Semangat yang Tak Pernah Padam

adminaba | Jum'at, 31 Agustus 2012 00:00 WIB | 11.483 kali
Semangat yang Tak Pernah Padam
Fulan adalah seorang pedagang yang memiliki semangat tinggi. Dia memiliki keinginan menjadi pedagang yang sangat sukses. Itu sebabnya, dia merintis usahanya dengan sungguh-sungguh. Setiap hari, dia beijalan kaki hingga 30 kilometer untuk menjajakan dagangannya dari rumah ke rumah.
Aktivitasnya dimulai sejak usai shalat Subuh hingga menjelang shalat Isya. Semua orang mengenal si Fulan. Setiap hari ia selalu mengunjungi tempat yang sama. Motonya, "Hari ini ditolak, besok masih ada kesempatan". Karena moto itulah banyak dagangannya yang laku dan dia memiliki pelanggan yang loyal. Apalagi, Fulan dikenal sebagai pedagang yang ramah dan mau mendengarkan keluhan pelanggan.
Hingga suatu hari, ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya lumpuh. Ketika menyadari kakinya lumpuh, Fulan merasa dunia ini berakhir dan harapannya untuk menjadi pedagang sukses pupus sudah. Semangat Fulan padam seketika.
Sejak itulah, sifat Fulan berubah. Dia menjadi pemurung. Orangtuanya sudah menasihati agar ia tidak menyesali apa yang terjadi.
"Allah tidak adil padaku, Ibu," kata Fulan dengan penuh sesal.
"Tidak, Allah selalu tahu yang terbaik bagi umat- Nya," sahut ibunya.
Namun, Fulan tetap merasa tak berguna dan tak berharga.
"Mana mungkin aku bisa mewujudkan cita-citaku dengan kaki lumpuh seperti ini?" tanya Fulan.
"Masih banyak jalan untuk mewujudkannya," kata ibunya.
Fulan menangis. Dia tidak yakin atas apa yang diucapkan oleh ibunya
Suatu hari, Fulan dijenguk oleh seorang pelanggannya.
"Hai Fulan, bersyukurlah kepada Allah atas hidup yang masih Dia berikan untukmu. Kecelakaan yang kaualami itu seperti yang terjadi pada kakakku. Namun, dia meninggal. Kakakku tidak diberi kesempatan untuk memperbaiki hidupnya, mengejar cita-citanya, dan bertobat atas dosa-dosanya. Walaupun kau lumpuh, aku yakin kau masih dirindukan semua orang. Kau masih bisa beijualan, kau masih diberi kesempatan, dan kau masih bernapas. Buktikanlah pada semua orang bahwa apa pun kondisi yang kaumiliki tidak akan menghalangi kesuksesanmu. Bersyukurlah karena Allah masih memberikan kehidupan untukmu,"ujar pelanggannya.
Kata-kata itu membuat Fulan tersentak dan tersadar. Lumpuh bukanlah kiamat baginya. Dirinya kembali bersemangat dan tak ingin menyesal selamanya. Dengan susah payah, Fulan belajar untuk menerima dirinya yang sekarang serta memikirkan "jalan lain" menuju kesuk¬sesannya.
Setahun kemudian, Fulan sudah mewujudkan mimpinya menjadi pedagang sukses. Dia menularkan kecerdasannya berdagang kepada orang lain. Dia mengajak orang lain untuk bersama mencapai sukses. Fulan merasa bersyukur karena kelumpuhannya, ia bisa berbagi kesuksesan dengan orang lain.

 

"Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan membutakan kedua matanya dan dia bersabar maka Aku ganti kedua matanya dengan surga. "
-HR Ahmad

 



Yuk Bagikan :

Baca Juga