Lebih Cantik dari Bidadari Surga

abatasa | Rabu, 16 Januari 2013 06:55 WIB | 10.057 kali
Lebih Cantik dari Bidadari Surga Berfikir tentang masa depan. Hmm...setiap kita punya fitrah untuk berfikir tentang masa depan. Selama 2 tahun mendapat amanah mengukirkan harapan-harapan mahasiswa yang mau lulus dalam sebuah lembaran buku angkatan pun saya menangkap sebuah keinginan yang sama. Sebuah harap untuk meraih sukses di dunia dan di akhirat.

Masa depan yang saya maksud disini merupakan masa depan yang sejatinya sangat dekat namun banyak orang menganggapnya masih jauh. Mengangankan indah pada akhirnya akan tetapi membiarkan diri terlena oleh sesuatu yang fana, kecintaan pada dunia.

 

Maka tak jarang kita menemukan pemuda pemudi Peterpan yang pengennya bebas terbang kesana kemari, bermain dan bersenang senang saja seakan waktu akan mengizinkannya untuk tetap menjadi anak kecil seterusnya seiring berharap nanti saja klo sudah tua baru memikirkan pertanggungjawaban. Sayangnya tidak, waktu terus berlalu seiring berlalunya kehidupan. Dekatnya kita dengan masa depan (akhirat) hanya terpisah oleh sebuah garis tipis bernama maut.

 

Dan biarkanlah sayap sayap kerinduan itu membentang...

Kita semua merindukan sebuah kenikmatan, rindu untuk merasakan sesuatu yang indah, menyimpan obsesi untuk bisa mengalami sesuatu yang menyenangkan. Tidak laki-laki tidak perempuan, keduanya merindukan hal yang sama.

 

Jikalau kita punya keinginan kuat untuk akhir yang indah, yakin akan adanya kenikmatan dan keindahan surga maka kerinduan yang kuat, keinginan serta obsesi itu hendaknya diiringi dengan amal shalih. Bukan sekedar keinginan berbalut rindu seakan burung yang ingin terbang tapi tak mau menggerakkan kedua sayapnya.

 

Bersyukurlah bila kita masih memiliki kerinduan itu. Daripada orang yang tidak punya, bahkan merasa PD bahwa dia bakal masuk neraka makanya mumpung masih di dunia, di puas puasin dulu deh. Naudzubillah. Imam Ibnul Qayyim mengatakan bahwa, " Jika hati kosong dari memperhatikan surga dan neraka, sunyi dari harapan untuk masuk surga dan menghindari neraka, tekad akan melemah, semangat akan turun, dorongan jiwa juga akan semakin luruh. Semakin tinggi harapan untuk menggapai surga, semakin tinggi upaya untuk mencapai surga. Semakin kuat pula dorongan untuk taat, semakin besar semangat dan usaha semakin keras."

 

Maka yakinlah, akhirat itulah masa depan yang sebenarnya.

 

Berfikir mengenainya, dahulu para sahabat Rasulullah saw pun bertanya-tanya tentang surga. Diantara mereka ada yang menanyakan, "Ya Rasulullah, apa yang menjadi bangunan surga?" Seperti apa luasnya Surga? Apakah kami akan bertemu dengan isteri kami di surga? Kaum perempuan pun ingin memiliki gambaran yang jelas tentang penggalan hidupnya di akhirat.

 

Dalam hadits yang diriwayatkan Thabrani, Ummu Salamah ra. bertanya kepada Rasulullah saw, "Ya Rasulullah, beritakanlah kepada kami mana yang lebih utama di surga, wanita dunia atau bidadari surga?"

 

Rasulullah lalu menerangkan bahwa wanita dunia di surga sangat lebih utama dari bidadari surga karena shalat, puasa, dan ibadah yang dilakukan mereka. "Allah swt memberi cahaya di wajah mereka, mereka mengenakan sutra di tubuhnya, warna kulit mereka putih, pakaian mereka hijau, perhiasan mereka kuning, pedupaan mereka mutiara dan sisir mereka adalah emas. Mereka mengatakan, "Kami adalah perempuan-perempuan abadi yang takkan mati. Kami adalah perempuan-perempuan bahagia yang takkan pernah miskin. Kami adalah perempuan-perempuan penduduk tetap yang takkan pindah selamanya. Ketahuilah kami adalah perempuan-perempuan yang ridha dan takkan marah selamanya. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami menjadi pemiliknya"

