Akhir-akhir ini kita sebagai warga negara Indonesia disuguhi dengan berbagai musibah seperti banjir, longsor, meletusnya gunung berapi dan lain-lain. Hal ini terjadi merupakan sebuah pelajaran yang mengandung banyak hikmah bagi kehidupan kita sebagai muslim. Rugilah bila kita hanya menyaksikan begitu saja tanpa ada pelajaran yang bisa diambil, yang tentunya bisa menambah keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT.
Musibah bagi orang beriman adalah peringatan agar kita segera kembali kepada Allah. Menjadikannya sebagai pemicu untuk semakin ingat bahwa ada Allah yang menguasai seluruh alam raya, termasuk diri kita sebagai manusia. Sungguh semua yang ada di dunia ini adalah milik Allah SWT dan akan kembali kepada-Nya kelak di hari kiamat.
Musibah bagaikan alarm. Peringatan dari Allah supaya manusia tidak lupa kepada-Nya. Kebanyakan orang teringat kepada Allah setelah musibah dan ujian yang tidak diharapkannya datang. Padahal, sebenarnya musibah itu ada yang mengenakkan dan juga ada yang tidak mengenakkan. Dan setiap musibah akan membawa hikmah sangat berharga bagi mereka yang mau mengambil pelajaran dari setiap kejadian.
Ketika musibah itu datang kepada saudara kita, baik perorangan maupun satu daerah, maka sebenarnya Allah SWT sedang memberikan peringatan dan pelajaran. Bukan hanya bagi orang yang tertimpa musibah itu, tetapi juga bagi kita yang melihat dan menyaksikannya.
Bagaimana caranya agar kita bisa bersabar, yakni dapat menerima kenyataan yang tidak diinginkan (musibah) tersebut? Tentu saja membutuhkan waktu dan kebesaran hati. Hanya saja kita harus berusaha agar prosesnya tidak terlalu lama. Allah SWT telah memberikan jawabannya dalam al-Quran berikut ini:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun,’ Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali." (QS. al-Baqarah [2]: 155-156).
Menyimak dari ayat tersebut, jelas bahwa setiap manusia pasti akan diberikan ujian, berupa kekurangan harta, kelaparan, ketakutan, kehilangan jiwa dan lain-lain. Tapi itu semua lebih sedikit daripada nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Dan ketika musibah datang, maka kita disuruh oleh Allah untuk bersabar dengan mengucapkan "Innalillaahi wainnalilaihi roji’uun." Artinya sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. Tentu bukan hanya lisan yang mengatakannya, tetapi harus dibarengi dengan hati paling dalam.
Bisa dikatakan inti dari sabar adalah menjadikan setiap ujian dan musibah menjadi jalan makin sadarnya kita akan kekuasaan Allah SWT, dan semoga Ia memberikan pertolongan-Nya. Berikut ini adalah sikap yang harus dilakukan dalam rangka bersabar saat ada musibah yang menimpa kita dan saudara kita.
1. Meyakini bahwa setiap kejadian itu adalah kehendak Allah. Jadi ketika musibah itu datang, ucapkanlah "Innalilahi wainalilahi rojiun" (Sesungguhnya kami kepunyaan Allah dan kepada-Nya kami kembali).
2. Menjadikan musibah sebagai sarana evaluasi diri. Apapun yang terjadi dengan diri kita, pastilah berhubungan dengan apa yang telah dilakukan pada masa lalu. Oleh karena itu, segeralah melihat kejadian pada masa lalu. Bisa jadi ada maksiat dan dosa yang telah dilakukan sehingga Allah memberikan musibah kepada kita. Bila ada, segeralah bertobat dan meminta ampunan-Nya.
3. Menjadikan musibah sebagai sarana tobat. Berbahagialah bila kita termasuk orang yang sadar akan kehilafan dan kesalahan di masa lalu. Karena hal ini merupakan hidayah dari Allah, maka jangan sia-siakan. Bersegeralah untuk bertobat.
4. Memohon kepada Allah SWT agar diberi kesabaran dan jalan keluar. Semua masalah, ujian, dan musibah datangnya dari Allah, sehingga yang memiliki solusi atau jalan keluarnya pasti juga Allah. Jangan pernah ragu untuk terus berdoa agar diberikan jalan keluar dan solusi terbaik yang menurut Allah cocok bagi kita.
Menerima musibah dengan keikhlasan hati seringkali memerlukan proses panjang. Jika ketidakikhlasan terus menerus hadir, mintalah kepada Allah agar hati bisa tulus menerima ketetapan-Nya. Dan bertobatlah karena ketidakikhlasan tersebut. Ambillah air wudhu, salat dua rakaat, dan ucapkan "Laa haula walaa quwwata illaa billaahil ’aliyyil adhiim". Lalu bacalah doa seperti yang tercantum dalam surah al-a’raf ayat 126 berikut ini:
"Dan kamu tidak menyalahkan kami, melainkan karena kami telah beriman kepada ayat-ayat Tuhan kami ketika ayat-ayat itu datang kepada kami." (mereka berdoa), ‘Ya Tuhan kami, limpahkan kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu)." (QS. al-A’raf: 126).
Saudaraku, jika kita telah mengadu kepada Allah, maka kita boleh mengadu kepada teman atau saudara yang kita yakini ia akan menjaga kerahasiaan. Bisa memberi solusi atas masalah yang sedang kita hadapi. Ingat saudaraku, jangan salah memilih teman curhat (mengadu) jika kita tidak mendapat solusi darinya, atau bahkan aib kita akan diketahui banyak orang.
Lebih baik tidak sembarangan curhat atau berbicara dengan orang lain, karena satu orang rahasia terbuka, maka pintu ribuan orang terbuka untuk tahu informasi tersebut. Cukuplah Allah SWT sebagai penolong dan cukuplah Allah yang akan memberikan jawabannya.
Dan ingatlah saudaraku bahwa Allah SWT tidak akan menimpakan ujian atau musibah melainkan sesuai dengan kemampuannya, sebagaimana firman Allah berikut ini:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa), ‘Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaf Kami, ampunilah Kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir." (QS. al-Baqarah [2]: 286).
Semoga uraian ini bisa menjadi ilmu dan bekal bagi kita semua dalam menghadapi ujian, masalah, dan musibah. Yakinlah Allah Maha Sayang terhadap para hamba-Nya yang serius mendekat kepada-Nya. Dan Allah akan memberikan jalan keluar bagi hamba-Nya yang Dia kehendaki.
Sumber Link