Yang Maha Melindungi

KH Abdullah Gymnastiar | Jum'at, 19 Mei 2006 14:30 WIB | 16.125 kali
Yang Maha Melindungi

Al-Waliy terambil dari kata wau, lam dan ya yang artinya "dekat", lalu berkembang menjadi "pendukung", "pembela", "pelindung", dan yang semua bermakna kedekatan. Makna lain Al-Waliy adalah "mencintai". Dengan adanya rasa cinta, maka akan lahir pembelaan kepada yang dicintainya. Pembelaannya bahkan bisa habis-habisan. Allah Maha Mencintai makhluk yang diciptakan-Nya. Di antara makhluk-Nya ada yang kedudukannya sangat tinggi dan sangat dekat dengan-Nya. 
 
Jadi, Allah itu walinya orang beriman. Ciri kasih sayang Allah yang terbesar adalah dibimbing-Nya manusia dari kegelapan menuju cahaya. Karena itu, bila hidup kita ingin aman, jadilah orang yang disayang Allah SWT Allah pun menciptakan sesuatu yang mengancam/berbahaya agar kita bisa dekat dengan-Nya. Intinya, Allah merancang setiap kejadian agar kita senantiasa berlindung kepada-Nya. Kegigihan berlindung itulah yang menjadikan diri kita bisa dekat dengan-Nya.
 
Kedekatan, pertolongan, dan perlindungan Allah bisa kita dapatkan dengan caranya belajar melidungi dan menolong makhluk-Nya yang lain. Tentu tidak identik dengan perilaku fisik. Kita bisa menolong mereka dengan do’a atau perhatian yang tulus. Mudah-mudahan, dengan melakukan hal tersebut, dari jiwa kita keluar prilaku yang santun, kasih sayang, mengahargai dan perilaku tolong menolong. 
 
Jika kita ingin ditolong dan dilindungi Allah, maka kita harus menolong dan melindungi orang lain. Al-Waliy adalah sebuah sikap yang harus tertanam dalam jiwa kita. Untuk menanamkannya, kita harus terus meningkatkan kemampuan dan keterampilan diri agar hidup kita menjadi jalan perlindungan dan kebaikkan bagi sebanyak-banyaknya orang. Perhatikan seorang ibu bagi anak-anaknya. Ia adalah perlindungan yang tidak bertepi bagi anak-anaknya, sehingga ia pun memiliki derajat mulia.

Jika kita mampu mengaplikasikan semua itu, kita akan merasakan kerinduan untuk bisa memberikan pertolongan dan perlindungan kepada ummat. Karenanya, distribusi kebaikan bagi banyak orang harusnya menjadi obsesi kita di mana pun kita berada. Sungguh, sebaik-baiknya manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain. Itulah kunci pembuka kecintaan Allah. Belajarlah kepada cahaya matahari yang menerangi tanpa minta balas budi. Karena itu, marilah kita terus memperbaiki akhlaq. Jika semua itu sudah tertanam dalam diri, pintu perlindungan Allah Al-Waliy makin dekat. Insya Allah. Wallahu a’lam bish showab
 
 



Yuk Bagikan :

Baca Juga