Menepis Penyakit Hati

KH. Abdullah Gymnastiar | Rabu, 20 Juli 2005 11:12 WIB | 10.138 kali
Menepis Penyakit Hati


Saudaraku yang baik, dengki termasuk penyakit hati yang bisa membakar habis semua kebaikan, seperti api membakar kayu. Kayu yang akan kita jadikan api unggun membutuhkan waktu lama untuk mengumpulkannya, namun dapat habis seketika dengan kobaran api. Begitu halnya dengan amal kebaikan yang kita pupuk berhari-hari bahkan bertahun-tahun dapat hilang seketika oleh penyakit dengki. Seseorang pendengki memiliki ciri susah untuk melihat orang lain senang dan senang melihat orang lain. 

Untuk melihat sejauhmana sifat dengki yang ada dalam diri kita, bisa kita melihat sejauhmana kita gembira melihat penderitaan orang lain dan merasa susah melihat kegembiraan orang lain. Ciri lain selalu tidak senang dengan kesuksesan orang lain, komentranya selalu negatif, tidak ada keberanian untuk mengakui kesuksesan orang lain, mahal untuk memuji, dan bahkan lebih aktif mencari kekurangan orang lain. Maka tak heran selain menghapus amal kebaikan, dengki pun akan mengantarkan seseorang jauh dari surga. Salah satu riwayat memberikan pelajaran bagi kita. 

Rasulullah menjamin sahabatya masuk syurga karena kemampuannya menepis sipat dengki. Amr Bin Ash merasa penasaran dengan seseorang yang Rasulu juluki “ahli syurga” itu. Rasanya penasarannya menghantarkan dia untuk menginap selama tiga hari tiga malam. Dilihat keseharian tidak ada amal yang istimewa. Karena tidak tampak kelebihan dirinya, dia memutuskan pulang. Sebelum pulang, dia menceritakan maksud kedatangannya. Orang itu menjawab, “ saya tidak mendeki dengan nimat yang Allah berikan kepada orang lain”. Dari kisah diatas dapat diambil ibrah-nya bahwa dengan yakin sepenuhnya pada Allah bahwa Dia-lah satu-satunya pemberi rezeki. 

Yakinilah bahwa rezeki tidak akan tertukar sehingga dapat terhindar dari dengki. Sebenarnya tidak ada yang perlu kita dengkikan, karena Allah telah memberikan rezeki pada hamba-Nya. Sesnggunya yang membedakan seseorang berdasar pada jalan dan cara menjemput rezeki tersebut. Apakah caranya sudah sesuai dengan yang Allah kehendaki? Semoga kita dapat memaksimalkan usaha kita dengan jalan yang Allah ridahi, sehingga terhindar dari fitnah dan dengki. Wallahua’lam.



Yuk Bagikan :

Baca Juga