orang yang merugi” (H.R. Dailami). Sungguh, orang sama kemampuannya, ilmunya wawasannya hari ini dengan hari kemarin adalah orang yang merugi, karena ia berarti tidak ada kemajuan dan tertinggal oleh perubahan. Sedangkan orang yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin adalah orang yang celaka, karena berarti akan tertinggal jauh dan akan sulit mengejar. Satu-satunya pilihan bagi orang yang beruntung adalah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin bahkan dari satu detik yang lalu. Hal ini berarti seorang hamba ahli ikhtiar harus memiliki tambahan ilmu dalam tiap waktu. Inilah  sikap yang diharapkan selalu terjadi pada seorang muslim, sehingga tidak akan pernah tertinggal, dia selalu antisipatif terhadap perubahan dan selalu siap menyikapi perubahan. Wallahu`alam.



Yuk Bagikan :

Baca Juga