Sedekah Berpahala Haji Mabrur

Mohammad A. Syuropati | Senin, 18 Agustus 2014 15:32 WIB | 4.499 kali
Sedekah Berpahala Haji Mabrur

Di sebuah dusun nan jauh dari  perkotaan, ada seorang pedagang sandal dari kayu. Orang itu sudah lama sekali berniat naik haji. Maka, dari tahun  ke tahun, dia menabung sedikit demi sedikit dari laba jualan sandal. Setelah tabungannya  di pandang cukup dan musim haji  pun telah tiba, maka ia pun segera menunaikan niatnya itu.

Akan tetapi, di tengah perjalanan, ia melewati sebuah desa yang semua penduduknya terkena penyakit, yang karena penyakit itu mereka tidak bisa bekerja sehingga tak ada yang bisa mereka makan.

Melihat hal tersebut maka si pedagang merasa iba, lalu uang bekal ajinya pun disedekahkan kepada mereka agar di gunakan untuk makan dan berobat. Setelah itu, ia pun pulang, tidak jadi berangkat haji karena sudah tidak punya bekal.

Di lain tempat, ada seorang zahid sedang beribadah di atas gunung. Setelah beribadah, zahid itu berdoa. Di dalam doanya, ia bertanya, "Ya, Tuhanku! Dari sekian banyak orang-orang yang ibadah haji, berapakah yang engkau terima hajinya?

Lalu Allah memberikan petunjuk lewat Jibril. "Tak satupun dari mereka yang diterima hajinya," kata Jibril berbisik dalam hati si zahid. "Tetapi, Allah telah menerima haji seorang hamba yang tidak jadi berangkat haji ," lanjut Jibril.

Kemudian dengan terperangah, si zahid bertanya, "Siapakah dia gerangan?"

Maka Jibril pun menunjukkan ciri-ciri orang yang di maksudkan, daerah asalnya, dan apa pekerjaan sehari- harinya.

Setelah itu, si zahid pun turun gunung. Ia segera menuju daerah yang disebutkan Jibril. Sampai akhirnya, ia menemukan orang yang dimaksudkan Jibril. Setelah bertemu, si zahid bertanya, "Benarkah kamu seorang pedagang sandal ?"

"Benar," jawabnya sambil menunjukkan barang dagangannya.

"Benarkah kamu ingin berangkat haji, tapi tidak jadi?"

"Benar," jawab orang itu dengan sedih.

"Apa yang menyebabkan kamu mengurungkan ibadah haji?" tanya zahid ingin tahu.

Maka orang itu pun bercerita apa yang sebenarnya telah terjadi pada waktu itu. Setelah mendengar cerita si pedagang, maka zahid pun berkata, "Berbahagialah kamu! Sesungguhnya dari sekian banyak hamba Allah yang naik haji, Allah hanya menerima hajimu. Hajimu mabrur, saudaraku!"

Kemudian pedagang itu bertanya, "Dari mana kamu tahu?"

"Dari Jibril. Ia memberitahuku saat aku berdoa kepada Allah dan mempertanyakan tentang haji mabrur orang-orang yang naik haji tahun ini," jawab zahid meyakinkan.

Mendengar itu, maka bersujudlah si pedagang sandal tersebut, lalu memuji Allah berkali-kali. Dan setelah itu, ia semakin rajin bersedekah dan beribadah kepada Allah.

 

Sumber buku : Jangan bersedih! 150 cerita hikmah penyejuk hati, Penulis: Mohammad A. Syuropati




Yuk Bagikan :

Baca Juga