Berhati - Hatilah Terhadap Urusan Sepele

Admin | Rabu, 16 Juli 2014 09:17 WIB | 3.614 kali
Berhati - Hatilah Terhadap Urusan Sepele Ibn Al Abdi bersyair :

Banyak kaum wanita yang bersedih hanya karena urusan sepele dan tidak perlu.

Tekad itu akan datang, pada orang yang memiliki tekad kuat.

Akan datang kemuliaan atas kadar kemuliaan.

Akan menjadi besar sebuah perkara kecil di mata orang yang kecil.

Dan akan menjadi kecil, suatu perkara besar di mata orang-orang besar.



Diantara manusia ada yang tujuan hidupnya meraih kesenangan dunia seperti sajak di atas. Ketika ditanyakan kepadanya, “Apa yang terbaik dalam kehidupan dunia?” Ia menjawab, “Makanan lezat, pakaian bagus, dan kendaraan mewah.”

Kini, banyak orang yang menyibukkan diri dalam perkara sepele. Setiap saat ia bersedih karena pakaian, kendaraan, sandal, makanan dan minumannya, rumah, istana, harta dan urusan dunianya yang lain.

Ketahuilah, kesedihan dan kebimbangan datang silih berganti. Bahkan ini terjadi di dunia binatang sekalipun. Ketika seekor laba-laba hendak melahirkan, ia akan membangun rumah untuk dirinya, dan ia tidak akan menerima pemberian ibunya. Tetapi ular mengisi lubang yang dibangun oleh hewan lain. Karena tabiatnya menyukai kegelapan, burung gagak pasti akan mencari bangkai. Burung elang tidak akan memburu kecuali binatang yang masih hidup, dan singa tidak makan umbi-umbian. Seekor gajah akan menunggu lapar untuk makan, dan seekor kumbang akan pergi lalu kembali.

Maka ketika kesedihan dan kebimbangan datang silih berganti, mengapa harus bersedih terhadap perkara sepele dan tidak patut diingat?

Perhatikanlah orang-orang munafik. Mereka tidak pernah patah semangat dan tekad mereka tidak pernah beku. Inilah ungkapan mereka, `janganlah kalian menyerah terhadap panas, minta izinlah kepadaku dan janganlah mendustaiku.`

Rumah kita aurat. Kita khawatir semua tertimpa bahanyanya. Tidaklah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya melainkan tipu daya belaka.

Wahai orang-orang yang tertipu oleh siasat mereka sendiri. Wahai liwa yang menderita.

Kekhawatian mereka hanyalah urusan perut,ataupun rumah islana. Pandangan mereka tidak tertuju ke langit yang menjulang. Mereka tidak pernah menatap bintang yang mulia. Padahal, sudah jelas ketika salah seorang diantara mereka bersedih, sebabnya tiada lain karena hewan ternaknya, pakaiannya, kenikmatannya, atau jamuan pestanya. Perhatikanlah, Anda akan menyaksikan di pagi dan sore hari kesedihan dan kebimbangan mereka karena bertengkar dengan suami, anak, kerabat, tetangga, mertua, istri anak, menantunya, dan iparnya, karena mendengar cacian atau hal sepele.

Ini merupakan musibah bagi mereka. Kesibukan mereka bukanlah perkara agung. Mereka tidak menggunakan waktu luang untuk hal-hal berharga. Diantara mereka ada yang berkata, `Ketika air keluar dari bejana, maka udara akan mengisi bejana
tersebut.`

Renungkanlah setiap hal yang menjadi target Anda dan konsentrasi untuk meraihnya. Apakah semangat dan pengorbanan ini layak? Karena Anda akan mengorbankan akal, darah daging, waktu, dan ketenangan Anda. Janganlah mengorbankan semua itu hanya untuk perjanjian sepele, sehingga anda merugi karena harganya yang murah jika dibanding dengan pengorbanan Anda.

Para psikolog mengatakan, `Jadikanlah segala sesuatu itu masuk akal`. Benarlah apa yang difirmankan Allah SWT.:

"Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS. Ath Thalaaq [65]: 3).

Tentukanlah suatu perkara sesuai kadarnya. Berhati-hatilah agar tidak dzalim dan melampaui batas. Setiap jiwa yang mulia dan memiliki semangat tinggi akan merasa lelah.

Namun kelak ia akan beruntung, dan istirahatnya hanyalah sebentar saja. Maka buanglah jauh-jauh hal-hal sepele dan kesibukan diri. Dengan demikian kesedihan akan hilang dan akan datang yang dijanjikan, yaitu kebahgiaan.

Jauhilah hal-hal yang dapat membunuh waktu. Seperti membaca majalah yang tidak bermanfaat, gambar-gambar yang tidak baik, bayng-bayang kesedihan, buku-buku atheis, atau kisah-kisah yang tidak bermoral. Jadikanlah semua waktumu untuk hal yang bermanfaat. Seperti, membaca majalah islami, kitab yang bermanfaat, seminar motivasi, artikel-artikel yang mendatangkan kebaikan di dunia dan akhirat, karena banyak buku dan artikel yang menimbulkan keraguan para pembacanya, sehingga menimbulkan kebimbangan dalam diri dan berpaling dari kebenaran. Ini adalah pengaruh kebudayaan barat yang dapat menyapu kebudayaan dinegeri Islam.

Sumber: Laa Tahzan for Women, (Jangan Bersedin Nikmatilah Hidupmu)


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Anak Marah, Atasi dengan Cara Ini
Selasa, 01 November 2016 16:27 WIB
Mengenalkan Allah pada Anak dengan Cara Sederhana
Selasa, 11 Oktober 2016 10:50 WIB
Ukhti Mau Mahar Apa?
Senin, 10 Oktober 2016 11:18 WIB