Kepompong Ramadhan

KH Abdullah Gymnastiar | Jum'at, 30 September 2005 08:35 WIB | 5.984 kali
Kepompong Ramadhan

Saudaraku yang budiman, pernahkah sahabat melihat seekor ulat bulu? Bagi kebanyakan orang binatang melata ini tampak menjijikkan, bahkan menakutkan.  Namun, masa hidup ulat ternyata tidak lama karena ia akan masuk ke dalam kepompong, lalu beberapa hari setelah itu ia pun keluar dan menjelma menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Siapa yang tidak menyukai bentuk dan penampilan kupu-kupu dengan sayapnya yang beraneka hiasan alami? Sebagian orang mencari dan mengoleksinya baik sebagai hoby (hiasan) ataupun untuk keperluan ilmu pengetahuan.

Semua ini menandakan, betapa teramat mudahnya bagi Allah Azza wa Jalla mengubah segala sesuatu. Dari sesuatu yang menjijikan, buruk, dan tidak disukai menjadi sesuatu yang indah dan membuat orang senang memandangnya, melalui suatu proses perubahan (dalam hal ini kupu-kupu tersebut berupa proses metamorposa) yang sudah diatur dan ditentukan aturannya oleh Allah. Baik dalam bentuk aturan atau hukum alam (sunnatullah) ataupu hukum yang telah disyariatkan kepada manusia (Al Quran dan Al hadits).
Demikian pula bila kita masuk ke dalam “kepompong” Ramadhan.

Jikalau segala aktivitas kita cocok dengan ketentuan-ketentuan “metamorposa” dari Allah, niscaya akan mendapatkan hasil yang mencengangkan, yakni menjadi manusia yang berderajat muttaqin, yang memiliki akhlaq yang indah dan mempesona. Inti dari ibadah Ramadhan ternyata adalah melatih diri agar meguasai hawa nafsu.

Allah berfirman, “ Dan adapun orang-orang takut kepada kebesaran Tuhannya  dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An Naazi’aat (79):40-41)”. Jelaslah, salah satu kunci surga adalah kesanggupan menahan diri dari hawa nafsu yang tidak diridhai Allah.
Wallahu a’lam bish showab

 



Yuk Bagikan :

Baca Juga