Hati-Hati Dikursi Tertinggi

Kamis, 31 Mei 2012 11:37 WIB | 5.287 kali
Hati-Hati Dikursi Tertinggi Di kantor seorang sahabat yang cara kerjanya demikian mengagumkan dan hampir sempurna, ada sebuah kejadian menarik yang layak jadi cerita menarik. Kendati boss di perusahaan ini bekerja dengan cara demikian sempurna dan demikian mengagumkan, ternyata sekretarisnya bekerja dengan cara sebaliknya. Ketika dimintai tolong untuk mengetik, banyak yang salah ketik. Tatkala dimintai untuk kirim fax dan e-mail salah. Demikian juga dengan pekerjaan lainnya: salah, salah dan salah.

Heran dengan realita kontras ini, saya bertanya ke sekretaris tadi: berapa tahun ia sudah bekerja untuk boss di atas? Ternyata ia sudah bekerja enam tahun. Tentu saja saya heran, bagaimana orang dengan cara kerja demikian bisa bertahan enam tahun di bawah boss yang hidup dan kerjanya demikian sempurna. Didorong oleh keheranan inilah, maka saya bertanya lagi: "bagaimana Anda yang cara kerjanya demikian mengecewakan bisa bertahan enam tahun di bawah atasan yang demikian sempurna?" Ternyata sekretaris tadi punya jawaban: "tapi saya punya kelebihan Pak,saya tidak bisa hamil".

Nah sebelum tertawa diklasifikasikan sebagai salah satu kegiatan teroris, sebaiknya Anda tertawa sepuas-puasnya. Dan sahabat yang tidak bisa tertawa setelah membaca lelucon di atas, saya hanya bisa minta maaf. Permohonan maaf secara khusus juga saya tujukan pada sahabat-sahabat sekretaris. Cerita di atas hanya dan hanya sekadar lelucon. Terlepas dari apakah Anda tertawa  maupun tidak, kehidupan orang-orang di kursi nomer satu adalah kehidupan yang senantiasa dikelilingi banyak orang. Sekretaris hanya salah satu pihak yang ada di sekitar orang-orang nomer satu.

Disamping dikelilingi bawahan, orang-orang nomer satu juga dikelilingi stress,tantangan, masalah dan bukan tidak mungkin juga dihadang oleh kejatuhan. Dalam pengandaian seorang rekan, kehidupan seorang CEO adalah kehidupan yang penuh dengan perang. Ada perang melawan kemunduran, perang melawan ketidakjujuran,perang melawan kekotoran, dan perang-perang lainnya. Dalam beberapa keadaan,bahkan rela tumbang dari kekuasaan hanya untuk melindungi prinsip yang harus dilindungi.

Oleh karena alasan itulah, maka bayaran untuk kursi nomer satu ini hampir selalu paling mahal di tempat masing-masing. Di negara-negara maju, ada standar untuk ini.Akan tetapi, di negara lain apa lagi di mana semuanya masih serba tertutup, orang masih menentukan gaji CEO secara shadow boxing alias meraba-raba. Sehingga jika ditanya berapa layaknya kursi tertinggi dihargai, hanya kebingungan dan ketidak jelasan yang rajin berkunjung.

Membicarakan tingginya gaji orang teratas memang menarik. Apa lagi di zaman dimana atribut-atribut luar demikian dihargai dan dikagumi. Akan tetapi, di tengah kebingungan dan ketidak jelasan angka, mungkin ada manfaatnya untuk berpikir agak lain. Di tingkatan ini, bisa jadi ada gunanya merenungkan apa yang pernah ditulis Krishan Chopra (Ayah kandung Deepak Chopra) dalam The Mystery and Magic of Love: "money and power will not save your soul, it will only boost your ego,which bringsmisery in the long run". Dengan kata lain, harta dan tahta tidak akan menyelamatkan jiwa Anda, ia hanya akan meningkatkan ego yang pada akhirnya menciptakan penderitaan dalam jangka panjang.

Bagi pencinta-pencinta harta dan tahta, pendapat terakhir mungkin mudah mengundang cibiran bibir. Bahkan curiga, kalau pendapat di atas hanya diyakini oleh orang-orang yang "terpaksa" harus bersyukur dengan kegagalan dan keterbatasan materi. Boleh saja ada yang berkeyakinan demikian. Dan izinkan saya bertutur serangkaian kejadian yang pernah lewat di depan mata. Dalam sebuah resepsi pernikahan, saya sempat terkejut melihat seorang bankir yang dulu amat berkuasa ketika masih menjabat di sebuah bank yang amat berpengaruh, tiba-tiba datang ketempat pernikahan dengan cara dipapah. Wajahnya lesu, pucat, tidak berdaya. Yang jelas, mengundang rasa kasihan tidak sedikit orang. Dan yang lebih menyentuh lagi,tokoh yang biasa dikelilingi banyak orang di tempat ia berkuasa dulu, hanya ditemani tukang papahnya ketika jamuan makan.

Sekarang bandingkan kehidupan terakhir dengan kehidupan orang yang bau harumnya masih terasa jauh hari setelah badan kasarnya dijemput kematian.Sebutlah tokoh pemusik John Lennon yang mengetuk hati jutaan manusia lewat lagu Imagine. John Lennon memang tidak bisa menghadiri pesta pernikahan setelah meninggal, tetapi hatinya dikunjungi banyak sekali manusia. Kalau benar  pendapat seorang sahabat pensiunan orang nomer satu sebuah bank mentereng, yang mengatakan bahwa kualitas kepemimpinan sebenarnya terlihat ketika kita sudah pensiun, mungkin inilah saatnya untuk kembali pada bahasa dasar kita : hati.

Bila banyak orang bertutur kalau hati bisa menghambat perjalanan menuju kursi tertinggi, John Lennon tidaklah demikian. Kursi tertinggi (secara material maupun non material) bisa diraih dan dipertahankan melalui nyanyian-nyanyian hati. Setidak-tidaknya itulah yang dituturkan oleh kehidupan orang-orang seperti John Lennon,Konosuke Matsushita, Ibu Theresa, Mahatma Gandhi, Dalai Lama dan deretan manusia sejenis. Saya tidak sedang merayu Anda, apa lagi memaksa. Hidup Anda adalah pilihan Anda sendiri. Demikian juga dengan hidup saya. Yang jelas, Chao-Hsiu Chen dalam The Bamboo Oracle pernah menulis : "A friendly heart creates happypeople. A happy heart creates lucky people". Dalam bahasa lain, hati juga sumber keberuntungan dan kebahagiaan.

 

*Penulis: Gede Prama, Penerbit: PT Elex Media Komputindo



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Doa yang Paling Sering Diucapkan Rasulullah
Kamis, 24 November 2016 10:25 WIB
Jika Anda Begini, Istri Anda Bakal Demen
Kamis, 13 Oktober 2016 10:52 WIB
Tinggi Ilmu Namun Rendah Hati
Rabu, 28 September 2016 10:29 WIB
Empat Amalan Surga Dalam Satu Hari
Selasa, 20 September 2016 14:21 WIB