Nabi Ibrahim |
: Siapakah kamu? |
Menantu | : Aku isteri Ismail. |
Nabi Ibrahim |
: Di manakah suamimu, Ismail? |
Menantu | : Dia pergi berburu. |
Nabi Ibrahim |
: Bagaimanakah keadaan hidupmu sekeluarga? |
Menantu |
: Oh, kami semua dalam kesempitan dan (mengeluh) tidak pernah senang dan santai. |
Nabi Ibrahim |
: Baiklah! Jika suamimu pulang, sampaikan salamku padanya. Katakan padanya, tukar tiang pintu rumahnya (sebagai kiasan supaya menceraikan istrinya). |
Menantu |
: Ya,! Baiklah. |
Nabi Ismail |
: Apakah ada yang ditanya oleh orang tua itu? |
istri | : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita. |
Nabi Ismail |
: Apa jawabanmu? |
istri |
: Aku ceritakan kita ini orang yang susah. Hidup kita ini selalu dalam kesempitan, tidak pernah senang. |
Nabi Ismail |
: Adakah dia berpesan apa-apa? |
istri |
: Ya ada. Dia berpesan supaya aku menyampaikan salam kepadamu serta meminta kamu menukar tiang pintu rumahmu. |
Nabi Ismail |
: Sebenarnya dia itu ayahku. Dia menyuruh kita berpisah. Sekarang kembalilah kau kepada keluargamu. |
Nabi Ibrahim |
: Di manakah suamimu,? |
Menantu | : Dia tidak dirumah. Dia sedang berburu. |
Nabi Ibrahim |
: Bagaimanakah keadaan hidupmu sekeluarga? Mudah-mudahan dalam kesenangan? |
Menantu |
: Syukurlah kepada Tuhan, kami semua dalam keadaan sejahtera, tiada kekurangan. |
Nabi Ibrahim | : Baguslah kalau begitu. |
Menantu | : Silakan duduk sebentar.Boleh saya hidangkan sedikit makanan. |
Nabi Ibrahim | : Apa pula yang ingin kamu hidangkan? |
Menantu | : Ada sedikit daging, tunggulah saya sediakan minuman dahulu. |
Nabi Ibrahim |
: (Berdoa) Ya Allah! Ya Tuhanku! Berkatilah mereka dlm makan minum
mereka. (Berdasarkan peristiwa ini,Rasulullah beranggapan keadaan mewah negeri Makkah adalah berkat doa Nabi Ibrahim). |
Nabi Ibrahim |
: Baiklah, nanti apabila suamimu pulang,sampai- kan salamku kepadanya. Suruhlah dia menetapkan tiang pintu rumahnya (sebagai kiasan untuk melanggengkan isteri Nabi Ismail). |
Nabi Ismail |
: Ada sesiapa yg datang sewaktu aku tidak di rumah? |
istri | : Ya, ada. Seorang tua yang baik rupanya dan perwatakannya sepertimu. |
Nabi Ismail | : Apa katanya? |
istri | : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita. |
Nabi Ismail |
: Apa jawabanmu? |
istri |
: Aku nyatakan kepadanya hidup kita dalam keadaan baik,tidak kekurangan apapun , Aku ajak juga dia makan dan minum. |
Nabi Ismail |
: Adakah dia berpesan apa-apa? |
Menantu |
: Ada, dia berkirim salam buatmu dan menyuruh kamu melanggengkan tiang pintu rumahmu. |
Nabi Ismail |
: Oh, begitu. Sebenarnya dialah ayahku.Tiang pintu yang dimaksudkannya itu ialah dirimu yang dimintanya untuk aku langgengkan. |
Istri | : Alhamdulillah, syukur. |