Ketika anak-anak kita masih kecil dan anak lain menyakiti mereka,
kita ikut campur dan berusaha melerai. Seorang batita mendorong batita kita dan
kita berjongkok agarwajah kita sejajar dengan wajahnya dan berkata dengan
tegas, "Jangan begitu, itu tidak baik." Namun, setelah mereka bertambah
besar, kita tidak dapat ikut campur dan menyelesaikan masalah.
Minggu lalu, cukup menyakitkan bagi putri saya
ketika sahabatnya melukai hatinya. Saya tidak bisa berteriak, "Jangan,"
atau mendatangi dan menuntutnya bersikap lebih manis dan tidak lagi mengucapkan
kata-kata yang menyakitkan. Saya ingin mengangkat telepon dan meminta agar seseorang, entah ibu anak itu, atau gurunya, mau membereskan masalah ini. Saya ingin memutar balikjam dan menyuruh gadis yang telah
kami ker,=
begitu lama ini agar menarik kembali kata-katanya
yang tidak pantas dan tindakannya yang
menyakitkan hati. Saya ingin membungkus putri saya yang manis dan rapuh ini dengan kapas merah jambu dan melindunginya dari rasa sakit.
Sebagai gantinya, sayalah yang maju, membuka
kedua tangan saya untuk memeluknya, menceritakan berbagai permasalahan dengan kawan-kawan pada masa kanak-kanak saya, meyakinkan dia bahwa dia selalu didukung oleh spiritualitas. Kami meneguhkan diri bersama-sama untuk mendapatkan penyelesaian positif, kami membahas berbap strategi untuk menjalin persahabatan baru, dan akhirnya kami menemukan jalanyang
dengan cara itu dia dapat mengungkapkan sakit
hatinya secara langsung kepada kawannya. Saya
mengingatkan dia bahwa tidak ada orang atau keadaan yang dapat menyingkirkan kegembiraan yang telah dipersiapkan Tuhan untuknya. Namun, masih ada bagian
diri saya yang ingin menjegal "bekas sahabat"
ini saat dia dengan riang melompat-lompat ke sekolah,
bergandengan tangan dengan sahabat barunya.
Kinilah saatnya saya bisa membantu Elizabeth membongkar kotak
peralatan
spiritualnya dan menjalani sakit hatinya hari ini.
Saya dapat menyediakan rumahyang mendukung,
memberikan landasan dan tenaga baru saat dia datangdalam keadaan babak-belur dari dunia di luar sana.
Saya merasa sakit melihat luka hatinya, air
matanya yang asin pada malam hari,dan kekecewaannya.
Kakaknya mengingatkan saya bahwa penting bagi Elizabeth
untuk
mengatasi sendiri masalah ini sebab dia membutuhkan
banyak latihan sebelum naik kelas enam,
yang pada saat-saat itu hal-hal semacam ini terjadi setiap hari. Sarana, strategi, dan dukungan yang kita berikan kepada anak-anak kita untuk menghadapi ha
1 yang tampaknya seperti luka kecil akan dapat membantu mereka mengatasi permasalahan yang tak terelakkan dalam pertumbuhan mereka.
Disadur
dari buku SQ untuk Ibu, Penulis: Mimi Doe, Penerbit KAIFA