"Setiap kali ganti
baju, anak saya rewelnya minta ampun!" keluh Ny. Rita. "Ia tak pernah mau memakai baju
dan celana yang
saya pilihkan. Padahal, menurut saya, baju dan celana
itu yang paling serasi
ia pakai. Kenapa,
ya?"
Memang, sih, keinginan Ny. Rita itu wajar sekali. Namun serasi menurut kita, belum tentu menurut
si kecil, kan? Nah, agar tak terjadi lagi "pemberontakan" si kecil, sekaligus
agar kekesalan orang tua berkurang, tips di bawah ini mungkin dapat membantu.
1. Biarkan Anak Memilih
Tawarkan padanya satu pilihan di antara dua atau tiga pilihan yang
kita anggap serasi dipakai anak. Jika ia memilih pakaian lain yang bukan pilihan kita, cobalah kompromi. Jika si anak tetap
meminta pakaian yang dia inginkan, turuti saja. Jangan kita memaksanya untuk
menuruti selera kita.
Ketika membeli pakaian, biarkan si kecil memilih yang
ia sukai. Meskipun tidak menjamin kelak ia akan dengan senang hati mengenakan
pakaian pilihannya sendiri, setidaknya itu memudahkan kita untuk membujuk agar
ia mau mengenakan pakaiannya. Biarkan lemari pakaian si kecil penuh dengan
pilihan. Karena bagi anak balita, hal itu malah menyenangkan.
2. Puji Pilihannya
Puji si kecil jika ia mendapatkan pilihannya. Tapi jangan
mengkritik jika menurut kita, ia tidak pas memilih pasangan baju dan celana.
Berikan saran jika ia merasa bingung. Misalnya, "Baju bergaris-garis biru itu
pas lho kalau dipakai sama celana pendek biru." Si kecil nantinya akan belajar
estetika berpakaian sambil mengembangkan gayanya sendiri.
3.
Tak Perlu Malu
Tak perlu takut atau malu jika si kecil suka memakai pakaian yang
menurut kita "norak". Tak perlu takut ia mendapat cemoohan temannya, atau kita
disindir orang tua lain. Keanehan-keanehan berpakaian biasanya berangsur berkurang, seiring
dengan bertambahnya usia si kecil.
4.
Bersikap Lembut
Sebelum memulai proses
berpakaian, bangkitkan dulu naluri keibuan kita agar
perasaan menjadi lembut. Jagalah agar mood
tidak sedang kesal atau marah. Jika selama ini
memakaikan baju sungguh membuat kita capek, perasaan keibuan akan membantu
menenangkannya.
5.
Ajak Bercakap-cakap
Sementara kita mengenakan pakaian kepada si kecil, alihkan
perhatiannya dengan bercakap-cakap tentang apa yang ia lakukan. Bisa juga kita
berjanji main bersamanya sore hari nanti, atau bercerita tentang hujan di luar jendela.
6. Buatlah Permainan
Agar si kecil tidak
memberontak, buatlah permainan saat mengenakan pakaian. Misalnya, "Ciluuuk,
baaaa," saat kita memasukkan kerah leher melalui kepalanya, atau "Mana ya, ta-
ngan anak Mama?" saat memasukkan tangannya ke lengan baju. Permainan "petak
umpet" ini dapat mengalihkan perhatian si anak, dan membuatnya gembira.
7. Lihat Ekspresi
Balita seringkah belum
mempunyai bahasa yang memadai ituk mengungkapkan ketidaksenangannya. Mereka
belum ipat menyatakan apakah suka dengan pakaian yang dikenakan au tidak.
Mereka hanya bisa menyatakannya dengan ekspresi au bahasa tubuh. Dengan mudah
mereka akan menangis ketika veater yang dipakai terasa gatal, atau jins yang dipakai terasa iku.
Jika si kecil punya perasaan yang peka terhadap pakaian ng dipakainya, berilah
ia pakaian dari bahan yang lembut, nya- an, dan cukup longgar.
8.
Ajak Si Teddy
Si kecil akan lebih suka kalau saat ganti pakaian, ia juga boleh
engenakan pakaian kepada orang lain.
Misalnya, mengenakan ju untuk si beruang Teddy. Jika hendak memakai cara ini, ten- nya kita juga harus mempunyai
baju untuk si Teddy, yang jdah bagi si anak untuk memakaikannya.
9. Biarkan Ia Berpakaian Sendiri
Si kecil mungkin mau berpakaian kalau ia melakukannya idiri. Malah
lebih mudah, bukan? Kita tinggal memberi con-
1, bagaimana caranya memakai kaus. Atau membantunya me-
enakan sepatu untuk kaki kanannya. Setelah itu minta Dadanya untuk memakai
sepatu kirinya sendiri. Hindari pa- an yang banyak kancing. Selain dapat
membingungkan, juga mperlambat upaya si kecil mengenakan pakaiannya sendiri. •
Disadur
dari buku Akrab dengan Si Kecil - editor Deni Karsana
- Wyeth
Nutritionals