Pakaian Sebagai Penyampai Pesan

adminaba | Selasa, 31 Desember 2013 04:41 WIB | 8.759 kali
Pakaian Sebagai Penyampai Pesan
PAKAIAN SEBAGAI PENYAMPAI PESAN

Pernahkah Anda jatuh cinta? Tampaknya, hampir semua orang dewasa pernah merasakannya sehingga akan menjawab "pernah" atau malah "justru sekarang lagi jatuh cinta." Ketika tengah "falls in love with someone", Anda cenderung untuk mengubah penampilan menjadi lebih baik, lebih trendi, dan berpenampilan sesuai dengan selera si jantung hati Saat hendak berjumpa, Anda akan mandi terlebih dahulu, berpenampilan rapi, memakai parfum terbaik, hingga membawa ponsel keluaran terbaru. Intinya, Anda berusaha untuk tampil sempurna bak seorang pangeran atau seorang putri di hadapan si dia.

Menurut Erving Goffman, proses untuk menampilkan dm agar memiliki kesan lebih baik semacam ini disebut "proses pengelolaan kesan" alias "impression management". Dalam komunikasi antarpersonal, proses pengelolaan pesan merupakan cara yang lazim digunakan orang agar bisa menjalin komunikasi yang lancar dengan orang lain. Setiap orang pasti pernah melakukan proses semacam ini-terlepas dari apa motivasinya. Boleh jadi, kita pun hampir setiap hari mempraktikannya walaupun dengan tanpa sadar karena sudah otomatisasi. Ketika hendak meminjam uang, biasanya kita akan berakting sedemikian rupa agar orang lain mau memberikan uangnya kepada kita. Demikian pula, saat wawancara kerja pun proses pengelolaan pesan kita atur sedemikian rupa agar si pewawancara "terpukau" oleh "kehebatan" diri kita.
Seseorang akan menilai kita berdasarkan petunjuk- petunjuk yang kita berikan kepada mereka. Dari penilaian itulah orang akan memperlakukan kita. Dikarenakan alasan itulah kita berusaha tampil (self presentation) seoptimal mungkin agar orang lain menilai dan memperlakukan kita sebagaimana yang kita inginkan.

Menurut ilmu komunikasi, upaya untuk menampilkan diri tersebut memiliki beberapa tools (peralatan) yang akan membantu seseorang dalam menyampaikan pesannya kepada orang lain. Peralatan tersebut dinamakan front, yang meliputi setting (panggung), appearance (penampilan), dan manner (gaya bertingkah laku). Setting menunjukkan rangkaian peralatan ruang atau barang-barang yang digunakan. Setting yang digunakan bisa ruangan kantor, koridor kampus, taman, café, atau restoran terkenal.

Setting Anda gunakan untuk memberikan kesan kepada seseorang. Misalnya, Anda adalah lelaki mapan, borjuis, dan sangat memahami selera seorang wanita sehingga dia bisa makin cinta. Adapun appearance yang Anda tampilkan adalah dengan pakaian model terbaru, jam tangan buatan Swiss, parfum mahal, sepatu import, dan semua aksesoris yang melekat pada tubuh ataupun barang bawaan. Semua itu adalah petunjuk artifaktual bagi peralatan yang kedua, yaitu penampilan. Dengan penampilan semacam itu, Anda ingin memberikan kesan kepada si dia bahwa Anda pria berselera tinggi, modem, berpendidikan, dan mapan tentunya. Sedangkan, cara berjalan, cara mempermainkan román muka, cara memandang, intonasi suara, dan yang sejenisnya menunjukkan alat yang ketiga, yaitu manner (gaya bertingkah laku). Manner ini sangat penting dalam membentuk kesan orang lain kepada kita. Si dia bisa makin lengket dan kesengsem saat Anda berhasil menampilkan gaya bertingkah laku yang pas di hatinya.

Iika melihat proses semacam ini, setiap orang termasuk kita di dalamnya adalah aktor dan aktris andai. Pada dasarnya tidak hanya orang lain yang akan memandang dan memperlakukan kita berdasarkan penampilan yang kita tunjukkan, kita pun akan memandang dan memperlakukan orang lain berdasarkan penampilannya. Tanpa sadar kita sering mengelompokkan orang-orang yang kita temui se¬bagai dokter, tentara, polisi, ibu-ibu pengajian, pak haji dan bu haji, atau "jurkam" alias juragan kambing dari melihat pakaiannya. Di daiam otak kita ada file-file yang telah terkategorisasi untuk menyimpan data. Ketika melihat cara seseorang berpakaian, kita pun akan menyesuaikan apa yang ditangkap oleh mata dengan file yang telah tersimpan di dalam otak. Hal semacam ini pada akhirnya akan memengaruhi cara pandang dan perlakuan kita terhadap orang tersebut.

Penampilan adalah pesan sekaligus penegas identitas din la terlihat sebelum telinga mendengar. Selain berbicara kepada diri sendiri, penampilan kila juga berbic ara kepada orang lain. Penampilan membantu menentukan apa yang orang lain pikirkan tentang diri kita. Pakar pengembangan diri dari Amerika, Dr. David |. Schwartz, dalam bukunya Berpikir dan Berjiwa liesar mengungkapkan, "Penampilan adalah dasar pertama yang dimiliki orang lain untuk menilai, sekaligus kesan pertama yang akan menentukan penilaian selanjutnya."

Penampilan seseorang yang terefleksikan dalam bu- sdiid yang dikenakannya benar-benar berbicara dan me¬nyampaikan serangkaian pesan. Ketika seseorang tampil "meyakinkan" dengan busana rapi, serasi, bersih, dan tidak berlebihan, saat itu pula orang lain akan mengungkapkan hal-hal positif tentang dirinya. Secara tidak langsung orang pun akan berkata, "Orang ini layak dihormati dan dipercaya. Betapa tidak, dia mampu menghormati dirinya sendiri. Oleh karena itu, saya pun akan menghormatinya." Sebaliknya, ketika penampilan seseorang "berantakan", secara otomatis akan mengomunikasikan sejumlah pesan negatif tentang dirinya. Dia adalah orang jorok, kurang berharga, mudah ditipu, kurang beradab, dan sebagainya.

Dikutip dari  : The Power of Hijabers
Penerbit : Tinta Mediana
Penulis : Tauhid Nur Azhar



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Anak Marah, Atasi dengan Cara Ini
Selasa, 01 November 2016 16:27 WIB
Mengenalkan Allah pada Anak dengan Cara Sederhana
Selasa, 11 Oktober 2016 10:50 WIB
Ukhti Mau Mahar Apa?
Senin, 10 Oktober 2016 11:18 WIB