Zainab Ra. adalah istri Rasulullah saw. yang sangat shalih. la selalu sibuk berpuasa, shalat sunat, dan biasa bekerja dengan tangannya sendiri. Hasil kerjanya itu ia sedekahkan kepada fakir miskin. Ketika Nabi saw. akan wafat,
Azwajun muthahharah, para istri Nabi saw., bertanya kepada beliau,
"Siapakah yang paling dahulu wafat setelah engkau?”
Beliau menjawab,
“Yang paling panjang tangannya.”
Maka para istri Nabi saw. segera mengukur tangan mereka dengan kayu. Namun akhirnya mereka memahami bahwa yang dimaksud dengan tangan panjang ialah yang paling banyak bersedekah. Dan ternyata, istri Rasulullah saw yang lebih dulu wafat adalah Zainab..
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khaththab ra., ia telah menentukan gaji untuk istri-istri Nabi saw.. Setiap mereka dikirimi 12.000 dirham, termasuk Zainab ra., ia dikirimi jumlah yang sama. Tetapi Zainab ra. malah mengira bahwa uang itu untuk semua istri Nabi saw., sehingga ia berkata kepada utusan pembawa uang itu, “Untuk membagikannya, sebaiknya diberikan saja kepada istri Nabi saw. yang lain.” Utusan itu berkata, “Uang ini adalah bagianmu dan ini adalah bagian untuk setahun.”
“Subhanallah,” ia berseru kaget sambil menutupkan kain ke mulutnya.
Lalu sedikit pun ia tidak melihat uang tersebut. Ia menyuruh utusan itu, “Simpan saja uang itu di pojok kamar, dan tutuplah uang itu dengan kain ini.” Kemudian ia berkata kepada Barzah ra. (yang menceritakan kisah ini),
“Ambilah kantong, dan isilah sedikit dengan uang itu, lalu berikanlah kepada fulan dan fulan.” Ia menyebutkan beberapa nama sanak saudara dan para janda. Masing-masing mendapat bagian tertentu. Tidak lama kemudian, semuanya sudah habis dibagikan, hanya tersisa sedikit di bawah kain penutup itu. Dan barulah Barzah ra. mengungkapkan keinginannya terhadap uang itu.
Jawab Zainab ra.,
“Ambillah uang yang tersisa di bawah kain itu untukmu!”
Barzah pun mengambil sisanya. Setelah dihitung, ternyata tersisa 84 dirham. Selanjutnya Zainab ra. mengangkat tangannya dan berdoa,
“Ya Allah, jangan sampai harta seperti ini datang kepadaku tahun depan, yang kedatangannya menjadi fitnah bagiku.” Dan sebelum ia menerima gaji tahun berikutnya, ia telah wafat lebih dahulu.
Ketika Umar ra. mendengar bahwa uang yang dikirim olehnya telah habis disedekahkan oleh Zainab, maka Umar ra. mengirim lagi seribu dirham kepada Zainab ra. agar digunakan untuk keperluannya. Begitu uang itu diterima, saat itu juga ia sedekahkan semuanya. Meskipun zaman itu adalah zaman kemenangan, Zainab ra. telah meninggal dunia tanpa memiliki uang di rumahnya walaupun sedirham, atau meninggalkan harta lainnya. Ia hanya meninggalkan rumahnya. Dan karena ia dikenal telah banyak bersedekah, maka ia digelari
Ma`wal-Masakin, yaitu tempat kembali orang Miiskin.
Seorang wanita berkata, “Zainab ra. memiliki selembar kain yang beri warna kuning tua. Ketika itu Rasulullah saw. masuk, dan ketika melihat kami sedang memberi warna kuning pada kain itu, beliau keluar lagi. Zainab ra. berpikir, mungkin Rasulullah saw. tidak menyukai kain yang diberi warna tersebut, maka ia segera membasuh kembali kain itu. Pada saat Rasulullah saw. mengunjunginya pada lain waktu dan beliau tidak melihat kain itu, barulah Rasulullah saw. masuk ke dalam kamarnya.” [ ]
Sumber: Kisah Keajaiban Sedekah, Penulis Supriyanto Abdullah