Kepintaran spiritual sudah ada
sejak seseorang dilahirkan. Namun, kepintaran ini kualitasnya dapat naik dan
turun. Maka kepintaran ini harus terus ditumbuhkan, dengan
melihat keterampilan-keterampilan yang menjadi bagian
kepintaran ini. Apa sajakah?
TITIK TUHAN
Tahukah Anda, bahwa kepintaran spiritual sudah ada sejak
seseorang dilahirkan? Oleh karena itu sesungguhnya kepintaran ini dapat
dikembangkan. Menurut para ahli saraf otak manusia memang sudah dirancang untuk
demikian.
Penelitian yang dilakukan William D. Singer, MD tahun 1990-an menunjukkan bahwa ada proses saraf dalam otak yang dikhususkan untuk menyatukan dan memberi arti terhadap pengalaman-pengalaman
yang dilalui seseorang. Proses itu ‘mengikat’
pengalaman-pengalaman seseorang menjadi satu kesatuan.
Penelitian Singer ini memberi petunjuk
pertama mengenai adanya jenis ketiga pemikiran. Yakni ‘unitive thinking. ’ Sebelum Singer, hanya diketahui dua bentuk organisasi saraf otak, yakni IQ.
Yang ini menghubungkan saraf-saraf secara serial dan membuat
otak mau mengikuti aturan, untuk berpikir logis, rasional, dan sistematis.
Bentuk organisasi kedua adalah EQ. Yakni saluran saraf yang dikendalikan oleh
emosi atau kebiasaan yang kita bangun.
Saraf-saraf dimana ‘unitive
thinking’ itu bersemayam, dikenal dengan
sebutan ‘Titik Tuhan’ (God Spot). Meski menyebut kata Tuhan, kelompok saraf ini ini tak ada
kaitannya dengan hal-hal yang bersifat keagamaan. ‘Titik Tuhan’ ini untuk
menunjukkan bahwa otak manusia sensitif terhadap makna dan nilai-nilai yang dalam.
Titik Tuhan dalam otak manusia merupakan pusat spiritual
yang sudah dimiliki manusia sejak lahir dan terletak di antara jalinan- jalinan
saraf dalam temporal lobe-cuping di sekitar daerah kening di otak.
Pada scan yang dilakukan dengan
menggunakan emisi positron, area ini bersinar ketika subyek penelitian
(relawan) diekspos ke diskusi topik-topik mengenai makna spiritual ataupun
keagamaan.
Tapi jika membicarakan tentang
aturan-aturan dalam agama tanpa membicarakan maknanya, ‘Titik Tuhan’ itu tidak
bersinar. Nah, Anda pun bisa ‘memantik’ titik itu di kepala anak-anak Anda.
Bila ini Anda biasakan, mereka akan lebih pintar dalam bidang spiritual-hati
nurani maupun agama.
JADILAH ORANGTUA SPIRITUAL
Adanya "Titik Tuhan" dalam otak manusia, membuat orangtua dapat
mengembangkan kepintaran spiritual si kecil. Anda bahkan dapat memulainya sejak
awai kehidupan (dalam kandungan).
Setelah lahir, kenalkan anak dengan keberadaan Tuhan
melalui berbagai ciptaannya. Selanjutnya, ajaklah mereka untuk merasakan
pengalaman batin yang bersifat spiritual. Anda takkan mengira efeknya, kelak si
kecil akan lebih tahan banting ketimbang Anda.
Anda dapat mengenalkan keberadaan Tuhan dengan perantara
alat atau cara yang dapat merangsang otak janin. Anda dapat memilih, alunan
musik, lantunan ayat-ayat suci, pembacaan cerita-cerita yang punya makna
spiritual, dan sebagainya. Latih juga mereka untuk mempelajari elemen-elemen
dasar kepintaran spiritual saat mengeksplorasi dunia imajinasi. Misalnya, ajak
anak memahami makna simbolik saat Anda mendongeng atau bercerita.
Ketahuilah, dalam menumbuhkan kepintaran ini anak akan
melontarkan banyak pertanyaan, pendapat, dan imajinasi yang harus disikapi
dengan bijak. Kepintaran spiritual hanya dapat diperoleh anak di lingkungan
yang sarat dengan cinta, kepedulian dan kehangatan.
Jiwa anak-anak, tambah Prof. DR. Komarudin Hidayat,
intuitif dan terbuka secara alami, maka orangtua dan guru hendaknya
selalu memelihara dan memupuk spiritualitas anak. "Caranya, melalui perkataan,
tindakan, dan perhatian pada indahnya alam.
Pada matahari terbit, pada awan yang berarak-arakan, pada
langit biru, atau pada burung terbang. Bawalah anak-anak memperhatikan perilaku
alam yang akan mengundang ketakjuban anak terhadap keindahan alam. Di mana ada
ketakjuban, di sana ada spiritualitas," kata Komaruddin dalam seminar "Meningkatkan Kecerdasan Anak."
Anak-anak
memiliki hati polos dan bening. Segala yang tampak biasa akan menjadi
indah dan mengundang ketakjuban, jika dilihat dengan hati yang bening dan sikap
santun, serta cinta pada alam dan kehidupan. Dengan merawat spiritualitas anak,
orangtua akan membantu mereka menatap dan mendesain masa depan dengan tatapan
yang bening, optimis, dan yakin.
Disadur dari buku Pintar Spiritual
-
editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals