Bersandar diri atas rahmat-Nya

KH Abdullah Gymnastiar | Rabu, 14 Desember 2005 15:27 WIB | 6.870 kali
Bersandar diri atas rahmat-Nya

Katakanlah, “ Dengan karunia Allah dan Rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. “ (QS. Yunus(10):58)

Saudaraku yang baik, sesungguhnya alangkah meruginya orang-orang yang hingga saat ini belum juga bersungguh-sungguh memantapkan keyakinannya kepada Allah Aza wa Jalla. Betapa jagat raya alam semesta ini seluruhnya milik Allah. Dia yang menciptakan, mengurus dan menjaganya. Dia pula yang berkuasa dan berkehendak menetapkan kejadian apa pun terhadap segenap makhluk-Nya.

Demikian pun terhadap makluk bernama manusia. Sama sekali tiada daya dan upaya yang kita miliki dalam mengarungi kehidupan ini. Karunia dan rahmat Allah-lah yang membuat kita memiliki kesanggupan berbuat dan memenuhi aneka kebutuhan hidup. Adapun kita yang karena hidayah dan taufik-Nya, Alhamdulillah telah berada di jalan yang di tetapkan-Nya melalui Rasulullah SAW, hendaknya bertanya kepada diri sendiri? Cukupkah dengan kondisi keimanan yang kita miliki saat ini?

Sebagian dari kita kalau mau jujur, hampir dipastikan belum memiliki tingkat keyakinan yang mantap bahwa segala-galanya total milik Allah SWT. Karenanya, kita masih gemar merugikan diri sendiri dengan menggantungkan diri kepada selain Allah.

Saudaraku, setiap orang ingin merasakan kebahagiaan. Kemudian kita berharap orang lain berbuat sesuatu untuk kita, maka sebenarnya peluang bahagia itu malah akan terus menurun. Kenapa? Ibarat cahaya matahari yang memancar tanpa membutuhkan input dari luar, kebahagiaan yang hakiki itu justru datang bukan dari seseorang atau dari sesuatu.

Salah satu bentuk kebahagiaan yang sejati adalah ketika kita hanya menggantungkan segala urusan pada Allah. Bagi orang yang mengenal Allah dengan baik dan ia tidak berharap hanya dari selain Allah, itulah salah satu kebahagiaan. Maka bagi kita yang saat ini masih ingin dihargai, masih sangat ingin dihormati, maka sebenarnya semakin tinggi kebutuhan kita akan penghargaan dari orang lain, itulah yang akan menyempitkan hidup kita. Wallahu a`lam bish showab
 



Yuk Bagikan :

Baca Juga