Dalam ilmu pengetahuan,
sejak dulu sampai sekarang, ruang dan waktu adalah dua
misteri besar. Kendati sejumlah film fiksi mencoba menelaah dan
menelusurinya, tetapi keduanya masih tersisa sebagai
misteri besar. Demkian juga dengan penelitian, meskipun pernah ditemukan bahwa di
tempati mana daya tarik gravitasi bumi bisa dikurangi sang waktu bisa sedikit direm perjalanannya. Namun
tetap menjadi misteri.
Dunia film dan dunia ilmu pengetahuan boleh menyebutnya sebagai misteri, namun bagi
saya waktu adalah sebuah jendela besar dari mana banyak sekali hal datang. Kejahatan,
kebaikan, kebesaran, kekerdilan, kesuksesan, kegagalan, dan bahkan Tuhan juga
datang melalui jendela yang sama. Sayang, ada banyak sekali manusia yang
membiarkan saja jendela waktu tidak berfungsi.
Pengangguran yang membuang-buang waktunya
secara percuma, pekerja yang mengeluh bahwa dirinya kelebihan waktu, pemimpin
dengan seluruh kesempatannya yang membiarkan saja, kesempatan berbuat baik lewat begitu saja, pengusaha
lengkap dengan uangnya yang membiarkan saja sang waktu lewat tanpa tanda-tanda
kebaikan yang berarti, hanyalah sebagian contoh, bagaimana jendela waktu dibiarkan
saja kosong tanpa dilewati tindakan berarti.
Cobalah menoleh ke kanan , ke kiri, ke
depan dan ke belakang, kesempatan untuk memanfaatkan jendela waktu tersedia
secara melimpah. Sampah yang dibuang sembarangan, bawahan-bawahan kita yang lama tidak kita
ajak bicara, satpam dekat rumah yang haus akan sapaan orang, petugas cleaning.service di kantor yang
sangat miskin terima kasih orang lain,
anak-anak yang jarang bertemu kita di rumah, isteri/suami
yang dilewati saja oleh kesibukan-kesibukan, buku di kantor yang lama tidak
terbaca, teman yang lama belum ditelepon, adalah sebagian peluang-peluang
tindakan berarti yang bisa lewat melalui jendela waktu. Hanya saja, baik karena
faktor khilaf tidak tahu, atau faktor lain, semua peluang ini lewat begitu saja.
Sebagai hasilnya, jadilah jendela waktu
menjadi jendela kosong, atau menjadi jendela yang dilewati hanya oleh
’makhluk-makhluk’ berbau tidak sedap. Kebencian, dendam, kemarahan yang tidak
terkelola dan liar, hanyalah sebagian dari makhluk-makhluk yang berbau tidak sedap. Namun,
dengan pongahnya mondar-mandir melewati jendela tadi tanpa pengelolaan dan
pengawasan kita. Sebagai hasilnya, mirip dengan orang yang sering kali masuk ruangan berbau
tidak sedap, maka badan dan jiwa ini juga dibuat berbau tidak sedap.
Kalau boleh jujur, inilah yang berada di
balik kehidupan banyak orang, yang tanpa dikehendaki, tidak bisa diterangkan
sepenuhnya, tidak diniatkan dan direncanakan, eh tiba- tiba meluncur ke lumpur.
Kemudian, penuh keheranan bertanya: kenapa hidup saya jadi berlumpur begini?
Andaikan banyak orang secara sengaja
membiarkan jendela waktunya dilewati oleh bau-bau harum kebaikan, mungkin
kebingungan sebagaimana pertanyaan terakhir bisa dikurangi secara sangat
meyakinkan. Dalam jangka pendek, tidak tertutup kemungkinan kalau Anda
dikatakan
bodoh, lugu
dan sejenisnya. Namun, dalam
jangka bangunan-bangunan
sang jiwa sedang dibuat kokoh oleh semen, bata dan pasir-pasir kebaikan.
Kalau diselami secara agak dalam, catatan hidup sepertii inilah yang berada di balik sejumlah
konglomerat spiritual seperti Mahatma Gandhi, Buddha Gautama, Jalaludin Rumi, Santo Franciskus. Bau harum hidupnya berumur melampaui jauh lebih lama dari umur badan kasarnya. Bisa jadi, bau harum akan tercium selamanya.
Terus terang, saya iri sekali dengan kinerja hidup konglomerat-konglomerat
spiritual. Kalau mereka bandingannya, sungguh saya hanya pungguk yang
merindukan bulan. Sebagaimana juga kebanyakan orang, sejelek dan serendah apa
pun kinerja hidup kita, jendela waktu tetap terbuka buat semua orang-sekali
lagi buat semua orang.
Mengakhiri cerita tentang jendela waktu, seorang rekan yang bekerja di
Toko Buku Gramedia memberikan saya hadiah sebuah pepatah tua dari Irlandia.
Pepatah ini berjudul `Ambillah Waktu`. Ia tidak hanya bertutur apik, juga sangat inspiratif, sehingga saya
tempel di meja makan teinpat saya dan keluarga sering berkumpul. Izinkan saya
juga membaginya buat Anda.
Ambillah
waktu untuk berpikir
Itu adalah sumber kekuatan
Ambillah
waktu untuk bermain
Itu
adalah rahasia dari masa muda yang abadi
Ambillah
waktu untuk membaca
Itu
adalah sumber kebijaksanaan
Ambillah
waktu untuk berdoa
Itu
adalah kekuatan terbesar di bumi
Ambillah
waktu untuk mencintai dan dicintai
Itu
adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan
Ambillah
waktu untuk bersahabat
Itu
adalah jalan menuju kebahagiaan
Ambillah waktu untuk tertawa
Itu
adalah musik yang menggetarkan jiwa
Ambillah waktu untuk memberi
Itu adalah hari yang sangat
singkat untuk kepentingan diri sendiri
Ambillah waktu untuk bekerja
Itu adalah nilai keberhasilan
Ambillah waktu untuk beramal
Itu adalah kunci menuju surga
Dalam keheningan dan kejernihan, setelah
menyelami pepaatah tua di atas, waktu rupanya tidak hanya berfungsi sebagai jendela
tempat lewatnya banyak sekali hal. Ia sekaligus sebuah sumber air yang sangat luar biasa, tidak
akan pernah habis, dan tersedia sama buat semua orang. Persoalannya adalah, akankah kita
menggunakannya atau membiarkannya hilang ditelan angin?
*Penulis: Gede Prama,
Penerbit: PT Elex Media Komputindo