8.
Segalanya Harus Jelas
Periksa
dulu, jangan-jangan anak jadi lambat karena ada masalah dalam memahami apa yang
harus ia kerjakan. Karena itu, buatlah segalanya jelas. Untuk anak yang sudah
agak besar, mungkin Anda bisa membuat semacam jadwal tugas mingguan. Dengan
jalan ini, Anda dan si kecil sama-sama tahu, kapan suatu pekerjaan harus
diselesaikan.
9. Hindari "Gelar" Jelek
Memang
mudah menjuluki
anak yang serba
lelet dengan
"pemalas". Bahkan secara tidak sengaja, Anda juga telah memberi label buruk bila
mengatakan, "Kamu memang selalu terlambat!" atau "Kenapa sih kamu enggak pernah
tepat waktu!" Label semacam itu lama-lama bisa merasuk dalam diri anak, lho! Lebih baik,
buat pernyataan berisi harapan-harapan Anda, misalnya, "Nak, Ibu senaaang
sekali kalau besok kamu tidak telat lagi!"
10.
Satu Perintah Satu Waktu
Anak prasekolah bisanya hanya
mampu merespons satu perintah dalam satu waktu. Karenanya, jangan membuat
permintaan dalam paragraf yang panjang. Buatlah perintah tertutup (tidak
terlalu banyak koma) yang jelas dan singkat. Misalnya, "Ambil sepatumu. Lalu
kembali ke sini. Nanti ibu beri tahu tugas selanjutnya."
11.
Lakukan Kontak Mata
Banyak anak yang "kebal" dengan
perintah yang diteriakkan dari jarak jauh, misalnya saat Anda di dapur
sementara anak di beranda muka. Anak pun jadi malas-malasan mengerjakannya.
Lebih baik, panggil dulu si kecil, atau Anda yang mendekatinya. Setelah ia
mendekat, tataplah matanya sambil memberitahu apa yang harus dikerjakan.
12. Introspeksi Diri
Sebelum "mengubah" kebiasaan lamban si kecil, cobalah merenung lebih
dulu. Apakah Anda termasuk orang tua yang "supersibuk" karena terlalu banyak
pekerjaan? Selalu terburu- buru? Jika ya, jangan-jangan sikap lamban si kecil
merupakan tanda-tanda bahwa Andalah yang harus mengurangi "kecepatan".
13.
Diskusikan Rencan-rencana Anak
Pada anak usia sekolah, Anda bisa
menanyakan apa rencana mereka. Misalnya, "Nah, gimana Sayang? Nanti sore ada acara TV kesenanganmu, padahal kamu punya PR yang harus
diselesaikan. Apa yang akan kamu kerjakan?" tindakan semacam ini membantu anak
belajar bertangung jawab. Ia pun jadi lebih termotivasi untuk menyelesaikan
tugasnya, agar bisa segera beralih pada hal- hal yang disukainya.
14.
Permainan Adu Cepat
Anak kecil
biasanya senang sekali diajak adu cepat atau "balapan" melawan orang dewasa.
Nah, jika Anda sedang terburu-buru, katakan saja, "Coba, seberapa cepat kamu
minum susu ini. Ibu hitung pakai jam, ya!" Tentu saja Anda butuh stopwatch atau jam dengan hitungan
detik. Bila anak sukses memenangkan permainan ini, jangan lupa memuji, "Wow!
Sepuluh detik! Cepat sekali! Lama-lama, Anda bisa lho menyuruh anak melakukan
sesuatu dengan cara ini, "Ibu hitung sampai tiga, kamu lari dan ambil sepatumu,
ya!" •
Disadur dari buku Mari Bersekolah - editor Deni Karsana - Wyeth Nutritionals