Jika sebab kesedihan adalah dosa yang telah engkau lakukan atau karena kesalahan, maka renungkanlah firman Tuhanmu Yang Lebih Sayang dari dirimu sendiri. Katakanlah,
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (QS. Az Zumar [39]: 53).
Jika sebab kesedihan itu karena kedzaliman suami, kerabat dekat atau jauh, maka Allah telah menjanjikan kemenangan. Orang-orang yang mendzalimimu akan mendapatkan kehinaan atau kekecewaan, sebagaimana firman-Nya,
“Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kezaliman.”
Allah berfirman dalam hadits qudsi bagi orang-orang yang didzalimi,
“Dengan kekuatan dan keperkasaan-Ku, aku akan menolongmu walaupun tidak berapa lama.” (HR. Thabrani no.3631, Al Mu`jam Al Kabir).
Allah SWT berfirman,
"Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. Al Mujaadilah [58]: 1).
Jika sebab kesedihanmu adalah kefakiran dan kebutuhan hidup, maka bersabarlah dan berbahagialah, karena Allah SWT berfirman:
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2]: 155).
Jika sebab kesedihanmu karena sedikit anak atau tidak memiliki keturunan, maka bukan hanya engkau yang tidak memiliki anak, dan bukan kamu penanggung jawab untuk mewujudkannya, sebagaimana firman Allah SWT,
“Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang Dia kehendaki dan memberikan anak-anak lelaki kepada siapa yang Dia kehendaki, atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan (kepada siapa) yang dikehendaki-Nya, dan Dia menjadikan mandul siapa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.” (QS. As Syuura [42]: 49-50).
Siapakah yang menjadikanmu tidak dapat mendapat keturunan? Apakah kita dapat menolak atas hukum Allah dan kehendak-Nya! Apakah suamimu atau orang lain dapat melukaimu dengan hal tersebut? Jika ia melakukan hal tersebut maka ia telah melawan hukum Allah, dan ia akan disiksa karena perbuatannya.
Maka mengapa Anda masih bersedih sedangkan semua urusan ada di tangan Allah!
Janganlah bersedih...
Sebesar apapun bencana yang menimpa! Ingatlah, semua yang terjadi pada dirimu telah ditentukan dan ditetapkan kemudahannya. Walau malam begitu panjang, mestilah terbit fajar!
Janganlah bersedih...
Rezekimu sudah ditentukan, takdirmu sudah ditetapkan dan kehidupan dunia tidak berhak untuk ditangisi. Semuanya akan sirna, sebagaimana firman-Nya,
”Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al Hadid [57]: 20).
Jika kesedihan menyelimutimu, maka berlindunglah kepada Allah. Teruslah dzikir kepadanya.
“Ya Allah, ya Tuhanku Aku tidak menyekutukan dengan-Nya seorangpun. Ya Allah Yang Maha Hidup, Yang Maha Maha Berdiri Dengan Sendiri-Nya. Dengan rahmat-Mu aku memohon. Ya Allah, aku kalah. Maka tolonglah.”
Semuanya adalah wirid yang dianjurkan. Diampunkan dosa dan dimudahkan dengannya segala musibah.
Pintalah kedamaian dengan banyak istighfar. Mohonlah ampunan dengan jujur hingga ribuan kali, tanpa batas hingga engkau merasakan nikmatnya
istighfar dan bahagianya taubat dan kembali kepada-Nya.
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al Baqarah [2]: 222).
Pintalah kesejahteraan dalam dzikir dengan membaca tasbih, tahlil, shalawat kepada nabi SAW, dan membaca Al-Qur`an :
“Ingatlah dengan mengingat Allah maka hati akan tenang.”
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur`an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al Israa` [17]: 82).
Janganlah bersedih...
Segeralah menghadap Allah dengan doa. Jangan sulit untuk berdoa sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits :
“Manusia yang paling lemah adalah orang yang paling lemah dalam berdo`a.” (HR. Abu Ya`la dalam Musnadnya no.6613 dengan sanad hasan).
Tunduklah kepada Allah dalam kegelapan malam, dan setelah shalat. Menyendirilah di salah satu ruang rumahmu untuk mengadu kepada-Nya. Menangislah dihadapan-Nya, memohon kemudahan, pertolongan, dan solusi dari-Nya. Memohonlah dengan penuh khusyuk, karena Dia mencintai orang-orang yang menangis dalam doa, ”
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwa Aku adalah dekat.Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS. Al Baqarah [2]: 186).
Janganlah bersedih...
Janganlah putus asa :
“Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf [12]: 87).
Kegelapan itu akan pudar, kesedihan itu dapat dilalui, dan senyuman akan kembali. Maka hamparkanlah tikar sabar, serulah Allah dengan doa dan dzikir. Berprasangka baik kepada Allah, maka Dia akan sesuai dengan prasangka baikmu.
***
Sumber: Buku La Tahzan for Women, Penulis: Nabil bin Muhammad Mahmud