Anda dapat meningkatkan kepintaran spiritual anak dengan
mengenalkan makna suatu peristiwa, situasi dan kehidupan beserta
nilai-nilainya. Semakin dini Anda mengenalkan makna kehidupan, ‘Titik Tuhan’
dalam otaknya akan berkembang dengan baik. Seperti yang dikatakan pasangan
Danah Zohar dan Ian Marshall, "Semakin dini ‘Titik Tuhan’ dilatih, maka titik
itu akan berkembang membesar. Jika tak pernah dilatih, justru akan sebaliknya,
mengecil."
Bagaimana Meningkatkan Kepintaran Spiritual Anak?
-
Latihan
Spontan, Latihlah anak untuk berlaku spontan. Berlaku spontan adalah
tanggapan yang keluar dari inti diri yang paling dalam. Memang, selalu ada
risiko dan ketidakpastian dari berlaku spontan. Tapi toh, anak dapat belajar
dari kedua risiko tersebut.
- Kasih
Sayang yang Mendisiplinkan, Anda dapat mendisplinkan anak melalui kasih sayang. Dan
sesekali biarkan ia melalui sebuah kesulitan untuk mempelajari kasih sayang.
Lewat kasih sayang anak akan ikut menyatu dengan orang lain dan dapat merasakan
penderitaannya sendiri.
- Memaknai
Peristiwa, Tanyakanlah makna dari setiap peristiwa yang dilalui atau
dilihatnya. Seorang pendeta Tibet mengatakan, "Kita dapat menemukan makna hidup
hanya dengan meminum segelas air jika kita melakukannya dengan semangat yang
benar.
- Dekatkan
anak pada alam.
- Bacakan
dan mengingat syair atau ayat kitab suci yang menggugah kesadaran anak.
- Dorong
anak untuk merasakan kekuatan untuk berubah menjadi yang lebih baik.
- Diskusikan
dengan anak mengenai apapun yang dilakukannya.
- Tanamkan
nilai-nilai (values) agar ia memiliki keteguhan hati dan tetap menyadari bahwa
ada banyak jalan lain menuju kehidupan.
Penghambat Perkembangan Pintar Spiritual
Setiap anak punya kemampuan untuk mengembangkan kepintaran
spiritual. Namun kepintaran ini juga dapat turun kualitasnya-bahkan
terhambat-jika anak mengalami hal-hal berikut:
-
Tidak
mendapat cukup kasih sayang dari orangtua.
- Orangtua
terlalu memberi target dan beban berlebih pada anak.
- Pola
pendidikan yang terlalu mengekang dan protektif.
- Anak
terlukai bathinnya, karena merasa terasing, dan tak berharga.
Hal-hal di atas dapat membuat anak tak ingin mengembangkan
beberapa bagian positif dari dirinya sama sekali. Atau, mengembangkan beberapa
bagian tapi tidak proporsional atau dengan cara yang negatif.
Disadur dari buku Pintar
Spiritual
- editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals