Sebagai seorang Direktur Pelaksana sangat wajar bila ukuran ruang kantor Elly lebih besar diantara ruang yang lainnya. namun ternyata ruang kerja Elly adalah ruangan yang paling mungil yang ada di dalam kantor yang terletak di Jalan Dewi sartika No. 188 Cawang, Jakarta Timur.
Apa saja kegiatan anda sekarang?
Kegiatan saya sekarang adalah mengisi workshop di berbagai institusi, sekolah swasta dan lain sebagainnya. Praktiknya, dalam seminggu ada 2-3 kali saya mengisi di berbagai workshop tersebut.
Wah, tampaknya Anda sangat sibuk. Lantas, bagaimana Anda mengatur waktu untuk keluarga?
Bila saya di rumah, saya tidak akan membawa persoalan di luar ke dalam rumah. Bahkan oleh suami, bila saya di rumah maka saya tidak boleh'buka' komputer, karena disana ada kerjaan-kerjaan saya. jadi kalau saya ada di rumah, ya harus konsentrasi mengurus keluarga saja, tidak memikirkan hal yang lain.
Bagi orang yang belum berpengalaman, mungkin akan terasa sulit membagi diri dengan tidak memikirkan pekerjaan di luar dengan suasana di dalam rumah. Namun bagi Elly yang telah malang melintang di dunia Prenting sejak dua puluh tahun yang lalu, segalanya berbeda.
Sejak kapan Anda mulai terjun di dunia parenting ini?
Saya sudah terjun dalam dunia parenting kira-kira sudah 20 tahun, tepatnya sejak tahun 1986 mulai mengajar TK di Honolulu, Amerika Serikat. Atau bila mau mundur lagi, saya itu sudah mulai mengisi kolom Psikologi di Majalah Sarinah pada tahun 1978.
Apa sing yang membuat Anda tertarik bergiat di bidang Parenting
Saya merasa dilahirkan untuk mencintai anak-anak. Selain itu, ada alasan lain, saya sudah tidak punya ibu dari kecil, sejak umur lima tahun atau enam tahun. tapi saya punya ibu pengganti dan dia 'psikolog' saya. Beliau dan keenam teman-temannya telah bergiat di bidang parenting pada jamannya. Bayangkan saja, sejak tahun 1955, di suatu kota kecil di Aceh Selatan mereka membuat kursus kepandaian putri seperti menjahit, menyulam bahkan menerbitkan bulletin itu sendiri dengan alatnya yaitu sebuah mesin yang dijalankan dengan cara diputar waktu itu.
Ternyata, adanya figuritas dan teladan yang baik inilah yang membuat Elly merasa harus berbagi dengan sesama. Elly kecil belajar banyak sekali dari ibunya ini, bukann hanya dengan cara melihat saja, tapi ia sendiri diajarkan untuk dapat mengerjakan segala sesuatu yang ibunya kerjakan dan bukan dididik untuk menjadi penonton saja.
Apa saja sih yang Anda dapatkan dari Ibu Anda itu?
Saya banyak belajar dari beliau. saya juga bisa menjahit karena beliau, sejak kecil saya sudah diikutsertakan dalam kegiatan beliau. Intinya saya belajar parenting dari beliau. Beliau itu aktif di Aisiyah, organisasi kewanitaan Muhammadiyah. Selain keterampilan menjahit, saya sudah dibiasakan aktif untuk tampil di muka umum oleh ibu.
Pada setiap acara rapat sekolah, saya selalu kebagian tugas untuk menghibur ibu-ibu dengan lagu-lagu dari berbagai bahasa. Seperti bahasa Arab, Jepang dan aneka bahasa lainnya. Beliau yang mengajarkan pada saya dan hingga saat ini saya masih hapal semua lagu-lagu itu dan saya pun menyanyikannya kepada anak-anak saya.
Dalam sesi wawancara ini, tidak disangka Elly menyanyikan beberapa buah lagu yang pernah ia nyanyikan pada acara ibu-ibu tersebut di hadapan Auladi. Elly, ibu yang multi talent ini selain jago bercas cis cus di depan forumdan khalayak ramai, ia juga ternyata pandai membordir, menyulam, sampai membuat sarung bantal. (bersambung...)