Koleksi, Harta Karun, dan Kreasi

Rabu, 25 Januari 2012 00:00 WIB | 3.878 kali
Koleksi, Harta Karun, dan Kreasi Ada sesuatu dalam aspek gerakan kesederhaan yang membuat saya merasa sedikit "dingin".Tentu saja saya ingin rumah saya teratur. Saya berjuang untuk menyingkirkan kekacauan di tengah kehidupan keluarga yang sibuk. Jika segala sesuatu sudah ada tempatnya, saya merasa lebih damai; dan setelah rumah saya dibersihkan, saya mengalami pembaruan spiritual yang membuat saya tanpa sadar mengucap "Terima kasih, Tuhan".

Namun, di dalam keteraturan itu dibutuhkan ruang bagi daya gerak yang dapat mendukung jiwa seluruh anggota keluarga—benda-benda yang punya cerita, kreasi yang dibuat oleh tangan-tangan mungil, benda-benda dari alam, koleksi yang dikumpulkan bertahun-tahun, foto-foto yang menggugah kenangan. Dengan menghormati apa yang memberi makna bagi kita, kita menciptakan rumah yang dapat mendukung keluarga dan melindungi kita pada masa-masa sulit.

Yani, ibu tiga anak, menemukan hubungan dengan masa kanak-kanaknya melalui koleksi dapurnya: “Kami mempunyai banyak koleksi peralatan dapur sebab anak-anak dan saya memasak bersama-sama—mangkuk-mangkuk tua ibu saya, penggiling daging nenek saya, tempat mengaduk mentega dari rumah pertanian ayah saya pada masa kanak-kanaknya. Kami menggunakan dan memamerkan harta karun ini. Dapur kami jadi penuh sesak, tetapi rasanya nyaman berada dalam ruangan dengan benda-benda yang punya makna ini.”

Sebuah keluarga yang saya kenal membangun satu ruangan khusus di rumah mereka untuk dijadikan pusat pameran, sebuah museum mini untuk harta kekayaan dan peralatan hobi anak-anak mereka. Mereka mengangku: tulang-belulang ikan paus yang mereka temukan di pantai dan menyusun kembali kerangkanya di ruangan itu. Kebanyakan kita merasa beruntung jika dapat membenihkan rak untuk tempat memajang temuan anak-anak. Keluarga saya menjadikan kusen jendela dapur sebagai pusat pajangan. Kami telah mengumpulkan banyak batu hitam berkilau yang tampak mistis karena ada garis putih yang melingkarinya saat ka mi mengadakan perjalanan liburan ke Maine.

Sederhana memang penting, tetapi hendaknya kita tidak mengabaikan intisari sukma kita. Semoga gagasan-gagasan berikut ini dapat menggugah visi dalam rumah tangga Anda.

Disadur dari buku SQ untuk Ibu, Penulis: Mimi Doe, Penerbit KAIFA


Yuk Bagikan :

Baca Juga

Anak Marah, Atasi dengan Cara Ini
Selasa, 01 November 2016 16:27 WIB
Mengenalkan Allah pada Anak dengan Cara Sederhana
Selasa, 11 Oktober 2016 10:50 WIB
Ukhti Mau Mahar Apa?
Senin, 10 Oktober 2016 11:18 WIB