 

Ummu salamah ra bertanya kembali, "Ya Rasulullah, ada diantara kami menikah dua atau tiga kali. Jika ia meninggal dunia dan suami-suaminya masuk surga, siapakah yang menjadi suaminya di surga?" Rasul saw menjawab, "Wahai Ummu Salamah, ia diberi kebebasan untuk memilih mana diatara suaminya yang paling baik akhlaknya." Lalu Ummu salamah berkata, "Ya Rabb, jika suamiku yang ini adalah suami yang paling tampan di dunia, nikahkanlah aku dengannya." Rasulullah saw menerangkan, "Wahai Ummu salamah, ketampanan wajah musnah dengan kebaikan dunia dan akhirat." (HR Tabrani)

 

Suatu ketika, Aisyah ra isteri Rasulullah saw juga mengatakan dengan bangga, "Perempuan-perempuan shalihah di dunia akan berkata pada bidadari surga, "Kami melakukan shalat sedangkan kalian tidak melakukan shalat. Kami berpuasa sedangkan kalian tidak melakukannya. Kami bershadaqah sedangkan kalian tidak. Kami perempuan shalihat di dunia, mengalahkan bidadari surga."

 

Subhanallah, bahagialah orang yang memiliki mereka dan dimiliki mereka...

 

Mungkin tabiat perempuan memang selaras dengan fitrahnya yang pemalu. Diamnya saja bisa berarti setuju. (Jadi teringat pas Furqon melamar ustadzah Qonita, hehe). Menurut ulama besar, Syaikh Utsaimin. Beliau mengatakan, "Allah menyebutkan isteri-isteri untuk para lelaki di Surga adalah karena laki-laki merupakan pihak yang berterus terang menyatakan keinginannya pada perempuan....Allah swt tidak menyebutkan tentang suami-suami yang disediakan untuk kaum perempuan di Surga bukan karena mereka tidak punya pasangan di Surga nantinya. Barangkali itulah sebabbya kita sering mendapati ayat-ayat Al Quran yang menggiring kerinduan laki-laki akan surga dengan adanya bidadari surga. Berbeda dengan kaum perempuan, kaum perempuan tidak digiring untuk merindu surga melalui iming iming pasangan laki-laki surga.

 

Saudaraku, Semoga Allah memilih kita serta memberikan rahmat Nya sehingga kita diperkenankan memasuki surga Nya.

 

Rasulullah saw secara spesifik menyebutkan, " Tidak ada yang tidak menikah di surga," dalam hadits riwayat Muslim. Menurut syaikh Utsaimin tentang hadits ini, " Jika seorang perempuan di dunia belum menikah, maka Allah akan menikahkannya dengan suami yang menakjubkan pandangannya di surga."

 

Sungguh, surga saat ini tengah berhias menanti kalian wahai perempuan, sebagaimana surga berhias juga menanti kaum laki-laki. Khusus untuk kaum perempuan Rasulullah saw, "Jika seorang perempuan shalat lima waktu dan puasa di bulan Ramadhan, dan memelihara kemaluannya, lalu ia mentaati suaminya, akan dikatakan kepadanya: "Masuklah engkau kedalam surga, dari pintu manapun engkau mau."

 

Ternyata.... wanita shalihah di dunia ketika di surga insya Allah lebih cantik (sangat lebih utama) daripada bidadari surga...karena ke shalihahan mereka, karena shalat mereka, puasa mereka, shadaqah mereka, karena ibadah-ibadah mereka, karena mereka menjaga kemaluan dengan menutupi aurat dan tidak mendekati zina (pacaran, dll...mendekati saja ga boleh apalagi melakukan), karena ketaatan pada suaminya.

 

"Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga".(QS. An-Nisa:124)

 

 

Wallahu alam



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Anak Marah, Atasi dengan Cara Ini
Selasa, 01 November 2016 16:27 WIB
Mengenalkan Allah pada Anak dengan Cara Sederhana
Selasa, 11 Oktober 2016 10:50 WIB
Ukhti Mau Mahar Apa?
Senin, 10 Oktober 2016 11:18 WIB