Salah satu
tantangan terbesar sebagai orangtua adalah untuk tetap penuh perhatian. Hidup
kita dipenuhi dengan berbagai kewajiban, tugas, penghalang, tuntutan, dorongan,
kebutuhan, tanggung jawab, krisis-dan daftar itu akan terus bertambah panjang.
Untuk memenuhi kebutuhan fisik keluarga saja, energi kita sudah tersedot. Tetap
tenang dan menyimak saat putri kita yang berusia delapan tahun menjelaskan plot
cerita buku favoritnya yang terbaru, misalnya, sungguh berat rasanya.Telepon berdering,
seseorang mengebel rumah Anda, dan makan malam sama sekali belum siap. Namun,
justru pada saat inilah kita bisa memilih antara ketenangan dan stres-untuk
kita dan juga untuk anak kita.
Kendurkan rahang Anda, ambil napas
dalam-dalam, dan pencet tombol PAUSE dalam hidup Anda. Pandang mata anak Anda, genggam tangannya, dan
lebur diri Anda kedalam ceritanya. Jika Anda ingin memulai lagi, ajaklah dia
menarik napas dalam-dalam dan menyatulah dengannya pada momen ini. Lalu,
lanjutkan tugas menyiapkan makan malam, mendengarkan pesan telepon di mesin
penjawab, dan mendatangi si pemencet bel.
Manfaatkan "saat-saat ruwet" dalam hidup Anda sebagai
pengingat untuk berhenti sejenak dan bernapas dalam-dalam. Tariklah napas
kedamaian dan embuskan napas kekacauan. Kebiasaan ini dapat membantu Anda
kembali ke saat sekarang, ke dalam kehidupan yang sedang Anda jalani. Anda
harus menggunakan "pilot otomatis". Saya tidak akan mengelabui-memang perlu
waktu untuk menjadikan ini kebiasaan.
Kita telah begitu terbiasa untuk memperhatikan
semua detail dan kemudian menangkap satu-dua saat ketenangan di
antara berbagai tugas. Namun, manfaat pengasuhan yang penuh perhatian itu
benar-benar mencengangkan-sakit kepala akibat ketegangan berkurang, anak-anak
tidak banyak lagi mengeluh, dan Anda sekeluarga lebih menghargai
kesenangan-kesenangan kecil yang ada dalam hidup. Kebaikan yang tak terduga
kini mengalir masuk ke tempat yang kosong ini saat Anda mengambil jeda.
Disadur dari buku SQ untuk Ibu, Penulis: Mimi Doe, Penerbit KAIFA