Gemas deh, melihat si kecil maunya naik tangga, meloncat dari kursi, atau berlari di lantai yang baru saja dipel. Anda berusaha untuk selalu ‘mengikatnya’ di stroller atau menggendongnya. Belum lagi kalau diajak jalan-jalan ke mal, maunya selalu lari menjauh dari Anda, atau tiba-tiba menarik berbagai benda di sekitarnya. Rasanya cemas kalau dia sampai jatuh atau terbentur. Akibatnya, Anda berusaha untuk selalu ‘mengikatnya’ di stroller, menggendongnya, mendudukkannya di kereta belanja ataupun memasukkannya di boks bermain. Setelah itu, Anda pun bisa melakukan berbagai aktivitas dengan lebih tenang.
Kalau Anda melakukan itu, sebetulnya Anda sudah menghalangi anak untuk tumbuh sehat dan cerdas. Jika ia tak beraktivitas, kemampuan tangan dan kakinya tidak akan terlatih, sehingga justru nantinya makin canggung dalam bergerak. Aktivitas juga memberi stimulus tambahan bagi otak untuk meningkatkan kecerdasan, bukan hanya cerdas dalam bergerak, namun juga mendapat wawasan. Aktivitas juga bisa menjadi pelepas stres sehingga meningkatkan perkembangan emosi anak. Sebaliknya, kurangnya aktivitas justru bisa membuat anak kegemukan.
Jadi, jika Anda menginginkan yang terbaik untuk anak, Anda bisa mencoba cara berikut:
1. Cari lapangan, atau taman, dan pastikan tidak ada hal berbahaya di sekitarnya. Menurut David Bernhardt, dokter anak spesialis olahraga di University of Wisconsin di Madison, membiarkan anak berada di suatu tempat yang cukup luas adalah salah satu cara terbaik untuk membuat anak bergerak.
2. Pasang CD lagu anak-anak. Berdansalah bersama mengikuti irama lagu. Terutama jika sulit pergi keluar rumah (misalnya karena anak sakit atau hujan deras atau si kecil mengamuk karena bonekanya hilang).
3. Jalan bersama keliling kompleks, menyiram tanaman sambil main air, mengajaknya ikut membersihkan kaca jendela, yang penting ia ikut bergerak.
4. Isi penuh kolam plastik anak dan biarkan mereka bersenang-senang. Atau biarkan mereka meloncati berbagai benda yang ada di ruang bermain. Anda tinggal mengawasi dan meneriakkan yel-yel dukungan.
5. Libatkan ia dalam kelas aktivitas bagi anak seusianya. Ada berbagai ‘sekolah’ atau tempat beraktivitas bagi anak yang menyediakan berbagai permainan gym dengan pengawasan guru berpengalaman. Sudah tentu tujuannya bukan untuk mencetak anak sebagai juara olimpiade, tapi sebagai sarana aktivitas anak.