Perjalanan Remaja

Kamis, 19 April 2012 08:03 WIB | 4.373 kali
Perjalanan Remaja Berapa kali Anda mendengar orang berkata, "Masa remaja sangat menyiksa"? atau, "Tunggu sampai anakmu remaja. Mengerikan." Kita langsung percaya saja pada konsepsi keliru mengenai tahap kehidupan ini. Kita pun percaya saja bahwa saat anak kita menginjak usia remaja, kita pasti akan kesulitan. Bagaimana kalau kita mengubah cara berpikir kita? Bagaimana jika, bukannya memercayai, dan kemudian menciptakan situasi yang menakutkan itu, kita mengubah keyakinan populer tersebut? Sebagai gantinya kita katakan saja, "Anak remaja saya yang cemerlang selalu penuh harapan, energi, kegembiraan, dan saya menerimanya seutuhnya. Kami menjalin hubungan yang sangat menyenangkan."

Pikirkan tentang semua sifat yang Anda sukai dalam diri anak Anda; dan katakan kepadanya sifat-sifat apa itu. Buat daftar saat indah yang kalian nikmati bersama dan betapa berartinya itu bagi Anda. Setiap kali Anda membayangkan anak remaja Anda secara negatif, format ulang bayangan itu. Gunakan peneguhan seperti, "Saya merelakan dan menyerahkan kepada Tuhan agar membimbing anak saya tercinta untuk meraih segala kebaikan. Dia merupakan perwujudan cahaya Tuhan yang paling sempurna." Bukan berarti Anda memberinya kebebasan dengan begitu saja dan tidak mau tahu akibatnya-melainkan Anda hendaknya menyingkirkan setiap perilaku yang tidak menarik dan merengkuh esensi anak remaja Anda.

Cobalah membayangkan seperti apa kehidupan putri atau putra Anda. Buatlah gambaran sejelas mungkin. Sediakan waktu dan isilah semua detailnya. Seperti apa kelihatannya? Anda bahkan bisa melakukan ini bersama-sama. Sediakan waktu pada malam hari untuk mengumpulkan semua jenis majalah di meja dapur. Proyek kesenian pasti akan bisa mengubah remaja yang paling cuek pun menjadi anak yang penuh semangat. Cari gunting, lem, dan papan poster. Potonglah gambar-gambar yang melukiskan impian hidup kalian dan ciptakan "papan citra" kalian sendiri. Potonglah papan itu menjadi bagian-bagian yang menggambarkan berbagai aspek hidup kalian. Gadis remaja Anda mungkin ragu-ragu pada awainya, tetapi kebanyakan anak akan

sangat menyukai proyek semacam ini. Gantung papan yang sudah selesai di tempat yang kalian dapat melihatnya setiap hari. Jangan lupa menggunting kata-kata yang dapat melukiskan diri kalian-"dinamis", "bahagia", "damai’’.

Mungkin akan sulit, tetapi cobalah untuk tidak mengatur perasaan anak remaja Anda. "Kau tengah mengalami tahap yang sulit. Ibu mengalaminya juga saat remaja dan semua itu disebabkan oleh hormon." Tidak ada yang tahu persis bagaimana perasaan orang lain, dan remaja pasti mengira bahwa mereka mengenal emosi mereka sendiri dengan pasti. Ingatlah bahwa kalian masing-masing adalah makhluk spiritual yang tengah menjalani pengalaman sebagai manusia-dan belajar bersama-sama sambil jalan.

Disadur dari buku SQ untuk Ibu, Penulis: Mimi Doe, Penerbit KAIFA



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Anak Marah, Atasi dengan Cara Ini
Selasa, 01 November 2016 16:27 WIB
Mengenalkan Allah pada Anak dengan Cara Sederhana
Selasa, 11 Oktober 2016 10:50 WIB
Ukhti Mau Mahar Apa?
Senin, 10 Oktober 2016 11:18 WIB