Fulan sedang dirundung kesulitan. Sudah berbagai usaha dilakukan agar
keluar dari kesulitan tersebut. Namun, nasib baik belum bersahabat
dengan dirinya. Fulan lalu bertanya kepada seorang bijak.
"Tuan, sudilah kiranya kau menunjukkan jalan keluar dari masalahku ini," pinta Fulan.
"Sesungguhnya, Allah yang berkehendak memasukkan dan mengeluarkan seseorang kepada suatu keadaan," jawab orang bijak itu.
"Apakah yang harus aku lakukan?" tanya Fulan.
"Tunjukkanlah kesungguhanmu. Mudah-mudahan, Dia bermurah hati kepadamu," kata orang bijak.
"Baiklah. Aku akan bersungguh-sungguh. Jika kesulitanku pergi, aku akan
menjual rumah dan segala isinya. Lalu, aku akan membelikan seluruh hasil
penjualan rumah itu kepada fakir miskin. Aku berjanji!" tegas Fulan
yang sudah tidak kuat lagi menanggung beban masalah yang ada dirinya.
Sebelum Fulan itu pergi, orang bijak memberinya nasihat.
"Ingatlah, Allah tidak akan memberi perintah di luar kesanggupan.
Sesungguhnya, masalah yang menimpa setiap manusia adalah ujian dari
keimanan dan penebus dari dosa-dosa. Dia ingin menjadikan setiap
hambanya menjadi lebih baik. Jadi, janganlah kauperdaya Tuhanmu."
Namun, Fulan sudah tidak mendengarkan lagi. Ia ingin segera pulang ke
rumahnya untuk membuktikan kesungguhannya. Sesampainya di rumah, Fulan
segera menyebarluaskan berita bahwa ia ingin menjual rumahnya. Sementara
kabar itu menyebar, tidak berapa lama, atas izin Allah, tuntaslah
permasalahan-permasalahan Fulan.
Ketika orang-orang yang hendak membeli rumahnya berdatangan, setan mulai
menggoda. Dimunculkan sifat kikir dari dalam diri Fulan. Ia tidak ingin
memberikan uang hasil penjualan rumahnya kepada fakir miskin sesuai
dengan janjinya dulu. Fulan kemudian mencari akal.
Ia menyampaikan kepada para calon pembeli, rumahnya dijual dengan harga
murah. Namun, dengan satu syarat. Setiap orang boleh mendapatkan
rumahnya seharga Rp l.000,00, tetapi harus membeli kucingnya juga yang
harganya Rp500 juta.
Melihat rumahnya yang bagus, salah seorang pembeli setuju dengan syarat
itu. Maka ia pun memberikan uang Rp l.000,00 untuk pembayaran rumah dan
Rp500 juta untuk pembayaran kucing.
Karena Fulan telah beijanji memberikan uang hasil penjualan rumah, ia
hanya mengeluarkan uang Rpl.000,00 kepada fakir miskin. Sementara yang
Rp500 juta, ia masukkan ke kantongnya sendiri.
Fulan mengira Allah bisa diperdaya, padahal Allah Maha Perkasa dan Maha
Kuasa. Allah akan membalasnya dengan cara apa pun yang dikehendaki-Nya.
Baik itu di dunia ataupun nanti di akhirat. Sebenarnya, Fulan sendirilah
yang telah memperdayai dirinya sendiri. Nau- zubillah.
"Hendaknya, manusia waspada terhadap salah satu sifat buruknya. Apabila
ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah. Apabila diberi kelapangan, ia
kikir. "