Berkah Puasa Senin Kamis, Suami Istri Dapat Naik Haji

Admin | Senin, 25 Agustus 2014 11:01 WIB | 6.630 kali
Berkah Puasa Senin Kamis, Suami Istri Dapat Naik Haji Keduanya (H. Ahmad Zakaria dan Hj. Siti Fatimah) adalah pasangan yang sama-sama ingin naik haji. Namun, jika dilihat dari harta kekayaan yang dimilikinya, mereka sangat pesimis bahwa keduannya akan mampu naik haji. keinginan tersebut muncul saat mereka mendengar dari sebuah pengajian umum bahwa orang yang naik haji akan mendapatkan kepuasan dan kenikmatan batin, disamping menunaikna rukun Islam yang nomor lima. Meskipun kondisi ekonominya tergolong menengah kebawah, mereka tetap yakin bahwa mereka akan mampu naik haji.

Ahmad Zakaria selalu memohon kepada Allah Swt.Agar ia bersama istrinya dikaruniai kesempatan untuk naik haji. Sebagai seorang pedagang sembako dikampungnya, tentu saja ia sangat khawatir akan keinginannya ini, ia khawatir Allah tidak memanggilnya bersama istrinya ke tanah suci. Keinginan untuk naik haji itu terus menggebu, begitu kuat menggema didalam hatinya.

Hingga pada suatu malam.ia bermimpi didatangi oleh seorang lelaki tua, wajah lelaki tua itu mirip kakeknya sendiri, yang mengatakan "Zakaria, jika kamu ingin naik haji bersama istrimu, maka hendaklah kamu mengamalkan puasa Senin Kamis, kemudian kamu bekerja keras dan berdo’a kepada Allah Swt."

Sejak saat itu, keduanya mulai melakukan puasa Senin Kamis secara rutin. Meskipun terkadang tubuh terasa lemas karena harus mengusung sembako, meskipun rasa lelah merundung jiwanya, ia tetap rela demi tercapainya keinginannya untuk naik haji.

Suatu waktu, seorang tetangganya yang cukup kaya mencibir dan meledeknya, "Mana mungkin bisa naik haji,j angan bermimpi Zakaria!" Zakaria hanya diam, ia hanya mengatakan dalam hatinya bahwa manusia tidak memliki kemampuan apapun, hanya Allah-lah yang memiliki segala kemampuan. Jika Allah berkehendak memberangkatkan hamba-Nya ketanah suci, maka tidak ada kekuatan yang bisa menggagalkannnya.

Untuk merealisasikan kinginannya itu,ia membuat sebuah kotak untukk menabung.Setiap hari ia memasukkan uang Rp.10.000. Keduanya bertekad untuk tidak membuka kotak tersebut meskipun sangat membutuhkan.Ia meniatkan bahwa tabungan tersebut untuk bekal naik haji.

Cara itulah yang mereka jalani selama bertahun-tahun. Mereka khawatir, jika dilihat dari pekerjaan dan penghasilan harian mereka, rasanya tidak mungkin mengaharap uang nomplok untuk kemudian berangkat naik haji. Setiap kali kotak itu penuh ia membukanya dan menukar uang tersebut dengan uang pecahan yang lebih besar, kemudian ia menaruh di sebuah tempat yang aman.

Sekali lagi, Ia sangat percaya bahwa apabila Allah berkehendak kepada hamba-Nya, maka tentu saja tak ada sesuatu pu yang daapt menghalanginya. Allah Maha Tahu apa yang diinginkan oleh hamba-Nya.  Dua orang suami istri itu yakin bahwa suatu hari nanti mereka akan sampai di tanah suci. Setiap kali selesai menunaikan shalat, keduanya berdoa agar Allah mengabulkan keinginannya itu.

Meskipun hanya mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, lama kelamaan, akhirnya uang yang dikumpulkannya mencukupi juga. Pada tahun 2007, keduanya naik haji dan karena itu, keduanya sangat senang. Sebelum berangkat haji, keduanya menatap hati terlebih dulu.  Keduanya yakin, orang yang melaksanakan ibadah haji, hatinya harus polos, putih dan tidak ada noda sedikitpun, utamanya yang berkaitan dengan pengelolaan emosi.

Puasa Senin Kamis masih terus dilakukannya dengan istiqamah. Hatinya semakin tenang, sejuk rasanya ketika menghadap kepada Allah Swt. Manusia sangat tidak berdaya di hadapan Allah. Jika manusia di beri kekuatan untuk bekerja dan diberi rezeki yang melimpah, sesungguhnya itu dari Allah semata. Karena itu, setiap orang tidak boleh menyombongkan diri, apalagi membuat justifikasi bahwa orang tidak bisa naik haji hanya karena dilihat dari pekerjaannya. Allah itu memberikan rezeki bukan memberikan pekerjaan.

Tetangga yang dulu pernah mencibirnya kemudian tercengang karena  Ahmad Zakaria  dan Siti Fatimah mampu naik haji. Mungkin saja ia iri sehingga membuatnya tak bisa diam. Ia masih terus membicarakannya bahkan membuat isu yang tidak sedap, "Dapat uang dari mana kalau tidak menipu atau mencuri," kata-kata yang demikian diungkapkannya pada banyak orang. Namun, Zakaria dan Fatimah hanya mengelus dadanya, dan berkata kepada diri mereka agar tidak menanggapi dan tidak marah.

Keduanya yakin bahwa kata-kata tetangganya yang satu itu merupakan salah satu cobaan yang di berikan kepadanya. Karena itu, jika Alah memberikan cobaan kemudian ditanggapinya, berarti keduanya gagal untuk membina hati nuraninya menjadi lebih baik.

Kini, Zakaria dan Siti Fatimah telah menjadi haji. keduanya sangat tenang dan tenteram, karena sesungguhnya pencapaian yang membuat kehidupan menjadi sempurna di dunia ini bukanlah harta kekayaan, melainkan amal ibadah yang dipersembahkan kepada Allah Swt secara total.


Sumber: KISAH-KISAH AJAIB PENGUBAH HIDUP!, Penulis: Ustadz Amrin Ali Hasan



Yuk Bagikan :

Baca Juga