Wanita Solehah Asma Binti Umamah
Oleh abatasa pada Senin, 11 November 2013 06:17 WIB
Asma binti Umamah adalah seorang perempuan Arab yang sangat jelita.
Kecantikannya tersohor ke seluruh negeri. Selain cantik, Asma seorang
perempuan terpelajar yang sangat cerdas. Asma sosok perempuan idaman
setiap lelaki. Namun, hingga usianya terus beranjak dewasa, tak ada satu
pun lelaki yang dia terima lamarannya.
Suatu ketika, Khalifah Adillah bin Marwan mengutus seseorang untuk meminang Asma lewat orangtuanya. Khalifah itu hendak menikahkan anak semata wayangnya yang sudah lama mengincar Asma. Mendapat pinangan dari seorang Khalifah, ternyata tidak membuat Asma gembira, tapi justru dia kembali menolak pinangan itu. Sampai beberapa kali pinangan itu diberikan, Asma tetap menolaknya. Awalnya, orangtua Asma bingung apa yang diinginkan oleh anak perempuannya itu.
Asma hanya berkata dengan penuh keyakinan, "Allah akan memberikan jodoh yang baik dan terbaik untukku."
Asma selalu memanjatkan doa dan bertahajud kepada Allah agar didatangkan jodoh yang baik dan terbaik baginya. Pada suatu hari, Asma kedatangan sahabat lamanya, Abu Hurairah. Asma mengenal Abu Hurairah sebagai orang yang sangat saleh dan berbudi. Begitu pun orangtua Asma yang mengenal Abu Hurairah sebagai sahabat Asma sejak kecil.
Sebenarnya Abu Hurairah tak sengaja berkunjung ke rumah Asma. Saat itu dia sedang membeli barang dagangan untuk dijual kembali di kotanya. Namun, pada pertemuan itu, Abu Hurairah malah bercerita tentang keadaannya sekarang.
"Istriku meninggal karena sakit dan aku memiliki seorang anak perempuan yang salihah berusia 3 tahun." Mendengar cerita itu, Asma berkata, "Jika kau mengizinkan, aku akan membantumu mengasuh putrimu." "Maksudmu?" Abu Hurairah terkejut dengan ucapan sahabatnya.
"Sudah lama aku berdoa kepada Allah untuk dipertemukan dengan jodoh yang terbaik. Entah mengapa, ketika bertemu denganmu dan mendengar ceritamu, aku yakin ini jawaban atas doaku."
Tentu saja, Abu Hurairah yang juga mengenal baik Asma, menyambut tawaran itu dengan bahagia. Orangtua Asma pun demikian. Mereka berbahagia. Pernikahan Asma menjadi pergunjingan di kalangan masyarakat. Banyak yang mencibir karena menganggap Asma yang cerdas bertindak gegabah dalam menentukan jodohnya. Asma menolak anak Khalifah, tetapi menikah dengan seorang duda beranak satu. Namun, Asma tidak peduli dengan gunjingan itu, begitu pun orangtuanya.
Sebagai seorang perempuan, dia pun mendapatkan hak untuk memilih jodohnya. Orangtua Asma justru merasa bahagia. Anak perempuannya menikah dengan seorang lelaki yang saleh dan taat beribadah serta berbudi luhur, sedangkan anak Khalifah belum tentu mampu memim-pin keluarga yang diridhai Allah.
Dalam Islam, memang ada anjuran untuk menikahi seseorang karena 4 hal, yaitu harta benda, nasab, kecantikan/ketampanan, dan agamanya. Asma yang jelita dan cerdas memilih agama sebagai faktor utama memilih jodoh.
"Ummu Salamah, istri Nabi saw. bertanya, `Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga, dan empat kali. Lalu, dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?` Nabi saw. menjawab, `Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, `Ya Rabbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat."
Suatu ketika, Khalifah Adillah bin Marwan mengutus seseorang untuk meminang Asma lewat orangtuanya. Khalifah itu hendak menikahkan anak semata wayangnya yang sudah lama mengincar Asma. Mendapat pinangan dari seorang Khalifah, ternyata tidak membuat Asma gembira, tapi justru dia kembali menolak pinangan itu. Sampai beberapa kali pinangan itu diberikan, Asma tetap menolaknya. Awalnya, orangtua Asma bingung apa yang diinginkan oleh anak perempuannya itu.
Asma hanya berkata dengan penuh keyakinan, "Allah akan memberikan jodoh yang baik dan terbaik untukku."
Asma selalu memanjatkan doa dan bertahajud kepada Allah agar didatangkan jodoh yang baik dan terbaik baginya. Pada suatu hari, Asma kedatangan sahabat lamanya, Abu Hurairah. Asma mengenal Abu Hurairah sebagai orang yang sangat saleh dan berbudi. Begitu pun orangtua Asma yang mengenal Abu Hurairah sebagai sahabat Asma sejak kecil.
Sebenarnya Abu Hurairah tak sengaja berkunjung ke rumah Asma. Saat itu dia sedang membeli barang dagangan untuk dijual kembali di kotanya. Namun, pada pertemuan itu, Abu Hurairah malah bercerita tentang keadaannya sekarang.
"Istriku meninggal karena sakit dan aku memiliki seorang anak perempuan yang salihah berusia 3 tahun." Mendengar cerita itu, Asma berkata, "Jika kau mengizinkan, aku akan membantumu mengasuh putrimu." "Maksudmu?" Abu Hurairah terkejut dengan ucapan sahabatnya.
"Sudah lama aku berdoa kepada Allah untuk dipertemukan dengan jodoh yang terbaik. Entah mengapa, ketika bertemu denganmu dan mendengar ceritamu, aku yakin ini jawaban atas doaku."
Tentu saja, Abu Hurairah yang juga mengenal baik Asma, menyambut tawaran itu dengan bahagia. Orangtua Asma pun demikian. Mereka berbahagia. Pernikahan Asma menjadi pergunjingan di kalangan masyarakat. Banyak yang mencibir karena menganggap Asma yang cerdas bertindak gegabah dalam menentukan jodohnya. Asma menolak anak Khalifah, tetapi menikah dengan seorang duda beranak satu. Namun, Asma tidak peduli dengan gunjingan itu, begitu pun orangtuanya.
Sebagai seorang perempuan, dia pun mendapatkan hak untuk memilih jodohnya. Orangtua Asma justru merasa bahagia. Anak perempuannya menikah dengan seorang lelaki yang saleh dan taat beribadah serta berbudi luhur, sedangkan anak Khalifah belum tentu mampu memim-pin keluarga yang diridhai Allah.
Dalam Islam, memang ada anjuran untuk menikahi seseorang karena 4 hal, yaitu harta benda, nasab, kecantikan/ketampanan, dan agamanya. Asma yang jelita dan cerdas memilih agama sebagai faktor utama memilih jodoh.
"Ummu Salamah, istri Nabi saw. bertanya, `Ya Rasulullah, seorang wanita dari kami ada yang kawin dua, tiga, dan empat kali. Lalu, dia wafat dan masuk surga bersama suami-suaminya juga. Siapakah kelak yang akan menjadi suaminya di surga?` Nabi saw. menjawab, `Dia disuruh memilih dan yang dia pilih adalah yang paling baik akhlaknya dengan berkata, `Ya Rabbku, orang ini ketika dalam negeri dunia paling baik akhlaknya terhadapku. Kawinkanlah aku dengan dia. Wahai Ummu Salamah, akhlak yang baik membawa kebaikan untuk kehidupan dunia dan akhirat."
-HR Ath-Thabrani
Sumber :