Anak yang memiliki keterampilan berbahasa yang bagus, mudah bergaul dan bersosialisasi dengan lingkungan. Juga, mudah mengembangkan imajinasinya lewat perbendaharaan kata yang dimiliknya.
Kapankah keterampilan berbahasa muncul untuk pertamakalinya? Setelah melewati keterampilan mengoceh (babbling), di usia 7 bulanan, muncullah kemampuan berbahasannya. Pada usia ini, bila orangtua memberikan stimulus yang baik, anak akan bisa mengucapkan kata yang sederhana seperti ‘mama’, ‘papa’, ‘dada’, ‘baba’, dan lainnya.
Pakar Perkembangan Anak Elizabeth B. Hurlock, dalam buku “Psikologi Perkembangan” menyatakan bahwa di masa awai kanak-kanak, Si Kecil mempunyai keinginan kuat untuk belajar berbicara. Ini disebabkan dua hal:
Belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi. Anak-anak yang mudah berkomunikasi dengan teman sebayanya, akan lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih diterima oleh kelompok, daripada anak yang mempunyai kemampuan komunikasi terbatas.
Belajar berbicara merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak-anak yang tidak dapat mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya, atau yang tidak dapat berusaha agar dimengerti orang lain, cenderung diperlakukan sebagai bayi dan tidak dapat memperoleh kemandirian yang diinginkan.
Karena itu, sangat penting bagi orangtua untuk menstimulus kemampuan verbal si kecil, yang sudah harus dimulai sejak anak baru lahir. Caranya:
Mulai usia dini, Anda bisa merangsang si kecil untuk mengucapkan kata-kata yang sederhana seperti ‘mama’ atau ‘papa’. Kemampuan mengucap ini lama kelamaan akan membuat anak menjadi tidak takut untuk mengungkapkan keinginannya, mampu mengucapkan kata dan kalimat dengan benar, sederhana hingga yang rumit.
Sering mengajak anak berbicara, mendengarkan cerita, membiarkan si kecil mengungkapkan pikirannya, serta mendiskusikan sesuatu yang bisa dilakukan secara bersama-sama. Contohnya, mintalah anak untuk menceritakan dan menuliskan kembal i cerita-cerita yang ia baca atau ia dengar.
Stimulus juga bisa difokuskan pada empat komponen yang mendukung kepintaran bahasa ini. Selain mendengar dan menceritakan kembali, si kecil juga diminta untuk aktif membaca buku-buku yang disenanginya atau menuliskan perasaannya pada sebuah kertas, baik berupa karangan ataupun puisi.
Instrumen kunci dalam tradisr pendidikan anak-anak yang terpenting, adalah dengan membuat mereka melek huruf dan mampu menggunakan bahasa dengan baik. Bahasa, merupakan faktor harapan terpenting untuk mengungkapkan perasaan. Namun semua itu tidak akan berjalan dengan baik, tanpa adanya pendidikan dan rangsangan baik dari orangtua maupun pendidik lainnya. ■
Anak-anak yang tidak dapat mengungkapkan keinginan dan kebutuhannya, atau yang tidak berusaha agar dimengerti orang lain, cenderung diperlakukan sebagai bay i dan sulit memperoleh kemandirian yang diinginkan.
Disadur dari buku Pintar Pintar Linguistik
- editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals