Lebih dari itu, bukankah Allah SWT juga mengajarkan manusia antara lain metode berkisah dalam al qur’an? Surat-surat pendek yang kita baca seperti Al Lahab atau Al Fiil, menjadi petunjuk bagi kita lewat kisah-kisah di dalamnya. Bahkan, Allah menurunkan surat Al Qashash yang artinya kisah-kisah.
Khozin Abu Faqih, pengajar di Ma’had Al Imarat, Bandung, menegaskan bahwa hampir sepertiga isi al-quran adalah kisah. Mulai dari kisah tentang manusia pertama, hingga kisah tentang para nabi dan orang-orang shaleh. Ini membuktikan, kisah memiliki peran yang luar biasa. Jika Allah SWT mendidik manusia dengan metode al qur’an, mestinya orang tua pun mendidik anaknya dengan metode al qur’an pula.
Ternyata, kisah-kisah dalam al qur’an pun memiliki arti tersendiri bagi Rasulullah SAW. Sebagai manusia mendapat perlawanan keras dari kafir Quraisy, tentu Rasul pun pernah merasa kesedihan. Namun, lewat kisah yang Allah sampaikan lewat al qur’an, misalnya kisah tentang nabi Nuh yang dimusuhi kaumnya, Rasulullah SAW akhirnya merasa terhibur karena nabi-nabi terdahulu pun mendapat cobaan yang sama. Selain untuk menyemangati diri, Rasul beberapa kali menggunakan kisah untuk menyampaikan nilai-nilai agama pada para sahabat.
Ada ibrah (pelajaran) dibalik kisah, inilah poin penting yang diambil Ustadz Khozin dari sebuah kisah. ”Al qur’an memang bukan kitab kisah, tapi kitabun hidayah. Kitab petunjuk. Tapi kisah dalam Al qur’an menjadi sarana penyampai sebuah makna”, tambah pria yang aktif di Yayasan Fitrah Insani, yayasan yang bergerak di bidang pendidikan ini.