Ada banyak prinsip kepintaran spiritual
yang dapat Anda
gali dari dalam diri anak, bahkan diri Anda sendiri. Berikut ini cara-cara menggali dan mengembangkannya :
1.
CARI GAMBARAN UTUH TENTANG "SIAPA SAYA"
Prinsip pertama
kepintaran spiritual adalah adanya kesadaran bahwa diri sendiri adalah sebuah
mukjizat (keajaiban). Karena itu, seyogyanya Anda dan anak harus bangga dan
kagum pada diri sendiri. Kesadaran berikutnya, adalah kesadaran bahwa manusia
tinggal di jagad raya yang maha luas ini berdampingan dengan makhluk hidup lain.
Prakteknya dalam
kehidupan sehari-hari :
- Ingatkan anak
betapa ajaib dan berharga dirinya, begitu juga orang lain.
- Ajari anak
untuk menarik pelajaran dari peristiwa-peristiwa di dalam hidup. Dari
kegagalan, sakit, kemenangan, dan sebagainya. Carilah selalu aspek positif dan
hikmahnya.
- Sediakan waktu
khusus bersama mereka untuk menikmati ciptaan Tuhan, setelah setiap
hari Anda
dipengapkan oleh barang-barang ciptaan manusia. Misalnya di malam hari
bersama
anak duduk di teras menikmati bintang-bintang, atau setiap berwisata
alam,
jelaskan padanya kehebatan ciptaan Tuhan, atau setiap bertemu dengan
orang lain yang kondisinya buruk, sentuhlah jiwa anak dengan rasa iba
dan kasih sayang sekaligus mencontohkan tindakan nyata.
- Luangkan waktu
untuk beristirahat. Bersama anak, gunakan waktu ini sebagai sarana spiritual
untuk menghayati konteks dan makna hidup.
2.
GALI
NILAI-NILAI
Nilai (value) merupakan panduan
bertindak atau bersikap. Pertama kali dalam hidupnya anak
berkenalan dengan nilai yang dianut orang- tuanya. Setelah itu, dari
teman-teman, guru, keyakinan agama, dan lingkungan.
Nilai-nilai
spiritualitas itu misalnya: kebenaran, kepedulian, cinta, tenggang rasa, kesatuan, kesabaran, kejujuran, kerjasama, pengertian,
integritas, rasa syukur, keadilan, keberanian, kebebasan, amal, rasa percaya, humor, persamaan hak,
kesederhanaan, kedamaian, tanggung jawab, kemurnian hati, ketekunan, dan
harmoni.
Seseorang yang
memiliki kepintaran spiritual, hidup dalam nilai- nilai tersebut. Ia menjadi
mudah terhindar stres, pertikaian, juga keraguan. Ia menggunakan nilai-nilai
itu untuk kebaikan dirinya maupun banyak orang.
Prakteknya dalam
kehidupan sehari-hari :
- Tumbuhkan
percaya diri anak bahwa nilai yang dianutnya sudah baik. Nilai itu ibarat otot
baja yang melindunginya dari serangan sekaligus memberi anak kekuatan tak
terbatas.
- Selalu
tanamkan pada anak, bahwa setiap perbuatan ada akibatnya.
- Pilih tokoh
keteladanan keluarga dalam hal perilaku luhur, bermoral dan menjunjung etika.
- Ajarkan anak
mencintai orang lain dan dirinya sendiri.
- Ajarkan anak
untuk peka terhadap perasaan orang lain.
- Ajarkan anak
memahami penderitaannya. Tujuannya, agar mereka tidak hanya memikirkan
penderitaan, kemalangan dan kesialannya sendiri. Tetapi, menggunakannya untuk
membantu jutaan orang yang menderita seperti dirinya
- Ajarkan anak
mengungkapkan cinta. Misal, cinta kepada keluarga dengan pelukan dan ciuman.
3.
AJARI
MENCIPTAKAN VISI DAN MISI
Visi adalah kemampuan
berpikir atau merencanakan masa depan dengan bijak dan imajinatif. Visi,
rencana, atau panggilan hidup ini ibarat ‘pembimbing’ anak. Semakin tinggi visi
anak, semakin besar pengaruh yang mungkin ia miliki terhadap orang-orang maupun
kehidupannya.
Contoh
visi tidak terbatas dan kekal misalnya seperti yang dimiliki Muhammad,
Yesus, Khong Hu Cu, Buddha, Lao Tze, Mahatma Gandhi, Mother
Theresa, dan sebagainya.
Prakteknya
dalam kehidupan sehari-hari :
- Bimbing anak merumuskan visi (cita-cita) hidupnya. Visi harus positif dan anak harus punya tekad untuk melaksanakannya.
- Tanamkan
padanya untuk menjadikan dunia sebagai tempat yang lebih baik dan mampu
menjadikan dirinya orang yang lebih baik.
- Berdiskusilah
dengan anak tentang tokoh-tokoh besar dalam sejarah, terutama tokoh spiritual,
untuk mencari tahu visi mereka dan mencontoh bagaimana mereka mewujudkan
visinya.
- Ingatkan anak,
hidupnya adalah suatu karunia yang sangat berharga. Jadi, jalanilah sepenuh
hati.
4.
AJAK ANAK
UNTUK MEMAHAMI DI RI SENDIRI DAN ORANG LAIN
Orang yang pintar
spiritual memiliki belas kasih dan komitmen kepada orang lain. Tak hanya sampai di situ, mereka
pun akan ikut bertanggung jawab dalam menolong. Mereka akan tidak tahan
menyaksikan penderitaan orang lain.
Karena itu ajak anak
untuk memahami dirinya sendiri. Ini akan membuat anak lebih memahami
orang lain, yang akan mendorongnya melakukan tindakan dan reaksi nyata
kepada orang lain.
Prakteknya dalam
kehidupan sehari-hari :
- Ajarkan anak
menunjukkan belas kasih kepada Sesama tanpa pandang bulu. Beri contoh yang
dimulai dari Anda sendiri.
- Tumbuhkan
sikap kerja sama.
- Ajarkan anak menghormati sesama dan mempercayai orang lain, lewat contoh yang dapat
dilihatnya sendiri.
Disadur dari buku Pintar
Spiritual
- editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals