Suara apa, tuh?
Bayi Anda sudah bisa mendengar begitu dia lahir. Tapi, suara yang dia dengar awalnya hanya berupa ocehan tanpa arti. “Pendengaran adalah indra yang berkembang seiring waktu dan pengalaman,” kata Gail Whitelaw, Ph.D., pimpinan the American Academy of Audiology di Reston, VA. Inilah yang bisa Anda harapkan mengenai kemampuan pendengaran si kecil:
Lahir – 4 bulan
Bayi Anda akan kaget-kaget oleh bunyi-bunyian yang keras. Tapi, ketika berusia 2 bulan, ia akan diam bila mendengar suara yang dikenalnya. Anda bisa membantunya dengan mengajaknya bicara, menyanyi, dan membacakan cerita. Pada tahap ini, Anda meletakkan dasar bicara bagi dia, yang bergantung pada pendengaran dan peniruan suara.
4 – 6 bulan
Bayi Anda mungkin akan menoleh untuk mendengar dari mana suara berasal. Dia mungkin juga akan mengoceh dan terkekeh. Anda bisa membantu dengan memperkenalkan berbagai bunyi kepadanya. Ini saat terbaik untuk memberi dia kotak musik, memainkan musik lembut untuknya, atau menghasilkan bunyi dari ketukan sendok di piring makannya.
6 – 9 bulan
Bunyi-bunyian mulai punya arti bagi dia. Jadi, dia mulai meniru suara yang didengarnya. Suara ocehannya mulai terdengar seperti “baba” atau “gaga”. Itulah tahap awal baginya untuk mengucapkan kata-kata yang sebenarnya. Anda bisa membantu dengan memperjelas apa yang dilihatnya. Ayo, kita lihat burung merah di luar. Itu untuk menunjukkan bahwa kata-kata Anda ada hubungannya dengan obyek tertentu.
9 – 12 bulan
Dia mungkin menggunakan kata-kata dasar seperti “mama” atau “nggak”. Dia ingin meniru Anda, jadi dia mungkin saja langsung berjoget bila mendengar suara musik. Sama seperti Anda, kan? Anda bisa membantu dengan menunjukkan bahwa Anda bangga akan kata-kata yang sudah coba ia ucapkan. “Ya, itu guk-guk.”
Bila Anda khawatir si kecil belum mencapai tahapan seperti di atas, konsultasikan dengan dokternya mengenai kemungkinan pemeriksaan lebih mendalam. Asal tahu saja, tak semua kasus kehilangan pendengaran merupakan bawaan sejak lahir.
Sumber: Parenting.co.id