Wanita Wanita yang Dikagumi Oleh Rasulullah

abatasa | Rabu, 26 Juni 2013 06:49 WIB | 6.669 kali
Wanita Wanita yang  Dikagumi Oleh Rasulullah
"Aku setuju dengan apa yang dilakukan oleh ayahku, tetapi aku ingin semua orang mengetahui bahwa para ayah tidak boleh sewenang-wenang dalam urusan putri-putri mereka."

ISLAM meletakkan wanita di tempat yang teramat sangat patut. Wanita adalah pemimpin rumah tangga, serta merupakan pelaksana segala urusan kerumahtanggaan sekaligus sebagai penanggungjawabnya. Sementara kaum pria bertugas membantunya dalam segala urusan tersebut. Sebaliknya, kaum wanita bertugas membantu kaum pria dalam urusan-urusan yang di luar segala urusan kerumahtanggaan.

Dalam Islam, wanita juga memiliki kemerdekaannya sendiri. Hal itu sangat terlihat dalam kemerdekaannya untuk menentukan perkawinan dan kebebasannya untuk menyatakan pendapat. Kedua urusan tersebut adalah hak seorang wanita. Tidak seorang pun boleh merampas hak seorang wanita untuk berpendapat atau melanggar izinnya. Kemerdekaannya dalam hal itu lebih jauh jangkauan dan lebih sempurna kedudukannya daripada laki- laki.

Apabila seorang perempuan menikah dengan seorang laki- laki, kemudian si laki-laki tersebut ternyata tidak menyukainya sebagai istri dan meninggalkannya sebelum menggauli, maka perempuan yang bersangkutan berhak atas setengah dari mahar. Jika si laki-laki meninggalkannya sesudah menggauli, maka si perempuan berhak atas seluruh maharnya. Suami tidak boleh berkata, "Nasab itu derajatnya di bawah aku." Begitulah. Wanita sepadan kedudukannya dengan laki-laki, hanya ketakwaan keduanya saja yang menentukan perbedaan derajat di sisi Allah SWT.

Khansa` binti Khidzam
Wanita boleh memutuskan ikatan perkawinan; jika dia tertipu atau dipaksa untuk melakukannya. Seorang laki-laki (ayah) tidak boleh memaksa anak perempuannya untuk menikah dengan laki- laki yang tidak disukainya. Rasulullah SAW telah membatalkan pernikahan Khansa binti Khidzam al-Anshariah karena ayahnya menikahkan, sedangkan dia tidak suka.

Khansa binti Khidzam berasal dari Bani Amru bin Auf bin Aus. Dia berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW k.etika beliau datang ke Madinah. Pada waktu itu Khansa masih kecil dan mendengar tentang beliau SAW. Ketika dewasa Khansa dipinang oleh dua orang lelaki. Yang pertama adalah Abu Lubabah Ibnul Mundzir, seorang pahlawan tersohor di antara para Sahabat Rasulullah SAW. Sementara yang kedua adalah seorang laki-laki dari Bani Amru bin Auf, familinya (putra pamannya). Sebenarnya Khansa lebih menyukai Abu Lubabah. Namun, sang ayah lebih memilih putra pamannya. Begitulah. Sang ayah tetap melangsungkan pernikahan Khansa tanpa mempedulikan persetujuan dari putrinya.

Maka pergilah Khansa kepada Rasulullah SAW dan berkata, "Ayahku telah memaksaku untuk menikah dan tidak mempedulikan perasaanku." Nabi pun bersabda kepadanya, "Tidak sah nikahnya. Nikahilah orang yang engkau kehendaki." Dengan demikian, batallah pernikahan Khansa binti Khidzam dengan putra pamannya itu. Kemudian dia menikah dengan Abu Lubabah sebagaimana kata hatinya.

Para muhaddis berselisih tentang keadaannya ketika dia menikah. Dalam riwayat Muwaththa dan ats-Tsauri disebutkan bahwa dia masih perawan. Dalam riwayat Bukhari dan Ibnu Saad disebutkan bahwa dia sudah janda dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya anak pamanku lebih aku sukai." Maka Nabi Muhammad SAW menyuruhnya untuk memilih.

Syamsul Aimmah as-Sarkhasin meriwayatkan dalam al- Mabsuth hadits Khansa binti Khidzam dengan versi sebagai berikut. Khansa berkata, "Ayahku menikahkan aku dengan putra saudaranya, sedangkan aku tidak menyukai hal itu." Maka Nabi SAW menjawab, "Setujuilah apa yang diperbuat ayahmu." Aku berkata, "Aku tidak menyukai apa yang dilakukan ayahku." Nabi Muhammad SAW lalu bersabda, "Pergilah. Nikahnya tidak sah. Nikahilah orang yang engkau sukai." Khansa berkata, "Aku setuju dengan apa yang dilakukan ayahku, tetapi aku ingin semua orang mengetahui bahwa para ayah tidak boleh sewenang-wenang dalam urusan putri-putri mereka." Penulis al-Mabsuth menyatakan bahwa Nabi SAW tidak mempersalahkan perkataannya itu."

Bersambung .......


Sumber : 10 Kisah Kehidupan Sahabat Nabi yang Paling Heroik & Inspiratif
Karya : Abida A. Soebachman.


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Anak Marah, Atasi dengan Cara Ini
Selasa, 01 November 2016 16:27 WIB
Mengenalkan Allah pada Anak dengan Cara Sederhana
Selasa, 11 Oktober 2016 10:50 WIB
Ukhti Mau Mahar Apa?
Senin, 10 Oktober 2016 11:18 WIB