Para ahli mengenai waktu, jawara organisasi, dan para penceramah
publik mengajarkan hal yang sama tentang usaha membuat hidup lebih teratur:
menyerahkan tanggung jawab. Namun, kepada siapa, jerit
saya dari tempat saya membaca, saya harus menyerahkan tanggung jawab
itu? Pekerjakan seseorang untuk melakukan "pekerjaan" yang tidak ingin Anda
kerjakan, kata mereka. Lagi-lagi, saya melemparkan majalah atau buku yang saya
baca dan bertanya-tanya, bagaimara kita sanggup membayar pekerja yang dapat
menyelesaikan daftar tugas yang tak habis-habisnya dalam rumah tangga yang
sibuk? Pasukan pekerja saya terdiri dari dua orang gadis kecil, seekor anjing,
seekor kucing, dan seorang suami yang sebenarnya sangat siap
membantu, tetapi tidak punya waktu.
Saat anak-anak masih kecil, saya akan mengenakan
jas hujan, dengan kerah berdiri, meraih notepad, dan berbicara dengan aksen misterius. "Pemeriksa kamar
sudah datang," kata saya. "Waktu untuk memeriksa kamar." Gadis-gadis itu akan
berhentikan melakukan apa pun yang sedang mereka kerjakan dan dengan riang
gembira lari ke kamar mereka untuk merapikannya sebelum pemeriksa kamar tiba.
Pemeriksa kamar bahkan suka bertamu untuk memeriksa kamar di rumah kawan-kawan
mereka sesekali.
Sayangnya, anak-anak sudah tidak takut lagi pada
pemeriksa kamar. Sekalipun begitu, saya ingin mereka bangga
dengan rumah mereka dan berperan serta sebagai anggota keluarga yang aktif.
Yang juga termasuk prioritas saya adalah membebaskan rumah dari handuk basah
yang tercecer di lantai antara kamar mandi dan kamar tidur.
Saya ingin, anak-anak memahami bahwa rumah yang
bersih dapat membebaskan pikiran mereka dari gangguan dan memungkinkan mereka
untuk menjadi kreatif dan intuitif. Membersihkan rumah yang berantakan
merupakan alkimia zaman modern dan dapat mengubah hidup kita, tetapi bagaimana
saya dapat memotivasi keluarga saya untuk menyingsingkan lengan baju dengan
penuh semangat sehingga mereka dapat merasakan aliran energi kehidupan yang
kuat?
Saya memutuskan untuk minta nasihat kepada para
peserta lokakarya dan pelanggan berita berkala (newsletter) saya.
"Bagaimana anak-anak Anda membantu mengerjakan tugas rumah tangga?"
Gagasan-gagasan kreatif mereka telah membantu memecahkan masalah tugas rumah
tangga saya. Bukannya harus merengek untuk minta bantuan sederhana, tugas rumah tangga justru menjadi sesuatu yang menarik di sini.
Oya, saya telah memasang gantungan di pintu kamar mandi
untuk handuk basah.
Inilah sebagian saran mereka
"Jika anak-anak membiarkan
mainan dan pakaian mereka berceceran di dalam rumah, barang itu dimasukkan ke
penjara. Saya meletakkan catatan di kamar anak, yang bunyinya, Tolong, aku
sandal merahmu dan aku ada di penjara.’ Anak boleh memilih: membiarkan barang
itu menjalani masa tahanan (beberapa hari) atau membebaskannya
dengan mengerjakan tugas yang saya berikan."
"Suami dan saya sering membuat daftar tugas
yang harus dikerjakan saat kami
pergi pada malam hari. Anak-anak membaca dan kemudian mengerjakannya saat kami
pergi. Setiba kami di rumah, mereka merasa bangga telah mengerjakan tugas-tugas
itu sendiri tanpa harus kami awasi. Cara ini berhasil sampai mereka remaja, dan
selanjutnya semua cara ini tidak jalan! Saya menghentikan segala usaha untuk
menyuruh mereka membersihkan kamar sendiri kali ini
dan memutuskan, selama tidak ada hewan atau jamur tumbuh di dalam
kamar, mereka bebas ‘memperlakukan’ kamar tersebut asalkan pintunya ditutup.
Ini sulit sekali bagi saya sebab saya senang melihat rumah yang rapi. Namun,
saya juga tidak ingin meributkan hal-hal sepele begini, yang bisa membuat
mereka kesal dan mengganggu komunikasi kami mengenai masalah yang benar-benar
penting, seperti narkoba dan seks. Tiga dari empat anak kami kini menjadi orang
yang rapi dan tidak tahan berada di rumah yang berantakan."
"Saya tidak suka mendengar
keluhan-mingguan yang berkenaan dengan pembersihan kamar, maka saya menyuruh
anak-anak memilih satu hari dalam seminggu saat mereka harus mengerjakan tugas
itu. Sekarang, tidak ada keluhan lagi! Kadang- kadang, keadaan yang berantakan
di luar hari-kerja mereka membuat saya senewen, tetapi saya menghibur diri
bahwa pada hari-kerja mereka nanti, semua itu akan dibereskan!"[]
Disadur
dari buku SQ untuk Ibu, Penulis: Mimi Doe, Penerbit KAIFA