Datang Melalui Jendela Waktu

Jum'at, 27 Desember 2013 02:23 WIB | 5.768 kali
Datang Melalui Jendela Waktu Dalam ilmu pengetahuan, sejak dulu sampai sekarang, ruang  dan waktu adalah dua misteri besar. Kendati sejumlah film fiksi mencoba menelaah dan menelusurinya, tetapi keduanya masih tersisa sebagai misteri besar. Demkian juga dengan penelitian, meskipun pernah ditemukan bahwa di tempati mana daya tarik gravitasi bumi bisa dikurangi sang waktu bisa sedikit direm perjalanannya. Namun tetap menjadi misteri. Dunia film dan dunia ilmu pengetahuan boleh menyebutnya sebagai misteri, namun bagi saya waktu adalah sebuah jendela besar dari mana banyak sekali hal datang. Kejahatan, kebaikan, kebesaran, kekerdilan, kesuksesan, kegagalan, dan bahkan Tuhan juga datang melalui jendela yang sama. Sayang, ada banyak sekali manusia yang membiarkan saja jendela waktu tidak berfungsi.

Pengangguran yang membuang-buang waktunya secara percuma, pekerja yang mengeluh bahwa dirinya kelebihan waktu, pemimpin dengan seluruh kesempatannya yang membiarkan saja, kesempatan berbuat baik lewat begitu saja, pengusaha lengkap dengan uangnya yang membiarkan saja sang waktu lewat tanpa tanda-tanda kebaikan yang berarti, hanyalah sebagian contoh, bagaimana jendela waktu dibiarkan saja kosong tanpa dilewati tindakan berarti.


Cobalah menoleh ke kanan , ke kiri, ke depan dan ke belakang, kesempatan untuk memanfaatkan jendela waktu tersedia secara melimpah. Sampah yang dibuang sembarangan, bawahan-bawahan kita yang lama tidak kita ajak bicara, satpam dekat rumah yang haus akan sapaan orang, petugas cleaning.service di kantor yang sangat miskin terima kasih orang lain, anak-anak yang jarang bertemu kita di rumah, isteri/suami yang dilewati saja oleh kesibukan-kesibukan, buku di kantor yang lama tidak terbaca, teman yang lama belum ditelepon, adalah sebagian peluang-peluang tindakan berarti yang bisa lewat melalui jendela waktu. Hanya saja, baik karena faktor khilaf tidak tahu, atau faktor lain, semua peluang ini lewat begitu saja.

Sebagai hasilnya, jadilah jendela waktu menjadi jendela kosong, atau menjadi jendela yang dilewati hanya oleh ’makhluk-makhluk’ berbau tidak sedap. Kebencian, dendam, kemarahan yang tidak terkelola dan liar, hanyalah sebagian dari makhluk-makhluk yang berbau tidak sedap. Namun, dengan pongahnya mondar-mandir melewati jendela tadi tanpa pengelolaan dan pengawasan kita. Sebagai hasilnya, mirip dengan orang yang sering kali masuk ruang­an berbau tidak sedap, maka badan dan jiwa ini juga dibuat berbau tidak sedap.

Kalau boleh jujur, inilah yang berada di balik kehidupan banyak orang, yang tanpa dikehendaki, tidak bisa diterang­kan sepenuhnya, tidak diniatkan dan direncanakan, eh tiba- tiba meluncur ke lumpur. Kemudian, penuh keheranan bertanya: kenapa hidup saya jadi berlumpur begini?

Andaikan banyak orang secara sengaja membiarkan jen­dela waktunya dilewati oleh bau-bau harum kebaikan, mungkin kebingungan sebagaimana pertanyaan terakhir bisa dikurangi secara sangat meyakinkan. Dalam jangka pendek, tidak tertutup kemungkinan kalau Anda dikatakan

bodoh, lugu dan sejenisnya. Namun, dalam jangka bangunan-bangunan sang jiwa sedang dibuat kokoh oleh semen, bata dan pasir-pasir kebaikan.

Kalau diselami secara agak dalam, catatan hidup sepertii inilah yang berada di balik sejumlah konglomerat spiritual seperti Mahatma Gandhi, Buddha Gautama, Jalaludin Rumi, Santo Franciskus. Bau harum hidupnya berumur melampaui jauh lebih lama dari umur badan kasarnya. Bisa jadi, bau harum akan tercium selamanya.

Terus terang, saya iri sekali dengan kinerja hidup konglo­merat-konglomerat spiritual. Kalau mereka bandingannya, sungguh saya hanya pungguk yang merindukan bulan. Sebagaimana juga kebanyakan orang, sejelek dan serendah apa pun kinerja hidup kita, jendela waktu tetap terbuka buat semua orang-sekali lagi buat semua orang.

Mengakhiri cerita tentang jendela waktu, seorang rekan yang bekerja di Toko Buku Gramedia memberikan saya hadiah sebuah pepatah tua dari Irlandia. Pepatah ini berjudul `Ambillah Waktu`. Ia tidak hanya bertutur apik, juga sangat inspiratif, sehingga saya tempel di meja makan teinpat saya dan keluarga sering berkumpul. Izinkan saya juga mem­baginya buat Anda.

Ambillah waktu untuk berpikir

Itu adalah sumber kekuatan

Ambillah waktu untuk bermain

Itu adalah rahasia dari masa muda yang abadi

Ambillah waktu untuk membaca

Itu adalah sumber kebijaksanaan

Ambillah waktu untuk berdoa

Itu adalah kekuatan terbesar di bumi

Ambillah waktu untuk mencintai dan dicintai

Itu adalah hak istimewa yang diberikan Tuhan

Ambillah waktu untuk bersahabat

Itu adalah jalan menuju kebahagiaan

Ambillah waktu untuk tertawa

Itu adalah musik yang menggetarkan jiwa

Ambillah waktu untuk memberi

Itu adalah hari yang sangat singkat untuk kepentingan diri sendiri

Ambillah waktu untuk bekerja

Itu adalah nilai keberhasilan

Ambillah waktu untuk beramal

Itu adalah kunci menuju surga

Dalam keheningan dan kejernihan, setelah menyelami pepaatah tua di atas, waktu rupanya tidak hanya berfungsi sebagai jendela tempat lewatnya banyak sekali hal. Ia sekaligus sebuah sumber air yang sangat luar biasa, tidak akan pernah habis, dan tersedia sama buat semua orang. Persoalannya adalah, akankah kita menggunakannya atau membiarkannya hilang ditelan angin?

 

*Penulis: Gede Prama, Penerbit: PT Elex Media Komputindo



Yuk Bagikan :

Baca Juga

Doa yang Paling Sering Diucapkan Rasulullah
Kamis, 24 November 2016 10:25 WIB
Jika Anda Begini, Istri Anda Bakal Demen
Kamis, 13 Oktober 2016 10:52 WIB
Tinggi Ilmu Namun Rendah Hati
Rabu, 28 September 2016 10:29 WIB
Empat Amalan Surga Dalam Satu Hari
Selasa, 20 September 2016 14:21 WIB